إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Oleh : AM. Waskito
Berikut ini adalah 10 LOGIKA DASAR akidah Syiah yang bisa diajukan sebagai
bahan diskusi ke kalangan Syiah, dari level awam, sampai level ulama. Setidaknya,
logika ini bisa dipakai sebagai "anti virus" untuk menangkal
propaganda dai-dai Syiah yang ingin menyesatkan Ummat Islam dari jalan yang
lurus.
Kalau Anda berbicara dengan orang Syiah, atau ingin mengajak orang Syiah
bertaubat dari kesesatan, atau diajak berdebat oleh orang Syiah, atau Anda mulai
dipengaruhi dai-dai Syiah, coba kemukakan 10 LOGIKA DASAR di bawah ini.
Sehingga kita bisa membuktikan, bahwa ajaran mereka sesat dan tidak boleh
diikuti.
LOGIKA 1: "Nabi dan Ahlul Bait"
Tanyakan kepada orang Syiah, "Apakah Anda mencintai dan memuliakan
Ahlul Bait Nabi?" Dia pasti akan menjawab: "Ya! Bahkan
mencintai Ahlul Bait merupakan pokok-pokok akidah kami." Kemudian
tanyakan lagi: "Benarkah Anda sungguh-sungguh mencintai Ahlul Bait
Nabi?" Dia tentu akan menjawab: "Ya, demi Allah!"
Lalu katakan kepada dia: "Ahlul Bait Nabi adalah anggota keluarga
Nabi. Kalau orang Syiah mengaku sangat mencintai Ahlul Bait Nabi, seharusnya
mereka lebih mencintai sosok Nabi sendiri? Bukankah sosok Nabi Muhammad Shallallah
‘Alaihi Wasallam lebih utama daripada Ahlul Bait-nya? Mengapa kaum Syiah sering
membawa-bawa nama Ahlul Bait, tetapi kemudian melupakan Nabi?"
Faktanya, ajaran Syiah
sangat didominasi oleh perkataan-perkataan yang katanya bersumber dari
Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak keturunan mereka. Kalau Syiah
benar-benar mencintai Ahlul Bait, seharusnya mereka lebih mendahulukan Sunnah
Nabi, bukan sunnah dari Ahlul Bait beliau. Syiah memuliakan Ahlul Bait karena
mereka memiliki hubungan dekat dengan Nabi. Kenyataan ini kalau digambarkan
seperti: "Lebih memilih kulit rambutan daripada daging buahnya."
LOGIKA 2: "Ahlul
Bait dan Isteri Nabi"
Tanyakan kepada orang Syiah: "Siapa saja yang termasuk golongan
Ahlul Bait Nabi?" Nanti dia akan menjawab: "Ahlul Bait Nabi
adalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka." Lalu
tanyakan lagi: "Bagaimana dengan isteri-isteri Nabi seperti Khadijah,
Saudah, Aisyah, Hafshah, Zainab, Ummu Salamah, dan lain-lain? Mereka termasuk
Ahlul Bait atau bukan?" Dia akan mengemukakan dalil, bahwa Ahlul Bait
Nabi hanyalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka.
Kemudian tanyakan kepada orang itu: "Bagaimana bisa Anda memasukkan
keponakan Nabi (Ali) sebagai bagian dari Ahlul Bait, sementara isteri-isteri
Nabi tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana bisa cucu-cucu Ali yang tidak pernah
melihat Rasulullah dimasukkan Ahlul Bait, sementara isteri-isteri yang biasa
tidur seranjang bersama Nabi tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana bisa Fathimah
lahir ke dunia, jika tidak melalui isteri Nabi, yaitu Khadijah Radhiyallahu
‘Anha? Bagaimana bisa Hasan dan Husein lahir ke dunia, kalau tidak melalui
isteri Ali, yaitu Fathimah? Tanpa keberadaan para isteri shalihah ini, tidak
akan ada yang disebut Ahlul Bait Nabi."
Faktanya, dalam Surat
Al-Ahzab ayat 33 disebutkan,
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ
أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
“bahwasanya Allah
menginginkan menghilangkan dosa dari kalian, para ahlul bait, dan mensucikan
kalian sesuci-sucinya”.
Dalam ayat ini
isteri-isteri Nabi masuk kategori Ahlul Bait, menurut Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. Bahkan selama hidupnya, mereka mendapat sebutan Ummul Mu'minin (ibunda
orang-orang Mukmin) Radhiyallahu ‘Anhunna.
LOGIKA 3: "Islam dan Sahabat"
Tanyakan kepada orang Syiah: "Apakah Anda beragama Islam?"
Maka dia akan menjawab dengan penuh keyakinan: "Tentu saja, kami adalah
Islam. Kami ini Muslim." Lalu tanyakan lagi ke dia: "Bagaimana
cara Islam sampai Anda, sehingga Anda menjadi seorang Muslim?" Maka
orang itu akan menerangkan tentang silsilah dakwah Islam. Dimulai dari
Rasulullah, lalu para Shahabatnya, lalu dilanjutkan para Tabi'in dan Tabi'ut
Tabi'in, lalu dilanjutkan para ulama Salafus Shalih, lalu disebarkan oleh para
dai ke seluruh dunia, hingga sampai kepada kita di Indonesia.
Kemudian tanyakan ke dia: "Jika Anda mempercayai silsilah dakwah
Islam itu, mengapa Anda sangat membenci para Shahabat, mengutuk mereka, atau
menghina mereka secara keji? Bukankah Anda mengaku Islam, sedangkan Islam
diturunkan kepada kita melewati tangan para Shahabat itu. Tidak mungkin kita
menjadi Muslim, tanpa peranan Shahabat. Jika demikian, mengapa orang Syiah suka
mengutuk, melaknat, dan mencaci-maki para Shahabat?"
Faktanya, kaum Syiah
sangat membingungkan. Mereka mencaci-maki para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum
dengan sangat keji. Tetapi di sisi lain, mereka masih mengaku sebagai Muslim.
Kalau memang benci Shahabat, seharusnya mereka tidak lagi memakai label Muslim.
Sebuah adagium yang harus selalu diingat: "Tidak ada Islam, tanpa peranan
para Shahabat!"
LOGIKA 4: "Seputar Imam Syiah"
Tanyakan kepada orang Syiah: "Apakah Anda meyakini adanya imam
dalam agama?" Dia pasti akan menjawab: "Ya! Bahkan imamah
menjadi salah satu rukun keimanan kami." Lalu tanyakan lagi: "Siapa
saja imam-imam yang Anda yakini sebagai panutan dalam agama?" Maka
mereka akan menyebutkan nama-nama 12 imam Syiah. Ada juga yang menyebut 7 nama
imam (versi Ja'fariyyah).
Lalu tanyakan kepada orang Syiah itu: "Mengapa dari ke-12 imam
Syiah itu tidak tercantum nama Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i, dan Imam
Hanbali? Mengapa nama empat imam itu tidak masuk dalam deretan 12 imam Syiah?
Apakah orang Syiah meragukan keilmuan empat imam madzhab tersebut? Apakah ilmu
dan ketakwaan empat imam madzhab tidak sepadan dengan 12 imam Syiah?"
Faktanya, kaum Syiah
tidak mengakui empat imam madzhab sebagai bagian dari imam-imam mereka. Kaum
Syiah memiliki silsilah keimaman sendiri. Terkenal dengan sebutan "Imam
12" atau Imamah Itsna Asyari. Hal ini merupakan bukti besar, bahwa Syiah
bukan Ahlus Sunnah. Semua Ahlus Sunnah di muka bumi sudah sepakat tentang
keimaman empat Imam tersebut. Para ahli ilmu sudah mafhum, jika disebut Al Imam
Al Arba'ah, maka yang dimaksud adalah empat imam madzhab rahimahumullah.
LOGIKA 5: "Allah dan Imam Syiah"
Tanyakan kepada orang Syiah: "Siapa yang lebih Anda taati, Allah
Ta'ala atau imam Syiah?" Tentu dia akan akan menjawab: "Jelas
kami lebih taat kepada Allah." Lalu tanyakan lagi: "Mengapa
Anda lebih taat kepada Allah?" Mungkin dia akan menjawab: "Allah
adalah Tuhan kita, juga Tuhan imam-imam kita. Maka sudah sepantasnya kita
mengabdi kepada Allah yang telah menciptakan imam-imam itu."
Kemudian tanyakan ke orang itu: "Mengapa dalam kehidupan orang
Syiah, dalam kitab-kitab Syiah, dalam pengajian-pengajian Syiah; mengapa Anda
lebih sering mengutip pendapat imam-imam daripada pendapat Allah (dari Al
Qur'an)? Mengapa orang Syiah jarang mengutip dalil-dalil dari Kitab Allah?
Mengapa orang Syiah lebih mengutamakan perkataan imam melebihi Al Qur'an?"
Faktanya, sikap
ideologis kaum Syiah lebih dekat ke kemusyrikan, karena mereka lebih
mengutamakan pendapat manusia (imam-imam Syiah) daripada ayat-ayat Allah.
Padahal dalam Surat An Nisaa' ayat 59 disebutkan, jika terjadi satu saja
perselisihan, kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah sikap Islami, bukan
melebihkan pendapat imam di atas perkataan Allah.
LOGIKA 6: "Ali dan Jabatan Khalifah"
Tanyakan kepada orang Syiah: "Menurut Anda, siapa yang lebih berhak
mewarisi jabatan Khalifah setelah Rasulullah wafat?" Dia pasti akan
menjawab: "Ali bin Abi Thalib lebih berhak menjadi Khalifah."
Lalu tanyakan lagi: "Mengapa bukan Abu Bakar, Umar, dan Ustman?"
Maka kemungkinan dia akan menjawab lagi: "Menurut riwayat saat
peristiwa Ghadir Khum, Rasulullah mengatakan bahwa Ali adalah pewaris sah
Kekhalifahan."
Kemudian katakan kepada orang Syiah itu: "Jika memang Ali bin Abi
Thalib paling berhak atas jabatan Khalifah, mengapa selama hidupnya beliau
tidak pernah menggugat kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, dan
Khalifah Utsman? Mengapa beliau tidak pernah menggalang kekuatan untuk merebut
jabatan Khalifah? Mengapa ketika sudah menjadi Khalifah, Ali tidak pernah
menghujat Khalifah Abu Bakar, Umar, dan Ustman, padahal dia memiliki kekuasaan?
Kalau menggugat jabatan Khalifah merupakan kebenaran, tentu Ali bin Abi Thalib
akan menjadi orang pertama yang melakukan hal itu."
Faktanya, sosok Husein
bin Ali Radhiyallahu ‘Anhuma berani menggugat kepemimpinan Dinasti
Umayyah di masa Yazid bin Muawiyyah, sehingga kemudian terjadi Peristiwa
Karbala. Kalau putra Ali berani memperjuangkan apa yang diyakininya benar,
tentu Ali Radhiyallahu ‘Anhu lebih berani melakukan hal itu.
LOGIKA 7: "Ali dan Husein"
Tanyakan ke orang Syiah: "Menurut Anda, mana yang lebih utama, Ali
atau Husein?" Maka dia akan menjawab: "Tentu saja Ali bin Abi
Thalib lebih utama. Ali adalah ayah Husein, dia lebih dulu masuk Islam,
terlibat dalam banyak perang di zaman Nabi, juga pernah menjadi Khalifah yang
memimpin Ummat Islam." Atau bisa saja, ada pendapat di kalangan Syiah
bahwa kedudukan Ali sama tingginya dengan Husein.
Kemudian tanyakan ke dia: "Jika Ali memang dianggap lebih mulia,
mengapa kaum Syiah membuat peringatan khusus untuk mengenang kematian Husein
saat Hari Asyura pada setiap tanggal 10 Muharram? Mengapa mereka tidak membuat
peringatan yang lebih megah untuk memperingati kematian Ali bin Abi Thalib?
Bukankah Ali juga mati syahid di tangan manusia durjana? Bahkan beliau wafat
saat mengemban tugas sebagai Khalifah."
