Pages

Rabu, 12 Februari 2014

Pandangan Ulama Terhadap Tafsir al-Qur'an al-Adzhim karya al-Imam al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah



إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فنار



1.        Syaikh Muhammad Nasib ar-Rifa’i berkata :

“Tafsir Ibnu Katsir tidak perlu dikenal lagi karena ia nyaris merupakan satu-satunya tafsir yang ditujukan oleh pengarangnya rahimahullah sebagai tafsr yang tidak dibaurkan dengan ilmu lain. Ia hanyalah tafsir untuk tafsir. Apabila ia kadang-kadang menuturkan beberapa kaidah linguistic, ‘irab nahwu atau tujuan aspek balaghah, maka itu sangat jarang dan semata-mata itu ditujukan untuk membantu pembaca dalam memahami ayat. Dengan demikian, maksud utama dan terakhir dari tafsir itu adalah untuk disajikan kehadapan pembaca yang budiman sebagai tafsir yang hanya mementingkan penafsiran. Dengan begitu, tafsir itu diharapkan dapat mencapai tujuan yang tinggi lagi mulia, yaitu menuntukan maksud Allah Ta’ala yang terkandung dalam firman-Nya yang mulia melalui cara yang dikuasai. Oleh karena itu, Al-Mufassir Syaikh Ibnu Katsir rahimahullah menggunakan metode yang valid dan jalan ulama salaf yang mulia, yaitu penafsiran Al-Qur’an dengan Al-Qur’an, penafsiran al-Qur’an dengan hadits, dengan pendapat para ulama salaf yang shaleh dari kalangan para sahabat dan tabi’in dan dengan konsep-konsep bahasa Arab.” 



2.        Syaikh Taqiyuddin al-Hilali berkata :

“Tafsir al-Hafizh Ibnu Katsir merupakan yang terbaik di antara tafsir yang ada pada zaman ini karena ia mengandung beberapa keistimewaan yang nyaris tidak dimilik oleh tafsir lainnya. Di antara keistimewaan itu ialah ia merupakan penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an, kemudian dengan Sunnah, kemudian dengan pendapat ulama salafus shaleh dan kemudian dengan berpegang teguh pada sematik bahasa Arab. Tafsir itu tidak mengandung permusuhan diskusi, golongan dan madzhab. Ibnu Katsir memilih kebenaran dan membelanya pada siapa saja kebenaran itu berada. Dia mengajak kepada persatuan dan menjauhkan perpecahan.” [Madinah 8 Shafar 1391 H]



3.        Syaikh Muhammad Bahjah al-Baithar (Ulama Suriah) berkata :

“Sesungguhnya al-Hafiz al-‘Imad Ibnu Katsir seperti halnya Imam Muhammad bin Jarir ath-Thabari, yang memiliki keistimewaan karena telah menafsirkan al-Qur’an dengan Al-Qur’an, dengan hadits berikut sanadnya, yang berkaitan dengan makna ayat, dengan merujuk orang yang mengeluarkan hadits itu sebagai pengarang kitab shahih, sunan dan musnad dan menafsirkan dengan pendapat sahabat yang mulia dan orang yang mengikuti mereka dengan baik."



4.        Syaikh Muhammad Fahim Abu ‘Abiyyah (Ketua Delegasi al-Azhar asy-Syarif di Lebanon) berkata :

“Sesungguhnya tafsir al-Allamah Ibnu Katsir adalah tafsir terkenal dan masyhur yang ditandai dengan penjelasannya terhadap ayat-ayat al-Qur’an al-Karim dengan ayat Al-Qur’an lain nya yang berjalan pada lembahnya dan dengan hadits Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Dengan demikian, tafsir itu senantiasa menjadi sumber air tawar bagi orang-orang yang ingin memahami kitab Allah dan mendalami kedalaman dan tujuannya.” [Beirut 27 Desember 1973 M]



5.        Syaikh Ahmad Muhammad Syakir (wafat: 1377H) berkata :

“Menurut kami, Tafsir al-Hafiz Ibnu Katsir adalah kitab Tafsir yang paling bagus, indah dan lengkap setelah Tafsir Imam para ahli Tafsir, yaitu Abu Ja’far ath-Thabari. Kami tidak bertujuan membandingkan antara keduanya, atau antaranya dengan yang lainnya, karena menurut kami, tidak ada tafsir yang dapat menyamai keduanya, atau bahkan menghampirinya."



