Pages

Sabtu, 24 November 2012

Kuburan Seorang Wahabi di atas Kubah Hijau Masjid Nabawi ?



إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فنار



Antum lihat gambar ini (no.1)??? Na'am, di situ ada beberapa orang yang membersihkan kubah yang di bawahnya ada makam Rasulullah.

Namun anehnya, banyak pemberitaan palsu yang dibawakan oleh para pengikut Ahlul Bid'ah, kaum Sufi, Ahbash dan bahkan Kaum Syi'ah yang mengatakan bahwa di atas kubah itu terdapat kuburan seorang "Salafy Wahabi" yang melekat/menempel dikubah hijau masjid Nabawi, karena konon ceritanya seorang wahabi itu hendak merobohkan, menghancurkan kubah tersebut, kemudian seorang wahabi itu di sambar petir dan mati melekat di sana.

Dan kononnya (Qiila Wa Qoola) penjaga makam Rasulullah itu bermimpi agar seorang Wahabi yang mati di sana untuk tidak di ambil, tidak dimandikan, tidak dikafani, tidak disholatkan dan tidak dikuburkan jenazahnya selayaknya seorang muslim. Jenazahnya harus tetap menempel di situ dengan maksud untuk peringatan bagi semua kaum Muslimin. Na'udzubillahi min dzaalik.
Contohnya, seperti berita yang dimuat di http://muktiblog.com/pesan-hidup/mau-menghancurkan-kubah-masjid-nabawi-disambar-petir-hingga-mati
Ini adalah berita PALSU !


Coba lihat lagi gambar di atas, gambar itu menunjukkan bahwa yang mereka kira (Ahlul Bid'ah) itu adalah kuburan seorang wahabi yang melekat di sana, merupakan sebuah Tingkap (jendela di atap) yang digunakan oleh masyarakat Islam sebelum zaman Kerajaan Sa'ud untuk digunakan sebagai tingkap (jendela di atas atap) apabila tiba musim panas. Dan sekarang jendela tersebut digunakan untuk membersihkan Kubah Hijau tersebut dari atas.

Hati-hati dengan berita Palsu yang diberitakan para ahlul bid'ah yang mereka berkata Qiila Wa Qoola/Jare-jarene/konon katanya. Mereka mengatakan ilmu itu harus bersanad, tp lucunya mereka pun mengambil kaidah Qiila wa Qoola. Allahu A'lam. Semoga Bermanfaat.


0 komentar:

Posting Komentar