Faktanya, peringatan Hari
Asyura sudah seperti "Idul Fithri" bagi kaum Syiah. Hal itu untuk
memperingati kematian Husein bin Ali. Kalau orang Syiah konsisten, seharusnya
mereka memperingati kematian Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu lebih
dahsyat lagi.
Logika 8: "Syiah dan Wanita"
Tanyakan ke orang Syiah: "Apakah dalam keyakinan Syiah diajarkan
untuk memuliakan wanita?" Dia akan menjawab tanpa keraguan: "Tentu
saja. Kami diajari memuliakan wanita, menghormati mereka, dan tidak menzhalimi
hak-hak mereka?" Lalu tanyakan lagi: "Benarkah ajaran Syiah
memberi tempat terhormat bagi kaum wanita Muslimah?" Orang itu pasti
akan menegaskan kembali.
Kemudian katakan ke orang Syiah itu: "Jika Syiah memuliakan wanita,
mengapa mereka menghalalkan nikah mut'ah? Bukankah nikah mut'ah itu sangat
menzhalimi hak-hak wanita? Dalam nikah mut'ah, seorang wanita hanya dipandang
sebagai pemuas seks belaka. Dia tidak diberi hak-hak nafkah secara baik. Dia
tidak memiliki hak mewarisi harta suami. Bahkan kalau wanita itu hamil, dia
tidak bisa menggugat suaminya jika ikatan kontraknya sudah habis. Posisi wanita
dalam ajaran Syiah, lebih buruk dari posisi hewan ternak. Hewan ternak yang
hamil dipelihara baik-baik oleh para peternak. Sedangkan wanita Syiah yang
hamil setelah nikah mut'ah, disuruh memikul resiko sendiri."
Faktanya, kaum Syiah
sama sekali tidak memberi tempat terhormat bagi kaum wanita. Hal ini berbeda
sekali dengan ajaran Sunni. Di negara-negara seperti Iran, Irak, Libanon, dll.
praktik nikah mut'ah marak sebagai ganti seks bebas dan pelacuran. Padahal
esensinya sama, yaitu menghamba seks, menindas kaum wanita, dan menyebarkan
pintu-pintu kekejian. Semua itu dilakukan atas nama agama. Na'udzubillah wa
na'udzubillah min dzalik.
LOGIKA 9: "Syiah dan Politik"
Tanyakan ke orang Syiah: "Dalam pandangan Anda, mana yang lebih
utama, agama atau politik?" Tentu dia akan berkata: "Agama
yang lebih penting. Politik hanya bagian dari agama." Lalu tanyakan
lagi: "Bagaimana kalau politik akhirnya mendominasi ajaran agama?"
Mungkin dia akan menjawab: "Ya tidak bisa. Agama harus mendominasi
politik, bukan politik mendominasi agama."
Lalu katakan ke orang Syiah itu: "Kalau perkataan Anda benar,
mengapa dalam ajaran Syiah tidak pernah sedikit pun melepaskan diri dari
masalah hak Kekhalifahan Ali, tragedi yang menimpa Husein di Karbala, dan
kebencian mutlak kepada Muawiyyah dan anak-cucunya? Mengapa hal-hal itu sangat
mendominasi akal orang Syiah, melebihi pentingnya urusan akidah, ibadah, fiqih,
muamalah, akhlak, tazkiyatun nafs, ilmu, dll. yang merupakan pokok-pokok ajaran
agama? Mengapa ajaran Syiah menjadikan masalah dendam politik sebagai menu
utama akidah mereka melebihi keyakinan kepada Sifat-Sifat Allah?"
Faktanya, ajaran Syiah
merupakan contoh telanjang ketika agama dicaplok (dianeksasi) oleh
pemikiran-pemikiran politik. Bahkan substansi politiknya terfokus pada sikap
kebencian mutlak kepada pihak-pihak tertentu yang dianggap merampas hak-hak
imam Syiah. Dalam hal ini akidah Syiah mirip sekali dengan konsep Holocaust yang
dikembangkan Zionis internasional, dalam rangka memusuhi Nazi sampai ke
akar-akarnya. (Bukan berarti pro Nazi, tetapi disana ada sisi-sisi kesamaan
pemikiran).
