إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Alkisah, ada satu cerita di Saluran TV Majd
beberapa tahun silam, nama program acaranya “Satu Keluarga”. Adalah Dr. Yahya
sebagai Da’i / Penceramahnya kala itu, dengan lantang ia mengatakan bahwa umat
Muslim itu memang tidak pernah teratur, yang dibutuhkan umat Muslim adalah satu
keyakinan untuk dapat melakukan suatu aksi.
Lantas beliaupun menceritakan satu kisah
seseorang Amerika Non-Muslim yang memperbincangkan tentang Islam seraya
menyaksikan sebuah program Live (siaran langsung) di sebuah channel lain.
Orang Amerika tersebut sangat kagum dengan
dengan kerumunan orang-orang di Masjidil Haram, ada lebih dari 3 Juta orang
pada waktu itu yang berkumpul untuk shalat Isya di malam terakhir bulan
Ramadhan.
Kondisinya sangat ramai dengan kerumunan
orang-orang yang saling hilir mudik tidak beraturan.
Lalu Da’i tersebut bertanya kepada orang
Amerika tadi: “Menurut anda, berapa lama waktu yang dibutuhkan supaya orang
orang itu bisa baris dengan rapi ?”
Dan orang Amerika itupun menjawab: “Dua
sampai tiga jam.”
Da’i tadi menyatakan: “Masjidil Haram itu mempunyai
4 tingkat.”
Si Amerika pun menjawab: “Kalo gitu butuh
waktu dua belas jam.”
Sang Da’i pun kembali menjelaskan: “Mereka
yang kamu lihat di TV itu datang dari negara berbeda & juga berbeda bahasa
antara satu dengan yang lainnya.”
Kembali orang Amerika itu menyanggah: “Wah,
kalo begitu mereka sama sekali tidak mungkin bisa dibariskan.”
Akhirnya waktu shalat itupun tiba dengan tanda
bunyinya suara Iqamah. Tampak Sheikh Abdur-Rahman as-Sudais (imam besar
Masjidil Haram) berdiri di posisi paling depan seraya berkata : “Istawuu / آستوو” (“Luruskanlah
shaf / barisan kalian masing-masing”).
Maka berdirilah jutaan jama’ah tersebut dalam
shaf-shaf / barisan yang tersusun menjadi rapi, dan membutuhkan waktu tidak
lebih dari dua menit. Lihatlah betapa agungnya agama ini, dengan memiliki
sistemnya sendiri.
Si Amerika tadi terperanjat dengan argumennya
sendiri yang dipatahkan oleh kenyataan yang ada di depannya. Dipandanginya
layar TV sejenak, dan kemudian ia mengucapkan :
“أشهد ان لا اله الا
الله و اشهد ان محمدا رسول الله”
.
Many thanks to my brother MA Tamimi for sharing
the story
NOTE :
1) Bagi yang belum pernah berkunjung ke
Baitullaah, harap diperhatikan, gambar diatas hanyalah sekedar ilustrasi saja,
dimana pada gambar tersebut adalah pada saat Sheikh berkunjung ke Lahore,
Pakistan. Dan memimpin shalat Maghrib di بادشاہی مسجد / masjid Badshahi yaitu masjid terbesar
kedua setelah masjid King Faisal di Islamabad yang selesai dibangun pada tahun
1673 oleh Moghal Emperor Aurangzeb.
[Video dapat dilihat disini : http://youtu.be/Fh_pbwJnV6w]
2) sedangkan
kebiasaan khas sang Sheikh dalam memimpin jama’ah dengan mengucapkan “Istawuu”
dapat juga disaksikan pada video-video yang lain saat beliau memimpin shalat
berjama’ah.
[Sekedar contoh : http://youtu.be/AljHYLMhzZw]
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar