إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فنار
1.
Syaikh
Muhammad Nasib ar-Rifa’i berkata :
“Tafsir Ibnu Katsir tidak perlu
dikenal lagi karena ia nyaris merupakan satu-satunya tafsir yang ditujukan oleh
pengarangnya rahimahullah sebagai tafsr yang tidak
dibaurkan dengan ilmu lain. Ia hanyalah tafsir untuk tafsir. Apabila ia kadang-kadang
menuturkan beberapa kaidah linguistic, ‘irab nahwu atau tujuan aspek balaghah,
maka itu sangat jarang dan semata-mata itu ditujukan untuk membantu pembaca
dalam memahami ayat. Dengan demikian, maksud utama dan terakhir dari tafsir itu
adalah untuk disajikan kehadapan pembaca yang budiman sebagai tafsir yang hanya
mementingkan penafsiran. Dengan begitu, tafsir itu diharapkan dapat mencapai
tujuan yang tinggi lagi mulia, yaitu menuntukan maksud Allah Ta’ala yang
terkandung dalam firman-Nya yang mulia melalui cara yang dikuasai. Oleh karena
itu, Al-Mufassir Syaikh Ibnu Katsir rahimahullah menggunakan metode yang valid
dan jalan ulama salaf yang mulia, yaitu penafsiran Al-Qur’an dengan Al-Qur’an,
penafsiran al-Qur’an dengan hadits, dengan pendapat para ulama salaf yang
shaleh dari kalangan para sahabat dan tabi’in dan dengan konsep-konsep bahasa
Arab.”
2.
Syaikh
Taqiyuddin al-Hilali berkata :
“Tafsir al-Hafizh Ibnu Katsir
merupakan yang terbaik di antara tafsir yang ada pada zaman ini karena ia
mengandung beberapa keistimewaan yang nyaris tidak dimilik oleh tafsir lainnya.
Di antara keistimewaan itu ialah ia merupakan penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an,
kemudian dengan Sunnah, kemudian dengan pendapat ulama salafus shaleh dan
kemudian dengan berpegang teguh pada sematik bahasa Arab. Tafsir itu tidak
mengandung permusuhan diskusi, golongan dan madzhab. Ibnu Katsir memilih
kebenaran dan membelanya pada siapa saja kebenaran itu berada. Dia mengajak
kepada persatuan dan menjauhkan perpecahan.” [Madinah 8 Shafar 1391 H]
3.
Syaikh
Muhammad Bahjah al-Baithar (Ulama Suriah) berkata :
“Sesungguhnya al-Hafiz al-‘Imad
Ibnu Katsir seperti halnya Imam Muhammad bin Jarir ath-Thabari, yang memiliki
keistimewaan karena telah menafsirkan al-Qur’an dengan Al-Qur’an, dengan hadits
berikut sanadnya, yang berkaitan dengan makna ayat, dengan merujuk orang yang
mengeluarkan hadits itu sebagai pengarang kitab shahih, sunan dan musnad dan
menafsirkan dengan pendapat sahabat yang mulia dan orang yang mengikuti mereka
dengan baik."
4.
Syaikh
Muhammad Fahim Abu ‘Abiyyah (Ketua Delegasi al-Azhar asy-Syarif di Lebanon)
berkata :
“Sesungguhnya tafsir al-Allamah
Ibnu Katsir adalah tafsir terkenal dan masyhur yang ditandai dengan penjelasannya
terhadap ayat-ayat al-Qur’an al-Karim dengan ayat Al-Qur’an lain nya yang
berjalan pada lembahnya dan dengan hadits Rasulullah Shallallahu’alaihi wa
sallam. Dengan demikian, tafsir itu senantiasa menjadi sumber air tawar bagi
orang-orang yang ingin memahami kitab Allah dan mendalami kedalaman dan tujuannya.” [Beirut 27 Desember 1973 M]
5.
Syaikh
Ahmad Muhammad Syakir (wafat: 1377H) berkata :
“Menurut kami, Tafsir al-Hafiz Ibnu
Katsir adalah kitab Tafsir yang paling bagus, indah dan lengkap setelah Tafsir
Imam para ahli Tafsir, yaitu Abu Ja’far ath-Thabari. Kami tidak bertujuan
membandingkan antara keduanya, atau antaranya dengan yang lainnya, karena
menurut kami, tidak ada tafsir yang dapat menyamai keduanya, atau bahkan
menghampirinya."
6.
