إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Oleh : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Segala puji bagi Allah.
Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam berserta keluarga, para sahabat, dan siapa saja yang berpetunjuk dengan
petunjuk beliau.
Amma ba’du
Saya sudah membaca
seabrek kemungkaran di buku-buku Muhammad Alawi Maliki, terutama buku
tercelanya, Adz-Dzakhair Al-Muhammadiyah. Dalam buku tersebut, ia
menisbatkan sejumlah sifat Allah Ta’ala kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Misalnya, ucapan Maliki bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam memegang kunci-kunci langit dan bumi, berhak membagi
lahan di Surga, mengetahui hal ghaib, ruh dan lima hal yang hanya diketahui
Allah secara khusus, semua makhluk diciptakan karena beliau, dan malam
kelahiran beliau lebih mulia dari Lailatul Qadar.
Menurutnya lagi,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui segala sesuatu.
Sebagai contoh, ia mengutip syair-syair berisi minta pertolongan kepada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan dalih beliau tempat
berlindung saat kondisi kritis terjadi, jika beliau tidak mengabulkan maka
orang yang dilanda musibah berdo’a kepada siapa, dan hal-hal lain yang
sebagiannya disebutkan dalam buku ini, karya Syaikh Abdullah bin Sulaiman bin
Mani, Hakim Pengadilan Kasasi di wilayah barat dan salah satu anggota Haiah
Kibar Al-Ulama. Buku ini berjudul Hiwar Ma’a Al-Maliki Fi Raddi Munkaraatihi
Wa Dhalaalatihi.
Saya bahagia dapat
memberi kata pengantarnya. Jujur saja, saya merasa sangat terganggu dengan
beredarnya banyak sekali kamungkaran dan sebagiannya kekafiran nyata dari
Muhammad Alawi Maliki. Dalam bukunya, ia juga mempropagandakan kesesatan,
syirik, bid’ah dan kemungkaran.
Banyak ulama, terutama
Haiah Kibar Al-Ulama, mengeluarkan pernyataan No. 86 tanggal 11/11/1401H,
berisi pengingkaran atas ajakan Maliki kepada syirik kepada Allah, bid’ah,
kemungkaran, kesesatan, dan jauh dari manhaj generasi Salaf, yaitu akidah yang
bersih dan menyembah Allah dengan benar dalam uluhiyah, rububiyah, kesempurnaan
dzat dan sifat-sifat-Nya.
Sebelumnya, saya tidak
hanya berniat berpartisipasi dengan teman-teman Haiah Kibar Al-Ulama dalam
mengeluarkan pernyataan yang menentang keyakinan kacau Maliki. Tapi juga bertekad
memantau kerancuan dan kemungkaran Maliki, serta menyanggahnya berdasarkan
Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi,
setelah membaca buku karya Syaikh Abdullah bin Mani ini, saya memuji Allah yang
membimbingnya hingga dapat menyanggah pembuat bid’ah dan orang sesat ini
(Maliki). Saya pun tidak jadi menyanggah Maliki, karena Syaikh Abdullah punya
kesiapan lebih banyak dari saya. Ia menghadapi hujjah dengan hujjah telak dan
dalil dengan dalil yang kuat, ia jelaskan kepada manusia seluruh ketidakbenaran
Maliki, misalnya akidah tidak benar, pola piker tidak sehat, dan jauh dari
kebenaran.
Semoga Allah memberi
balasan kepada Syaikh Abdullah atas ghirahnya untuk Islam, penentangannya
terhadap kemungkaran, dan upayanya membongkar kerancuan orang-orang sesat
dengan bukti-bukti kuat dan hujjah-hujjah akurat dari Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Buku ini lengkap dan
memadai bagi pencari kebenaran, karena dalil-dalilnya jelas, metodenya bagus
dan obyektif terhadap Maliki berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Semoga Allah
memberikan balasan kepada Syaikh Abdullah, menambah ilmu dan petunjuknya,
menjadikan kita dan dia sebagai pembela-pembela kebenaran dan da'i kepadanya.
Allah Mahamendengar dan Mahadekat. Kita juga berdoa kepada Allah agar Dia
memberi petunjuk kepada Muhammad Alawi Maliki kepada kebanaran,
mengembalikannya kepada jalan lurus, dan memberinya kesempatan bertaubat dengan
taubat nasuha, karena Dia Mahadermawan dan Mahamulia.
Ketua Umum Idarah Al-Buhuts Al-Ilmiyah wal Al-Ifta wa Ad-Da’wah wa
Al-Irsyad.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
[Disalin dari Kata Pengantar kitab Hiwar Ma'a Al-Maliki Fii Raddi Munkaratihi Wa Dhalalatihi, Edisi Indonesia Dialog Bersama Al-Maliki, Bantahan Tuntas Penyimpangan Dan Kesesatan Al-Maliki, Penerbit Nashirul Haq, Penerjemah Tim Nashirul Haq, Cetakan 3-1424H/5/2003M]
http://almanhaj.or.id/content/128/slash/0
====================================================
Mengenal lebih dekat “Syaikh”nya Nahdatul Ulama
Pertanyaan :
“Didaerah Jawa Timur
banyak saudara-saudara yang kita belajar di pondok pesantren salafiyyah sangat mengagungkan sosok Kyai Sayyid Muhammad
Alwi Al Maliki, Siapakah sosok syaikh tersebut ? Apakah benar dia seorang
Muhaddits Ahlus Sunnah? Apakah sekarang masih hidup ? Apakah sumbangsih Syaikh
Sayyid Muhammad Alwi Al Maliki terhadap perkembangan dakwah salafiyyah di Saudi
pada umumnya dan para alumninya di Indonesia pada khususnya?”