6.        Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri berkata :

"Tafsir Ibnu Katsir merupakan kitab yang paling penting ditulis dalam bab tafsir al-Qur’an, paling agung, paling banyak pula diterima dan tersebar di tengah-tengah umat ini. Karena Ibnu Katsir rahimahullah adalah seorang yang ahli tentang ilmu-ilmu al-Qur’an dan as-Sunnah, serta ilmu tentang sejarah umat-umat terdahulu dan yang akan datang, ditambah lagi dengan karunia Allah atas beliau berupa pandangan yang tajam dan mendalam tentang sunnatullah yang terjadi berkaitan dengan kemaslahatan, kerusakan, kemajuan, kemunduran, serta kehancuran umat ini.

Beliau memiliki pengetahuan yang luas atas apa yang diisyaratkan pada dasar-dasar perbahasan sebelumnya. Dan beliau rahimahullah memilih riwayat-riwayat tafsir yang ma’tsur (yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) dalam menafsirkan al-Qur’an. Beliau banyak membawa hadis-hadis yang marfu’ (bersambung sampai kepada Nabi), perkataan-perkataan para salaf ash-Sholeh dari kalangan sahabat, tabi’in, dan para imam pembawa petunjuk yang datang setelah mereka serta dari kalangan ulama yang memiliki kekuatan ilmu dan pandangan dalam bidang tafsir al-Qur’an dengan tidak mengabaikan sisi-sisi lain yang telah kami sebutkan. Oleh karena itulah tafsir ini merangkum dua ilmu riwayah dan dirayah, serta manqul dan ma’qul. Kaum muslimin dapat mengambil faedah yang sangat besar, dan kitab tafsir ini dapat diterima serta mendapat perhatian yang lebih berbanding dari kitab-kitab tafsir lainnya.”



7.        Syaikh Prof. DR. Shaleh Fauzan al-Fauzan berkata :

"Kitab-kitab tafsir yang saya nasehatkan untuk dibaca oleh saudara-saudaraku dari kalangan para pemuda yakni Tafsir Ibnu Katsir, sebab kitab tersebut merupakan kitab tafsir yang paling agung dan paling bagus cara maupun metodenya, meskipun agak ringkas, karena ia pertama kali menafsirkan al-Qur'an dengan al-Qur'an, kemudian disusul dengan sunnah nabawiyah (hadits), perkataan para sahabat dan hal-hal yang sesuai dengan bahasa Arab, di mana al-Qur'an di turunkan dengan bahasa tersebut. Jadi ia adalah kitab tafsir yang sangat meyakinkan dan terpercaya."



8.        Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani berkata ketika ditanya :
"Kitab apa saja yang anda sarankan untuk dibaca oleh pemuda yang sedang belajar?"
Kata Syaikh setelah menjelaskan kitab dalam bidang fiqih :
"Adapun tafsir, maka wajib baginya untuk membiasakan membaca kitab Tafsir Al Qur’an al Azhim karya Ibnu katsir, walaupun sebagian tafsir tersebut panjang uraiannya. Sebab kitab tersebut paling sah, benar pada zaman ini."



9.        Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin berkata ketika menjelaskan kitab-kitab tafsir yang perlu dipelajari oleh para penuntut ilmu, kata beliau :

"Tafsir al-Qur'an al-Azhim karya Ibnu Katsir rahimahullahu Ta’ala adalah buku yang bagus ditimbang dari tafsir dengan atsar, bermanfaat dan terpercaya. Namun sedikit sekali pembahasannya dari segi I’rab dan balaghah-nya."



10.    Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad juga merekomendasikan kitab tafsir ini ketika beliau menjelaskan kitab-kitab dalam bidang tafsir yang bagus untuk dipelajari.



Penyusun :
Abu Abdillah Prima Ibnu Firdaus ar-Roni al-Mirluny
Jambi, Senin : 17 September 2012 M
Jambi, Rabu : 13 Februari 2014 M


Daftar Bacaan :
1. Taisiru Al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i. Terjemah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir dalam Muqaddimahnya
2. Mukaddimah ‘Umdatut Tafsir ‘an Al-Hafiz Ibn Katsir
3. Mukaddimah al-Mishbah al-Munir fii Tahdzib Tafsir Ibnu Katsir
4.  Tadabbur al-Qur'an, Syaikh Shaleh Fauzan al-Fauzan
5. Panduan Lengkap Menuntut Ilmu, Syaikh Ibnu Utsaimin
6. Muhadditsul ‘Ashri Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullohu karya Syaikh Samir bin Amin az-Zuhairi

7. Syarah Hadits Arbain, Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad.

0 komentar:

Posting Komentar