Syaikh
Shafiyurrahman al-Mubarakfuri berkata :
"Tafsir Ibnu Katsir merupakan
kitab yang paling penting ditulis dalam bab tafsir al-Qur’an, paling agung,
paling banyak pula diterima dan tersebar di tengah-tengah umat ini. Karena Ibnu
Katsir rahimahullah adalah seorang yang ahli tentang ilmu-ilmu al-Qur’an dan
as-Sunnah, serta ilmu tentang sejarah umat-umat terdahulu dan yang akan datang,
ditambah lagi dengan karunia Allah atas beliau berupa pandangan yang tajam dan
mendalam tentang sunnatullah yang terjadi berkaitan dengan kemaslahatan,
kerusakan, kemajuan, kemunduran, serta kehancuran umat ini.
Beliau memiliki pengetahuan yang
luas atas apa yang diisyaratkan pada dasar-dasar perbahasan sebelumnya. Dan
beliau rahimahullah memilih riwayat-riwayat tafsir yang ma’tsur (yang datang
dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) dalam menafsirkan al-Qur’an.
Beliau banyak membawa hadis-hadis yang marfu’ (bersambung sampai kepada Nabi),
perkataan-perkataan para salaf ash-Sholeh dari kalangan sahabat, tabi’in, dan
para imam pembawa petunjuk yang datang setelah mereka serta dari kalangan ulama
yang memiliki kekuatan ilmu dan pandangan dalam bidang tafsir al-Qur’an dengan
tidak mengabaikan sisi-sisi lain yang telah kami sebutkan. Oleh karena itulah
tafsir ini merangkum dua ilmu riwayah dan dirayah, serta manqul dan ma’qul.
Kaum muslimin dapat mengambil faedah yang sangat besar, dan kitab tafsir ini
dapat diterima serta mendapat perhatian yang lebih berbanding dari kitab-kitab
tafsir lainnya.”
7.
Syaikh
Prof. DR. Shaleh Fauzan al-Fauzan berkata :
"Kitab-kitab tafsir yang saya
nasehatkan untuk dibaca oleh saudara-saudaraku dari kalangan para pemuda yakni
Tafsir Ibnu Katsir, sebab kitab tersebut merupakan kitab tafsir yang paling
agung dan paling bagus cara maupun metodenya, meskipun agak ringkas, karena ia
pertama kali menafsirkan al-Qur'an dengan al-Qur'an, kemudian disusul dengan
sunnah nabawiyah (hadits), perkataan para sahabat dan hal-hal yang sesuai
dengan bahasa Arab, di mana al-Qur'an di turunkan dengan bahasa tersebut. Jadi
ia adalah kitab tafsir yang sangat meyakinkan dan terpercaya."
8.
Syaikh
Muhammad Nashiruddin al-Albani berkata ketika ditanya :
"Kitab apa saja yang anda
sarankan untuk dibaca oleh pemuda yang sedang belajar?"
Kata
Syaikh setelah menjelaskan kitab dalam bidang fiqih :
"Adapun tafsir, maka wajib
baginya untuk membiasakan membaca kitab Tafsir Al Qur’an al Azhim karya Ibnu
katsir, walaupun sebagian tafsir tersebut panjang uraiannya. Sebab kitab
tersebut paling sah, benar pada zaman ini."
9.
Syaikh
Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin berkata ketika menjelaskan kitab-kitab tafsir
yang perlu dipelajari oleh para penuntut ilmu, kata beliau :
"Tafsir al-Qur'an al-Azhim
karya Ibnu Katsir rahimahullahu Ta’ala adalah buku yang bagus ditimbang dari
tafsir dengan atsar, bermanfaat dan terpercaya. Namun sedikit sekali
pembahasannya dari segi I’rab dan balaghah-nya."
10.
Syaikh
Abdul Muhsin al-Abbad juga merekomendasikan kitab tafsir ini ketika beliau
menjelaskan kitab-kitab dalam bidang tafsir yang bagus untuk dipelajari.
Penyusun
:
Abu
Abdillah Prima Ibnu Firdaus ar-Roni al-Mirluny
Jambi,
Senin : 17 September 2012 M
Jambi,
Rabu : 13 Februari 2014 M
Daftar
Bacaan :
1.
Taisiru Al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifa’i.
Terjemah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir dalam Muqaddimahnya
2.
Mukaddimah ‘Umdatut Tafsir ‘an Al-Hafiz Ibn Katsir
3.
Mukaddimah al-Mishbah al-Munir fii Tahdzib Tafsir Ibnu Katsir
4.
Tadabbur al-Qur'an, Syaikh Shaleh Fauzan
al-Fauzan
5.
Panduan Lengkap Menuntut Ilmu, Syaikh Ibnu Utsaimin
6.
Muhadditsul ‘Ashri Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullohu karya Syaikh
Samir bin Amin az-Zuhairi
7.
Syarah Hadits Arbain, Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad.
0 komentar:
Posting Komentar