Ustadz Ali Saman
menjawab :
“Ikhwanifillah
A’azakumullah, saya kemaren membaca di majalah Al Furqon ( Al Furqon Gresik,
Edisi 5 Thn. III hal. 2 ) perdebatan antara Ustadz Aunur Rofiq dengan salah
satu pengagum Syaikh Muhammad Alwi Al Maliki, pengagum Alwi Al Maliki tersebut
mengatakan bahwa syaikhnya adalah Muhadditsul Ahlus Sunnah. Syaikh Muhammad
Alwi Al Maliki duhulunya adalah pernah ngajar di haram (tanah suci), dan orang
salafy. Kemudian setelah itu banyak penyimpangan-penyimpangan. Salah satunya
buku yang menunjukkan penyimpangannya adalah dia menulis buku yang berisi
pengkultusan Nabi Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam dan mengarang tentang sunnahnya
maulid nabi Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam. Kemudian habis itu, ia dikeluarkan
atau dipecat dari mengajar di halaqah di masjidil haram oleh kepemimpinan
tinggi masjid al haramain.
Bahkan terjadilah hiwar
(debat/dialog) yang sangat kuat sekali antara syaikh Sulaiman Ibnu Mani’
(Anggota Kibar Ulama Saudi) dengan Syaikh alwi almaliki di Mekkah, dan
hiwar/dialog itu direkomendasikan oleh Syaikh AbdulAzis bin Baz ( Mufti
Kerajaan Arab Saudi waktu itu ) dan terbitlah bukunya dan sudah diterjemahkan
“Dialog dengan Alwi Al Maliki”, Silahkan baca bukunya. Syaikh Sulaiman Ibnu
Mani’ membantah dengan nash Al Quran, Sunnah Nabi Shalllallahu ‘Alaihi
Wassalam, dan akal terhadap pendapat alwi al maliki yang membolehkan Maulid
Nabi.
Ikhwanifillah
A’azakumullah, Syaikh Alwi Al Maliki sebenarnya memiliki manhaj yang baik
sebelum ia dikeluarkan dari mengajar di masjidil haram. TETAPI sekarang
manhajnya sudah rusak, akidahnya sudah rusak, dan banyak disana ia menghalalkan
tawassul yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya, bahkan mengagungkan
Rasulullah sampai-sampai menjadikan Rasulullah Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam
seolah-olah sebagai ilah atau sebagai Tuhan, dan hal ini adalah sumber dari
kesesatan agama Syi’ah, yang mereka mengagungkan Rasulullah Shalllallahu
‘Alaihi Wassalam melebihi derajat yang Allah turunkan kepada dia (Rasulullah
Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam).
Syaikh Alwi Al Maliki
setelah disuruh taubat oleh para ulama disana ( Saudi maksudnya ). Ia tidak mau
taubat dari perbuatan dosanya, Akhirnya pemerintah setempat memutuskan
menghukum Syaikh Sayyid Alwi Al Maliki sebagai tahanan rumah. Dan menurut
cerita teman saya, suatu ketika ia pernah nekad untuk keluar untuk sholat ied
di masjidil haram, dan ketika keluar dari masjidil haram dan para syabab tahu
bahwa orang tersebut adalah syaikh yang memiliki dan mendakwahkan aqidah tauhid
yang rusak, akhirnya para syabab langsung mengerubungi dia untuk berusaha memukulinya,
akhirnya mulai saat itu, pemerintah setempat melarang ia dari sholat ied
(ditempat umum).
Syaikh alwi al maliki
menyebarkan kesesatan ajarannya melalui pembangunan ma’had diberbagai tempat
dengan nama ma’had “Ar ribath”, dia membungkus kesesatan ajarannya dengan
slogan ajaran cinta kepada ahlul bait (allawiyyin) , yang sebenarnya adalah
mencela kepada ahlul bait itu sendiri. Ma’had Ar ribath di Mekkah didirikan
oleh dia di tempat yang sangat tersembunyi sekali, “laa ya’rifuha illa ahluha”
/ “tidak ada orang yang tahu kecuali orang – orang yang menginduk kepada ma’had
ini”. Sampai saya sendiri pernah mencoba mencari tahu ma’had ar ribath kayak
apa ???, tapi tidak ketemu, karena mereka tahu bahwa saya dari jam’iyyah
islamiyyah dari penampilan saya.
Di Maroko dan Madinah
didirikan ma’had ar ribath juga. Santrinya memiliki ciri khas yang sangat unik
sekali diantaranya memakai gamis seperti yang saya pakai TETAPI gamis mereka
nyapu masjid/lantai (isbal maksudnya) dan memakai selendang hijau (coba antum teliti,
penampilan kyai-kyai NU, niscaya antum akan tahu dengan siapa dia belajar).
Sampai-sampai ketika mereka keluar masuk di perkemahan dan hotel-hotel jama’ah
haji mereka mengatakan “Kita ini dari Islamic University menawarkan kambing
kurban 200 riyal ?” padahal kambing yang kita beli itu harganya 350 riyal.
