Pages

Kamis, 11 Oktober 2012

Ingin Memalsukan Al-Qur'an, malah Masuk Islam


إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فنار



Allah Subhanahu wa ta'ala berjanji di dalam al-Quran, bahwa Dia akan menjaga al-Quran. Sebagaimana firman-Nya:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr : 9)

Imam al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan kisah menarik yang berhubungan dengan pemeliharaan al-Quran didalam kitab Tafsirnya (10/5,6).


Berikut kisah nya :

Khalifah Al-Ma'mun (adalah) seorang kepala negara yang memiliki sebuah majelis diskusi. Kemudian sejumlah orang yang berpakaian bagus, berwajah tampan, dan bertubuh wangi masuk kedalam majelis tersebut, ia ikut berbicara. Pembicaraan nya sangat bagus dan gaya bicaranya indah.

Ketika majelis tersebut selesai, Khalifah Al-Ma'mun memanggilnya dan bertanya kepadanya: "Apakah kamu orang Israil?"

Ia menjawab : "Ya"

Al-Ma'mun kemudian berkata kepadanya : "Masuklah kedalam agama Islam, agar aku bisa berbuat sesuatu kepadamu.!"

Ia lalu menjanjikan sesuatu kepadanya. Tetapi orang itu menjawab : "Agamaku adalah agama nenek moyangku." Ia kemudian pergi.

Setelah setahun kemudian, ia datang lagi dalam keadaan telah memeluk agama Islam. Ia mahir dan sangat pintar dalam masalah fikih, terlihat dari tema pembicaraannya.

Ketika majelis telah selesai, Al-Ma'mun memanggilnya dan berkata : "Bukankah kamu dulu pernah datang?"

Ia menjawab : "Ya, benar"

Khalifah Al-Ma'mun bertanya lagi : "Apa yang menyebabkan mu memeluk agama Islam?" Ia pun bercerita :

Katanya : "Ketika aku pergi dari hadapan yang mulia, aku bermaksud menguji kebenaran agama-agama ini. Padahal baginda saat itu memandangku orang baik. Aku kemudian mencari Taurat dan menulis tiga naskah salinannya. Aku menambahkan dan mengurangi isinya. Aku kemudian menawarkannya ke biara (rumah ibadah yahudi) dan mereka membeli ketiga naskah tersebut dariku.

Setelah itu aku mengambil Injil dan menulis tiga naskah salinannya. Aku menambah dan mengurangi isinya. Lalu aku masuk kedalam gereja (rumah ibadah nasrani) dan mereka pun membeli ketiga naskah itu dariku.

Aku kemudian mengambil al-Quran dan membuat tiga naskah salinannya. Aku menambah dan mengurangi isinya. Kemudian aku masukkan ke tempat penjual kertas, mereka (penjual kertas yang muslim itu) membolak balik lembaran nya. Ketika mereka mendapatkan ada tambahan dan kekurangan padanya, mereka membuangnya dan tidak mau membelinya. Dari situ aku tahu bahwa al-Qur'an ini terjaga. Dan itulah yang menyebabkan aku masuk Islam."


[At-Tafsir An-Nabawi li Al-Quran, Salman Fahd Audah. Terjemahan nya Bagaimana Nabi dan Sahabat Menafsirkan al-Quran hal 19-20. cet Pustaka Azzam]

Demikianlah, salah satu kisah bagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala menjaga al-Quran melalui para penghafal al-Quran.



Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam


0 komentar:

Posting Komentar