إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Allah Subhanahu wa ta'ala berjanji
di dalam al-Quran, bahwa Dia akan menjaga al-Quran. Sebagaimana firman-Nya:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ
لَحَافِظُونَ
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Quran dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr : 9)
Imam al-Qurthubi rahimahullah
menyebutkan kisah menarik yang berhubungan dengan pemeliharaan al-Quran didalam
kitab Tafsirnya (10/5,6).
Berikut kisah nya :
Khalifah Al-Ma'mun (adalah) seorang
kepala negara yang memiliki sebuah majelis diskusi. Kemudian sejumlah orang
yang berpakaian bagus, berwajah tampan, dan bertubuh wangi masuk kedalam
majelis tersebut, ia ikut berbicara. Pembicaraan nya sangat bagus dan gaya
bicaranya indah.
Ketika majelis tersebut selesai,
Khalifah Al-Ma'mun memanggilnya dan bertanya kepadanya: "Apakah kamu
orang Israil?"
Ia menjawab : "Ya"
Al-Ma'mun kemudian berkata kepadanya
: "Masuklah kedalam agama Islam, agar aku bisa berbuat sesuatu
kepadamu.!"
Ia lalu menjanjikan sesuatu
kepadanya. Tetapi orang itu menjawab : "Agamaku adalah agama nenek
moyangku." Ia kemudian pergi.
Setelah setahun kemudian, ia datang
lagi dalam keadaan telah memeluk agama Islam. Ia mahir dan sangat pintar dalam
masalah fikih, terlihat dari tema pembicaraannya.
Ketika majelis telah selesai, Al-Ma'mun
memanggilnya dan berkata : "Bukankah kamu dulu pernah datang?"
Ia menjawab : "Ya,
benar"
Khalifah Al-Ma'mun bertanya lagi : "Apa
yang menyebabkan mu memeluk agama Islam?" Ia pun bercerita :
Katanya : "Ketika aku pergi
dari hadapan yang mulia, aku bermaksud menguji kebenaran agama-agama ini.
Padahal baginda saat itu memandangku orang baik. Aku kemudian mencari Taurat dan
menulis tiga naskah salinannya. Aku menambahkan dan mengurangi isinya. Aku
kemudian menawarkannya ke biara (rumah ibadah yahudi) dan mereka membeli ketiga
naskah tersebut dariku.
Setelah itu aku mengambil Injil dan
menulis tiga naskah salinannya. Aku menambah dan mengurangi isinya. Lalu aku
masuk kedalam gereja (rumah ibadah nasrani) dan mereka pun membeli ketiga naskah
itu dariku.
Aku kemudian mengambil al-Quran dan
membuat tiga naskah salinannya. Aku menambah dan mengurangi isinya. Kemudian
aku masukkan ke tempat penjual kertas, mereka (penjual kertas yang muslim itu)
membolak balik lembaran nya. Ketika mereka mendapatkan ada tambahan dan
kekurangan padanya, mereka membuangnya dan tidak mau membelinya. Dari situ aku
tahu bahwa al-Qur'an ini terjaga. Dan itulah yang menyebabkan aku masuk
Islam."
[At-Tafsir An-Nabawi li Al-Quran, Salman Fahd Audah.
Terjemahan nya Bagaimana Nabi dan Sahabat Menafsirkan al-Quran hal 19-20. cet
Pustaka Azzam]
Demikianlah, salah satu kisah
bagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala menjaga al-Quran melalui para penghafal
al-Quran.
0 komentar:
Posting Komentar