“Sisanya dari mana ? “Sisanya ? Wallahu a’lam bish showab”, Mengapa mereka
berani menjual kambing dengan 200 riyal ?, karena mereka menyembelih kambing
sebelum hari id dengan dalil bahwa (kata mereka) madzab Syafi’iyyah
membolehkannya. Padahal tidak ada madzab syafi’i yang membolehkannya !!!
Kemudian habis itu ya
ikhwan, ciri-cirinya mereka itu, Masya Allah, kelihatannya mereka iltizam
kepada sunnah, padahal mereka itu menindas-nindas dan menguburkan sunnah itu
sendiri. Sunnahnya bagaimana? Sunnah yang mereka sering tampakkan adalah hadits
yang berbunyi (yang artinya) “Sholat menggunakan siwak itu pahalanya lebih dari
70 kali sholat”, padahal hadits ini adalah hadits yang dho’if !!! Kalaupun
seandainya hadits ini adalah hadits yang shohih, maka derajatnya hasanun
lighoirihi. Ketika mau sholat, mereka langsung ambil siwak, meskipun imam sudah
takbir, mereka tetap sibuk siwak-an, padahal Rasulullah Shalllallahu ‘Alaihi
Wassalam mengatakan “fa idzaa kabbara fakkabaruu..”Apabila ia (imam) bertakbir,
bertakbirlah kalian..”. ngga’ usah pakai ushalli…ngga’ usah pakai siwak.
Adapun mengenai
murid-muridnya. Murid-muridnya banyak sekali bertebaran di Indonesia, bahkan
sekarang ini banyak dan lebih banyak lagi, mereka membuat jam’iyyah lanjutan
setelah Ma’had Ar Ribath, yaitu Jam’iyyah Al Ahqaf. Apel siaganya tiap pagi
adalah, keliling kuburan syaikh mereka. Oleh karena tidak pantas mereka
menisbatkan pesantrennya kepada salafiyyah, karena salafiyyah adalah salafy adalah
ashhabunnabi Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam wa ashhabul kiram, itu yang kita
nama salafiyah.dan kita tidak menyebut pesantren mereka dengan pesantren
salafiyyah !!!
Salafiyyah yang mereka
(murid Alwi Al Maliki di Indonesia dan Nahdatul ‘Ulama) maksudkan adalah
pesantren tradisional, ngajinya pake kitab kuning, mandinya dengan 2 qullah
meskipun sudah kotor/butek/keruh airnya sampai-sampai membuat kulit gatal.
(maksudnya orang – orang “salafiyyah” NU mengganggap bahwa air yang telah
mencapai 2 qullah tidak dapat ternajisi oleh apapun, padahal pemahaman yang
benar tidaklah demikian, baca keterangan Ustadz. Abdulhakim bin Amir Abdat
mengenai hadits masalah ini pada As Sunnah edisi 06/tahun VII/1424 H/2003 M
hal. 11)
Nah oleh sebab itu,
Ikhwanifillah A’azzakumullah, dikatakan pula Syaikh Alwi Al Maliki ini memiliki
ziarah (kunjungan) ke Indonesia setiap satu tahun sekali, ziarahnya langsung ke
Jawa Timur, ke tempat para fans nya ( maksudnya bekas muridnya ), Saya orang
jawa timur dan banyak bertemu dengan pengikut-pengikut mereka ini. Bahkan satu
cerita mengatakan, Wallahu a’lam cerita ini betul atau tidak, bahkan diantara
orang-orang yang diziarahi terutama orang-orang madura, arek-arek situbondo
itu, mereka rela menikahkan anaknya dengan syaikh ini, dalam rangka mengambil
keturunan habaib. Perlu kita ketahui keturunan habaib tidak ada fungsinya
disisi Allah Ta’ala kecuali dengan taqwa !!!
Habaib banyak, habaib
banyak di Indonesia, yang ngaku habaib …habib…habib…habib, tapi perbuatannya adalah
menyalahi Sunnah Rasulullah Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam, bukan pencinta
Rasulullah Shalllallahu ‘Alaihi Wassalam. Katanya habaib juga masih main
perempuan. Katanya habaib juga masih jualan tanah surga, katanya, perbuatan
macam apa yang dilakukan para habaib seperti ini ???
Ikhwanifillah… antum
coba sekarang lihat di Bogor, kebetulan saya waktu itu tinggal di Jakarta dan
saya suka ke Bogor, disana ada kuburan yang dikeramatkan milik habib fulan,
omzetnya setiap hari atau setiap minggu, melebihi 30 Juta, oleh karena itu
mereka tidak mau meninggalkan kerjaan seperti ini, bayangkan 1 minggu dapat 30
juta, bandingkan dengan gaji pegawai negeri, satu minggu dapat berapa ??? belum
potongan-potongan yang lain, yang datang disana juga para pejabat – pejabat,
seperti inilah kondisi umat kita, yang mau dibohongi oleh pemuja-pemuja kuburan
habaib.
Dan parahnya…para
prajurit-prajurit alawiyyin (maksudnya murid alwi al maliki) ini banyak
mengajar di Pesantren NU, seperti Pesantren Tebu Ireng, Pesantren Kyai As’ad,
dan Pesantren Ash Shidiqiyyah di Kedoya Jakarta. Ciri-ciri mereka sama, kalau
pake gamis, sorbannya/selendangnya berwarna hijau, kalau pake sarung, ngga’
tahu saya ciri-ciriya.