LOGIKA 10. "Syiah dan Sunni"
Tanyakan ke orang Syiah: "Mengapa kaum Syiah sangat memusuhi kaum
Sunni? Mengapa kebencian kaum Syiah kepada Sunni, melebihi kebencian mereka
kepada orang kafir (non Muslim)?" Dia tentu akan menjawab: "Tidak,
tidak. Kami bersaudara dengan orang Sunni. Kami mencintai mereka dalam rangka
Ukhuwwah Islamiyyah. Kita semua bersaudara, karena kita sama-sama mengerjakan
Shalat menghadap Kiblat di Makkah. Kita ini sama-sama Ahlul Qiblat."
Kemudian katakan ke dia: "Kalau Syiah benar-benar mau ukhuwwah, mau
bersaudara, mau bersatu dengan Sunni; mengapa mereka menyerang tokoh-tokoh
panutan Ahlus Sunnah, seperti Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, Khalifah
Utsman, isteri-isteri Nabi (khususnya Aisyah dan Hafshah), Abu Hurairah,
Zubair, Thalhah, dan lain-lain? Mencela, memaki, menghina, atau mengutuk
tokoh-tokoh itu sama saja dengan memusuhi kaum Sunni. Tidak pernah ada ukhuwwah
atau perdamaian antara Sunni dan Syiah, sebelum Syiah berhenti menista para
Shahabat Nabi, selaku panutan kaum Sunni."
Fakta yang perlu
disebut, banyak terjadi pembunuhan, pengusiran, dan kezhaliman terhadap kaum
Sunni di Iran, Irak, Suriah, Yaman, Libanon, Pakistan, Afghanistan, dll. Hal
itu menjadi bukti besar bahwa Syiah sangat memusuhi kaum Sunni. Hingga
anak-anak Muslim asal Palestina yang mengungsi di Irak, mereka pun tidak luput
dibunuhi kaum Syiah. Hal ini pula yang membuat Syaikh Qaradhawi berubah pikiran
tentang Syiah. Jika semula beliau bersikap lunak, akhirnya mengakui bahwa
perbedaan antara Sunni dan Syiah sangat sulit disatukan.
Dalam lintasan sejarah
kita mendapati bukti lain, bahwa kaum Syiah tidak pernah terlibat perang
melawan negara-negara kufar. Justru mereka sering bekerjasama dengan negara
kufar dalam rangka menghadapi kaum Muslimin. Hancurnya Kekhalifahan Abbasiyyah
di Baghdad, sikap permusuhan Dinasti Shafawid di Mesir, era Perang Salib di
masa Shalahuddin Al Ayyubi, serta Khilafah Turki Utsmani, di atas semua itu
terekam fakta-fakta pengkhianatan Syiah terhadap kaum Muslimin. Begitu juga,
jatuhnya Afghanistan dan Iraq ke tangan tentara Sekutu di era modern, tidak
lepas dari jasa-jasa para anasir Syiah dari Iran.
Demikianlah 10 LOGIKA DASAR yang bisa kita gunakan untuk mematahkan
pemikiran-pemikiran kaum Syiah. Insya Allah tulisan ini bisa dimanfaatkan untuk
secara praktis melindungi diri, keluarga, dan Ummat Islam dari
propaganda-propaganda Syiah.
Amin Allahumma amin.
Jika ada benarnya, hal itu semata merupakan karunia Allah Azza Wa Jalla.
Kalau ada kesalahan, khilaf, dan kekurangan, itu dari diri saya sendiri.
Wal ‘afwu minkum
katsira, wastaghfirullaha li wa lakum, wa li sa'iril Muslimin. Alhamdulillahi
Rabbil ‘alamiin, wallahu a'lam bisshawaab.* [habis]
A.M Waskito, penulis
buku "Bersikap Adil pada Wahabi" (via Abdullah Zubair)
-semoga Allah melaknat Syi'ah-
-semoga Allah melaknat Syi'ah-
0 komentar:
Posting Komentar