(SELESAI TANYA JAWAB )
Sumber : ditranskrip dari CD Dakwah Bedah Buku Intensif 2004 CD-3, Sesi tanya jawab (kajian tanggal 13 Dzulhijjah 1424 H) dengan Ustadz Ali Saman Hasan, Lc (Alumni Univ. Islam Madinah, sekarang mengajar di Ma’had Al Irsyad Tengaran, Salatiga )
Wallahu Ta'ala 'alam wal musta'aan.
yg menghalalkan memek TKW klompok wahabi ap nu...?jangn sembarangan nuduh tolong bagi klompok wahabi agar banyak membaca kitab2 kelasik .
BalasHapus"yg menghalalkan memek TKW klompok wahabi ap nu...?"
HapusJawaban :
Sebelumnya saya ingatkan, silahkan berkomentar, tapi tetap menjaga adab. Jangan kotori web ini dengan kata-kata kotor anda.
Atau jangan-jangan anda orang NU ya? Oh pantes omongannya kotor. ehehe
Selanjutnya, coba tolong sebutkan satu saja Ulama (yang anda klaim sebagai) Wahabi yang menghalalkan hal yang anda tuliskan tersebut.
Anda berguru seumur hidup kepada Syaikh Google pun juga ga bakal nemu fatwa tersebut.
Ucapan kotor itu keluar dari jiwa yg kotor ..
HapusJangan selalu percaya pada apa yang Anda lihat. Anggapan bahwa seeing is believing tidak selamanya benar. Misalnya, dalam contoh Arab Saudi dan Israel. Kedua negara ini sepertinya terlihat sangat berbeda, namun dalam kenyataannya keduanya memiliki banyak kesamaan. Malah, makin dalam kita meneropong dua entitas ini, makin terlihat kesamaan di antara keduanya. Dan memang, keduanya adalah entitas yang lahir dari rahim yang sama: imperialisme dan kolonialisme.
BalasHapuskedua negara ini sama2 menempati tanah yang bukan miliknya. Sebagian besar orang Yahudi yang kini menempati Palestina bukanlah penduduk asli, melainkan pendatang dari Eropa, Afrika, Asia dan Amerika. Fakta yang sama juga terjadi di Arab Saudi. Jika kita lihat para penguasa Arab Saudi sekarang, maka kita menemukan bahwa sebagian besar mereka berasal dari wilayah Nejd. Ibukota Arab Saudi sekarang adalah Riyadh yang merupakan kota terbesar di Nejd, sementara kebanyakan raja Arab Saudi lahir di Sudair. Karena itu mereka biasa disebut dengan Sudairi.
melihat latarbelakang historis di atas, para penjajah Inggris yang datang ke wilayah asing untuk menguasai seolah menemukan soulmate-nya pada kelompok Wahabi ini. Tidak segan2 kedua kelompok yang terlihat sangat berbeda ini menjalin aliansi jahat untuk menguasai Jazirah Arab yang kaya tersebut. Mula2 imperialis Inggris memasok senjata pada gerombolan bersenjata yang tak mengenal nilai ini dan mengganyang kekuasaan imperium Ottoman. Setelah itu mereka menjalin konspirasi untuk mendominasi bangsa2 Arab dengan ancaman di satu sisi dan iming2 di sisi lain hingga berhasil merebut wilayah yang sangat luas dari Jazirah Arab. Aliansi imperialis Inggris-Wahabi berlangsung lancar dan mulus hingga detik ini.
Contoh saja..tahun 32 pihak kafir inggris mengusai ladang minyak arab hingga sekarang dimana saham mereka palng besar diarab saudi.dan tentu saja ini akan mengikat kerjasama antara yahudi.arab dan inggris.
srael adalah rezim rasis yang secara tegas menyatakan diri sebagai Jewish state (Negara kaum Yahudi). Dan Yahudi adalah agama rasis yang menolak keanggotaan di luar ras Yahudi itu sendiri. Jadi sebenarnya tidak ada pemeluk agama Yahudi yang bukan dari ras Yahudi. Kesimpulannya, Israel itu secara sah dan diakui sebagai negara apartheid yang didirikan semata-mata demi memuaskan ilusi ras ini untuk menguasai dunia.
Ternyata, tidak jauh beda dengan ilusi rasis kaum Yahudi itu, Keluarga Saud juga memiliki ambisi yang serupa. Sayangnya, rasisme Saudi ini justru memakai simbol Islam, Al-Haramayn, Makkah dan Madinah, yang seluruhnya merupakan simbol-simbol perlawanan terhadap diskriminasi ras dan golongan. Lebih sialnya lagi, dan dalam rangka memberi kesan hipokrit yang membingungkan, gerakan Saudi-Wahabi ini menjadikan Tauhid sebagai semboyan keagamaannya. Luarbiasa. Tauhid yang sesungguhnya adalah agama yang intimya adalah memerdekaan manusia dari penyembahan terhadap segala sesuatu selain Allah kini menjadi budak dan pion dalam politik rasis suku Saud dari Nejd untk menguasai dan mengangkangi Jazirah Arab, tempat-tempat suci umat Islam, dan bahkan agama umat Islam di seantero dunia.
Adakah kemunafikan yang lebih menjijikkan dari ini?
Islam hanya kedok dibalik semua penjajahan.
Dan adalah sebuah kebodohan bagi pengikut wahabi karna secara tak langsung bangsa kafir dengan kedok Islam.padahal walau dengan kedok islam tetap saja terlihat semua umat muslim timpangnya cara islam mereka yang menyiratkan taring yahudi dan eropa mampu mengobok obok islam melalui tangan tangan badui wahabi yang bodoh .
sangat disayangkan memang ..betapa banyaknya islam islam yang konyol ikt ikutan sekte wahabi keluar dari al jama`ah.padahal sudah jelas..jika keluar dari aljama`ah maka sama artinya Islam yang keliru walau terlihat benar.intah
Masya Allah.
HapusKira-kira dongeng tentang Saudi dan Inggris ini bisa saya baca di kitab apa ya? Sepertinya saya tertarik untuk membacanya.
Mungkin bisa disebutkan nama kitabnya? *senyum*
Dan bila benar Saudi bekerja sama dengan Inggris, apa salahnya? Adakah larangannya bekerja sama dengan orang kafir dalam perkara dunia?
Bahkan Rasulullah pernah melakukan jual-beli dengan seorang Yahudi. Apakah anda berani mengatakan Rasulullah munafik?
ehehe
Kalo kerja sama dengan orang kafir dalam perkara dunia aja disebut munafik, terus NU mau disebut apa?
silahkan dibaca :
http://www.republika.co.id/berita/regional/jabodetabek/11/12/24/lwplen-banser-terjunkan-ribuan-personel-jaga-gereja
Heboh bukan???
Justru saya merasa aneh sama NU, mereka keras terhadap (orang-orang yang mereka klaim sebagai) Wahabi, padahal masih sama-sama Muslim, akan tetapi mereka rela menjadi "Anjing-Anjing Penjaga" nya orang kafir.
Adakah kemunafikan yang lebih menjijikkan dari ini?
ehehe *senyum lagi ah*
Benci Saudi ? Korban mutlak media kafir dan munafiq...saudi Negara terbaik di dunia...Benci Saudi? Jangan haji dan umroh ke saudi oke...
HapusPara ulama membuat definisi tentang bidah dari aspek etimologinya. Imam Muhammad Abu Bakar Abdus menuturkan, bidah adalah mengadakan sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. Menurut Abu Husain Ahmad bin Faris (w. 393 H ), adalah memulai dan membuat suatu perkara tanpa ada contoh.
BalasHapusDan menurut Abu Abd Rahman al-Khlmil bin Ahmad al-Farahidi (w. 170 H ) “bidah adalah mengadakan suatu perkara yang sebelumnya tidak di buat, tidak disebut dan tidak dikenal”
Begitulah para ulama mendefinisikan bidah secara bahasa. Dari definisi-definisi itu kita dapat menarik kesimpulan bahwa bidah secara umum dalam arti bahasa adalah suatu yang tak pernah ada sebelumnya.
Istilah bidah dengan artian seperti ini juga digunakan dalam al-Qur'an sebagaimana firmannya: “Allah Pencipta langit dan bumi” (QS Al-Baqarah [02]:117)
Maksud ayat ini adalah Allah menciptakan langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya, Allahlah yang menjadikan langit dan bumi pertama kali.
Dalam ayat lain juga disebutkan: “Katakanlah: “Aku bukanlah rasul pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak pula terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan” (QS Al-Ahqaaf [46]: 09)
Nabi Muhammad memang bukan nabi yang pertama, sebelum beliau banyak nabi-nabi yang juga di utus oleh Allah. Dengan artian beliau bukanlah manusia pertama yang menjadi utusan Allah.
Apabila ditilik dari sisi terminologi agama, maka banyak sekali ulama yang mendefinisikannya. Salah satunya adalah al-Imam Izzuddin bin Abd Salam dalam kitabnyya, Qawa'id al-Ahkam wa maslaha wa al-Anam, Juz 2 hlm, 131-134 mendefinisikan bidah sebagai berikut:
أَاْلبِدْعَةُ فِعْلُ مَالَمْ يُعْهَدْ فِيْ عَصْرِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
“Bidah adalah amaliah ( keagamaan ) yang tak dikenal pada zaman Nabi saw"
Dari definisi bidah ini bias disimpulkan bahwa tak ada kata bidah dalam urusan duniawi sebagaimana Hadis Nabi riwayat Imam Muslim dari Imam Malik bahwa:
أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيًاكُمْ
“Kalian lebih lebih tahu tentang urusan duni kalian”
Hadis ini secara eksplisit memberikan klarifikasi pada kita bahwa pekerjaan yang berkaitan dengan dunia menjadi hak setiap individu. Setiap orang mempunyai kebebasan dalam melakukan suatu yang ia inginkan selagi tidak terjadi dikotomi dengan hukum syariat.
Semua Bidah Sesat ?
Semua bidah sesat. Itu pandangan kelompok Wahabi. Bagi kalangan awam, maka sudah barang tentu statemen ini gampang untuk diterima karena memang mereka masih belum bisa membedakan antara dalil-dalil agama yang benar dan yang salah.
أَلَا وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدِثَاتِ الْأُمُوْرِ فَإِنَّ شَرَّالْأُمُوْرَ مُحْدثاتَهَا وكُلُّ محدثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
“Berhati-hatilah kalian, jangan sampai membuat hal-hal baru. Karena perkara yang paling jelek adalah membuat bidah, dan setiap perbuatan baru itu adalah bidah dan semua bidah itu sesat ” (HR. Ibn Najah)
Hadis inilah yang sering dibuat senjata ampuh oleh golongan Wahabi dalam membidahkan semua amalan yang tak ada di zaman Nabi dan menganggapnya sesat.
BalasHapusSecara lahir Hadis di atas menggunakan kata “كل” yang berarti “semua” dalam membidahkan suatu yang baru. Tapi yang dikehendaki dari lafal “كل” ini bukanlah arti aslinya, bahkan yang dikehendaki adalah makna “sebagian”. Sebab tidak semua kata "كل" itu menunjukkan arti "semua" seperti firman Allah dalam al-Qur'an:
وَجَعَلْناَ مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيِّ أَفَلاَ يُؤْ مِنُوْنَ
“Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS Al-Anbiyaa’ [21]:30)
Dalam ayat ini Allah menggunakan kata “كل”, yang berarti umum pada segala sesuatu apapun, tapi dalam ayat yang lain Allah juga berfirman: “Dan dia menciptakan jin dari nyala api” (QS Ar-Rahman [55]:15)
Dengan demikian sangat jelas, bahwa lafal "كل" dalam ayat sebelumnya bukanlah makna asal dari lafal "كل" itu sendiri, melainkan bermakna sebagaian.
Jadi yang dimaksud dari lafal “كل” dalam Hadis di atas bukanlah makna “semua“. Hal ini telah dijelaskan oleh para ulama terkemuka, diantaranya adalah Imam Nawawi ( W. 676 H ), seorang ulama pakar Hadis dari Syiria, beliau berkata, perkataan Rasul "وكل بدعة ضلالة" ini adalah kalimat umum yang ditakhsîsi dan yang dimaksud Hadis ini adalah bidah secara umum.
Jadi sangat jelas bahwa asumsi keliru ini dari mereka yang mengartikan bahwa yang dimaksud kata “كل” dalam Hadis di atas adalah makna aslinya merupakan kesalahan yang sangat fatal dan bertentangan dengan pendapat para ulama terkemuka.
Klasifikasi Bidah
Ulama Sunni membagi bidah pada dua bagian. Yaitu, bidah baik dan bidah sesat. Klasifikasi bidah ini tidak bukannya tanpa dasar yang hanya berlandaskan pada pemikiran spekulatif mereka untuk mengantisipasi statemen kaum Wahabi. Tapi justru berlandaskan hadis Nabi dan atsar as-Shahabah.
Istilah bidah hasanah sebenarnya tidak hanya dikenal akhir-akhir ini khususnya setelah munculnya paham yang menyesatkan semua bidah secara umum. Bahkan istilah ini secara implisit telah ada pada masa kepemerintahan Khalifah Sayyidina Umar bin Khattab. Pada suatu malam di bulan Ramadan ia mendatangi salah satu masjid, ternyata setiba disana, orang-orang melaksanakan salat tarawih dengan sendiri-sendiri dan ada yang berjamaah. Lantas beliau berkata: “Saya berpendapat, apabila orang-orang ini dipersatukan pada satu orang imam, niscaya lebih baik”. Lalu beliau pun menyatukan orang-orang pada satu imam yang bernama Ubai bin Ka'ab. kemudian di suatu malam kami datang lagi ke Masjid itu lalu kami melihat orang-orang salat berjemaah di belakang imam. Melihat hal itu Sayyidina Umar berkata, “Ini adalah bidah yang baik”
Berdasarkan perkataan Sayyidina Umar di atas, maka dapat kita ketahui bahwa salat tarawih secara berjemaah dalam satu Imam adalah perbuatan bidah yang ada sejak masa Sayyidina Umar yang dicetuskan oleh beliau sendiri. Dan biliau adalah al-salah satu Khulafa ar-Rasyidun yang harus kita ikuti prilakunya sebagaimana sabda Nabi : “Kalian harus berpegang pada sunahku dan sunah al-Khulafa ar-Rasyidun yang mendapat hidayah”
Inilah kebiasaan orang-orang NU, selalu mengutak-atik dalil.
HapusPenjelasan tentang atsar Umar :
1. Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Quranul Azhim mengatakan bahwa bid'ah yang dimaksud adalah bid'ah dalam pengertian bahasa bukan dalam pengertian syar'i.
Dan Imam Ibnu Rojab al-Hambali dalam Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam juga berpendapat demikian. Begitu pula dengan Imam as-Syathibi dalam Ilmu Ushulul Bida.
2. Mari kita bahas dengan seksama.
Shalat Tarawih berjama'ah sudah ada semenjak Rasulullah masih hidup, tetapi beliau hanya melakukannya secara berjama'ah selama tiga hari karena takut akan diwajibkan.
Dan ketika Rasulullah telah wafat, (tepatnya di zaman Umar) Umar kembali menghidupkan tarawih berjama'ah dengan satu Imam karena memang pada waktu itu sudah tidak turun wahyu dan tidak mungkin hal tersebut akan diwajibkan karena wahyu sudah terputus,
lalu Umar mengatakan "Sebaik-baik Bidah adalah ini". Maka dapat kita simpulkan bahwa "Bid'ah" pada perkataan Umar tersebut adalah "sesuatu yang ada di zaman Rasulullah dan sempat hilang karena suatu keadaan tertentu dan kembali ditegakkan setelah sekian lama ditinggalkan"
Jelas hal ini berbeda dengan pengertian bid'ah hasanah versi NU. NU mengatakan bahwa Maulid itu bidah hasanah, haul itu bidah hasanah, sholawat nariyah itu bidah hasanah, Tahlilan itu bidah hasanah.
Sekarang pertanyaannya, adakah hal tersebut (maulid, haul, sholawat nariyah, tahlilan, dll) dilakukan di zaman Rasulullah dan para sahabat?
3. Rasulullah bersabda, “Berpegang teguhlah dengan ajaranku dan ajaran Khulaur Rosyidin yang diberi petunjuk dalam ilmu dan amal, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah (kuat-kuat) dengan gigi geraham kalian”.
Seperti kita tahu, bahwa khulafaur Rasyidin itu adalah Abu Bakr, Utsman, Ali dan termasuk juga Umar -ridhwanallohu 'anhum ajma'in-,
Dan (Alhamdulillah) Rasulullah tidak mengatakan "Berpegang teguhlah dengan ajaranku dan ajaran Kyai-Kyai NU..." eheheh
4. Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama yang tidak ada asalnya dari kami (yaitu dari Rasulullah dan para sahabat -pen), maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718).
Shalat tarawih berjamaah itu ada asalnya dari Rasulullah. Kalo Maulid, Haul, Tahlilan, Sholawat Nariyah itu asalnya dari mana ya?
Waktu Khodijah wafat, kira-kira Rasulullah ngadain Tahlilan gak ya? Waktu Rasulullah wafat, kira-kira para sahabat ngadain Tahlilan gak ya? Waktu Abu Bakr wafat, kira-kira Umar ngadain Tahlilan gak ya? Pernah gak Rasulullah dan para sahabat ngerayain Ulang Tahun (baca: maulid) mereka?
Kalo Rasulullah dan para sahabat aja gak ngadain Tahlilan, Maulid, dll, jadi amalan-amalan kayak gitu ajaran siapa dong? Nahloh...
5. Imam as-Syafi'i mengatakan, “Jika kalian mendapati dalam kitabku sesuatu yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sampaikanlah sunnah tadi dan tinggalkanlah pendapatku" (lihat Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab)
HapusImam as-Syafi'i juga mengatakan, “Semua yang pernah kukatakan jika ternyata berseberangan dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka hadits Nabi lebih utama untuk diikuti dan janganlah kalian taqlid kepadaku.” (lihat Tarikh Dimasyq)
Coba liat, Imam as-Syafi'i aja mengatakan seperti itu. Maka aneh kalo masih aja ada orang yang keras kepala memakai pendapat beliau padahal udah jelas bahwa pendapat tersebut bertentangan dengan sunnah.
6. Rasulullah mengatakan "Semua bid'ah adalah sesat" dan ada di antara para Imam yang mengatakan bahwa ada bid'ah hasanah,
sekarang pertanyaannya, anda ngikutin Rasulullah yang ga bakal keliru tentang agama atau anda ngikutin sebagian dari para Imam Ahlussunnah yang memungkinkan mereka keliru karena mereka hanya manusia biasa? Hayoo...
Alangkah indahnya perkataan Imam Malik, begitu juga Imam Ahmad bin Hambal,
"Perkataan seseorang dapat diambil atau ditolak, kecuali perkataan Rasulullah"
7. Kerancuan tentang hukum Bid'ah Hasanah.
Pengertian Wajib itukan jika dikerjakan berpahala, ditinggalkan berdosa.
Kalau Sunnah : dikerjakan berpahala, ditinggalkan tidak mengapa
Kalau Mubah : dikerjakan atau ditinggalkan tidak mengapa
Kalau Makruh : lebih baik ditinggalkan
Kalau Bid'ah Hasanah apa dong???
8. Sekarang gini, Bid'ah itu kan sesat, berdasarkan sabda Nabi كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Sedangkan Hasanah itu artinya baik.
Jadi, bid'ah hasanah itu artinya Sesat yang Baik dong ya? ehehe
Wallahu waliyyut taufiq.
Istilah bidah dhalâlah (sesat) sebenaranya secara implisit telah oleh Nabi dalam sabdanya ketika menjawab pertanyaan Bilal. “Apa yang harus saya ketahui wahai Rasulullah? Tanya bilal ketika Nabi mengucapkan “Ketahuilah!”. Kemudian Rasulullah menjawab: “Barang siapa yang menghidupkan sunahku yang sudah dimatikan orang yang setelah aku tiada,. Maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya. Tidak akan dikurangi sedikitpun dari pahala mereka itu. Dan barang siapa yang membuat bidah dhâlalah (sesat) yang tidak diridai Allah dan Rasul-Nya maka baginya dosa seperti dosa orang yang mengamalkannya. Tiada dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka”. (HR At-Tirmidzi)
BalasHapusDalam Hadis ini Rasul menjelaskan bidah yang tidak di ridai Allah dan Rasul-Nya masih beiau sifati dengan kata “dhâlalah” secara implisit lafal ini mengisyaratkan bahwa tidaklah semua bidah itu sesat. Karena kalau memang semua bidah adalah sesat dengan berlandaskan Hadis riwayat Ibn Majah di atas tentu Nabi tidak akan menyifati lafal bidah dengan kata “dhâlalah”. Tapi menyukupkan dengan kata bidah saja.
Jadi, sangatlah jelas bahwa tidak semua sesuatu yang tidak pernah dikerjakan Nabi termasuk bidah sesat. Wallahu a'lam !
بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
BalasHapusWahabiyah Mengkafirkan Umat Islam Tanpa Alasan Yang Benar
MARCH 03, 2012 TIM SARKUB
الوهابية تكفّر كل المسلمين بغير حق والحقّ أنّهم هم الكفار
قال مفتي الحنابلة الشيخ محمد بن عبد الله بن حميد النجدي المتوفى سنة 1225 هـ في كتابه “السحب الوابلة على ضرائح الحنابلة” ص 276 عن محمد بن عبد الوهاب :”فإنّه كان إذا باينه أحد وردَّ عليه ولم يقدر على قتله مجاهرةً يرسل إليه من يغتاله في فراشه أو في السوق ليلاً لقوله بتكفير من خالفه واستحلاله قتله” انتهى.
وقال مفتي الشافعية ورئيس المدرسين في مكة أيام السلطان عبد الحميد الشيخ أحمد زيني دحلان في كتابه “الدرر السنية في الرد على الوهابية” صحيفة 46 :”وكان محمد بن عبد الوهاب يقول:”إني أدعوكم إلى التوحيد وترك الشرك بالله وجميع ما هو تحت السبع الطباق مشرك على الإطلاق ومن قتل مشركًا فله الجنة” انتهى.
وكان محمد بن عبد الوهاب وجماعته يحكمون على الناس (أي المسلمين) بالكفر واستباحوا دماءهم وأموالهم وانتهكوا حرمة النبيّ بارتكابهم أنواع التحقير له وكانوا يصرحون بتكفير الأمة منذ ستمائة سنة وأول من صرَّح بذلك محمد بن عبد الوهاب وكان يقول إني أتيتكم بدين جديد. وكان يعتقد أن الإسلام منحصرٌ فيه وفيمن تبعه وأن الناس سواهم كلهم مشركون (انظر “الدرر السنية” ص 42 وما بعدها).
وذكر المفتي أحمد بن زيني دحلان أيضًا في كتابه “أمراء البلد الحرام” ص 297ـ298 أن الوهابية لما دخلوا الطائف قتلوا الناس قتلاً عامًّا واستوعبوا الكبير والصغير والمأمور والأمير والشريف والوضيع وصاروا يذبحون على صدر الأم الطفل الرضيع ويقتلون الناس في البيوت والحوانيت ووجدوا جماعة يتدارسون القرءان فقتلوهم عن ءاخرهم ثم خرجوا إلى المساجد يقتلون الرجل في المسجد وهو راكع أو ساجد ونهبوا النقود والأموال وصاروا يدوسون بأقدامهم المصاحف ونسخ البخاري ومسلم وبقية كتب الحديث والفقه والنحو بعد أن نشروها في الأزقة والبطائح وأخذوا أموال المسلمين واقتسموها كما تقسم غنائم الكفار.
وقال أحمد بن زيني دحلان في “الدرر السنية” صحيفة 57 :”قال السيّد الشيخ علوي ابن أحمد بن حسن الحداد باعلوي في كتابه “جلاء الظلام في الرد على النجدي الذي أضلّ العوام”: والحاصل أن المحقق عندنا من أقواله وأفعاله (أي محمد بن عبد الوهاب) ما يوجب خروجه عن القواعد الإسلامية باستحلاله أمورًا مجمعًا على تحريمها معلومة من الدين بالضرورة مع تنقيصه الأنبياء والمرسلين والأولياء والصالحين، وتنقيصهم كفرٌ بإجماع الأئمة الأربعة” انتهى من كلام أحمد بن زيني دحلان.
فبان واتضح أن محمد بن عبد الوهاب هو وأتباعه جاؤوا بدين جديد ليس هو الإسلام، وكان يقول من دخل في دعوتنا فله ما لنا وعليه ما علينا ومن لم يدخل معنا فهو كافر حلال الدم والمال.
Yg nulis kebanyakan nonoton bokep ... jadi otak nya kotor.. gak bisa menelaah...
BalasHapusSanad guru nya ke
Al bani
Abdul wahab (wahabi)
Yg nulis kebanyakan nonoton bokep ... jadi otak nya kotor.. gak bisa menelaah...
BalasHapusSanad guru nya ke
Al bani
Abdul wahab (wahabi)
Ucapan yg kotor itu keluar dari jiwa yg kotor...setiap ucapan akan kembali kepada pelontarnya...Matilah kalian dengan kebodohan dan kemarahan kalian..Sesungguhnya sesuatu itu beserta dengan lawannya..Untuk selamanya syirik itu adalah musuh dari tauhid dan Bid'ah itu musuhnya sedari Sunnah Rosulullah shalallahualaihi wassalam
BalasHapusUcapan yg kotor itu keluar dari jiwa yg kotor...setiap ucapan akan kembali kepada pelontarnya...Matilah kalian dengan kebodohan dan kemarahan kalian..Sesungguhnya sesuatu itu beserta dengan lawannya..Untuk selamanya syirik itu adalah musuh dari tauhid dan Bid'ah itu musuhnya sedari Sunnah Rosulullah shalallahualaihi wassalam
BalasHapushttps://www.youtube.com/watch?v=EKbIPpysDTA
BalasHapus