إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Beliau adalah Pembaharu
Islam (al Mujadid) pada abad ini. Karya dan jasa-jasa beliau cukup banyak dan
sangat membantu umat Islam terutama dalam menghidupkan kembali ilmu Hadits.
Beliau telah memurnikan ajaran Islam terutama dari hadits-hadits lemah dan palsu,
meneliti derajat hadits, dll.
Nasab (Silsilah) Beliau
Nama beliau adalah Abu
Abdirrahman Muhammad Nashiruddin bin Nuh al-Albani. Dilahirkan pada tahun 1333
H di kota Ashqodar ibu kota Albania yang lampau. Beliau dibesarkan di tengah
keluarga yang tak berpunya, lantaran kecintaan terhadap ilmu dan ahli ilmu.
Ayah al-Albani yaitu Al Haj Nuh adalah lulusan lembaga pendidikan ilmu-ilmu
syari`at di ibukota negara dinasti Utsmaniyah (kini Istambul), yang ketika Raja
Ahmad Zagho naik tahta di Albania dan mengubah sistem pemerintahan menjadi
pemerintah sekuler, maka Syeikh Nuh amat mengkhawatirkan dirinya dan diri
keluarganya. Akhirnya beliau memutuskan untuk berhijrah ke Syam dalam rangka
menyelamatkan agamanya dan karena takut terkena fitnah. Beliau sekeluargapun
menuju Damaskus.
Setiba di Damaskus, Syeikh
al-Albani kecil mulai aktif mempelajari bahasa arab. Beliau masuk sekolah pada
madrasah yang dikelola oleh Jum`iyah al-Is`af al-Khairiyah. Beliau terus
belajar di sekolah tersebut tersebut hingga kelas terakhir tingkat Ibtida`iyah.
Selanjutnya beliau meneruskan belajarnya langsung kepada para Syeikh. Beliau
mempelajari al-Qur`an dari ayahnya sampai selesai, disamping itu mempelajari
pula sebagian fiqih madzab Hanafi dari ayahnya.
Syeikh al-Albani juga
mempelajari keterampilan memperbaiki jam dari ayahnya sampai mahir betul,
sehingga beliau menjadi seorang ahli yang mahsyur. Ketrampilan ini kemudian
menjadi salah satu mata pencahariannya.
Pada umur 20 tahun,
pemuda al-Albani ini mulai mengkonsentrasikan diri pada ilmu hadits lantaran
terkesan dengan pembahasan-pembahasan yang ada dalam majalah al-Manar, sebuah
majalah yang diterbitkan oleh Syeikh Muhammad Rasyid Ridha. Kegiatan pertama di
bidang ini ialah menyalin sebuah kitab berjudul al-Mughni `an Hamli al-Asfar
fi Takhrij ma fi al-Ishabah min al-Akhbar. Sebuah kitab karya al-Iraqi,
berupa takhrij terhadap hadits-hadits yang terdapat pada Ihya` Ulumuddin
al-Ghazali. Kegiatan Syeikh al-Albani dalam bidang hadits ini ditentang oleh
ayahnya seraya berkomentar, “sesungguhnya ilmu hadits adalah pekerjaan
orang-orang pailit (bangkrut)”.
Namun, Syeikh al-Albani
justru semakin cinta terhadap dunia hadits. Pada perkembangan berikutnya,
Syeikh al-Albani tidak memiliki cukup uang untuk membeli kitab-kitab.
Karenanya, beliau memanfaatkan Perpustakaan adh-Dhahiriyah di sana (Damaskus).
Di samping juga meminjam buku-buku dari beberapa perpustakaan khusus.
Begitulah, hadits menjadi kesibukan rutinnya, sampai-sampai beliau menutup kios
reparasi jamnya. Beliau lebih betah berlama-lama dalam perpustakaan
adh-Dhahiriyah, sehingga setiap harinya mencapai 12 jam. Tidak pernah istirahat
mentelaah kitab-kitab hadits, kecuali jika waktu sholat tiba. Untuk makannya,
seringkali hanya sedikit makanan yang dibawanya ke perpustakaan.
Akhirnya kepala kantor
perpustakaan memberikan sebuah ruangan khusus di perpustakaan untuk beliau.
Bahkan kemudiaan beliau diberi wewenang untuk membawa kunci perpustakaan.
Dengan demikian, beliau menjadi leluasa dan terbiasa datang sebelum yang
lainnya datang. Begitu pula pulangnya ketika orang lain pulang pada waktu zuhur,
beliau justru pulang setelah sholat isya. Hal ini dijalaninya sampai
bertahun-tahun.
Pengalaman Penjara
Syeikh al-Albani pernah
dipenjara dua kali. Kali pertama selama satu bulan dan kali kedua selama enam
bulan. Itu tidak lain karena gigihnya beliau berdakwah kepada sunnah dan
memerangi bid`ah sehingga orang-orang yang dengki kepadanya menebarkan fitnah.
Beberapa Tugas yang
Pernah Diemban
Syeikh al-Albani pernah
mengajar di Jami`ah Islamiyah (Universitas Islam Madinah) selama tiga tahun,
sejak tahun 1381-1383 H, mengajar tentang hadits dan ilmu-ilmu hadits. Setelah
itu beliau pindah ke Yordania. Pada tahun 1388 H, Departemen Pendidikan meminta
kepada Syeikh al-Albani untuk menjadi ketua jurusan Dirasah Islamiyah pada
Fakultas Pasca Sarjana di sebuah Perguruan Tinggi di kerajaan Yordania. Tetapi
situasi dan kondisi saat itu tidak memungkinkan beliau memenuhi permintaan itu.
Pada tahun 1395 H hingga 1398 H beliau kembali ke Madinah untuk bertugas
sebagai anggota Majelis Tinggi Jam`iyah Islamiyah di sana. Mandapat penghargaan
tertinggi dari kerajaan Saudi Arabia berupa King Faisal Fundation tanggal 14
Dzulkaidah 1419 H.
Beberapa Karya Beliau
Karya-karya beliau amat
banyak, diantaranya ada yang sudah dicetak, ada yang masih berupa manuskrip dan
ada yang mafqud (hilang), semua berjumlah 218 judul.
Beberapa Contoh Karya
Beliau yang terkenal adalah :
1.
Adabuz-Zifaf fi
As-Sunnah al-Muthahharah
2.
Al-Ajwibah an-Nafi`ah
`ala as`ilah masjid al-Jami`ah
3.
Silisilah al-Ahadits
ash Shahihah
4.
Silisilah al-Ahadits
adh-Dha`ifah wal maudhu`ah
5.
At-Tawasul wa anwa`uhu
6.
Ahkam Al-Jana`iz
wabida`uha
Di samping itu, beliau
juga memiliki kaset ceramah, kaset-kaset bantahan terhadap berbagai pemikiran
sesat dan kaset-kaset berisi jawaban-jawaban tentang pelbagai masalah yang
bermanfaat.
Selanjutnya Syeikh
al-Albani berwasiat agar perpustakaan pribadinya, baik berupa buku-buku yang
sudah dicetak, buku-buku foto copyan, manuskrip-manuskrip (yang ditulis oleh
beliau sendiri ataupun orang lain) semuanya diserahkan ke perpustakaan Jami`ah
tersebut dalam kaitannya dengan dakwah menuju al-Kitab was Sunnah, sesuai
dengan manhaj salafush Shalih (sahabat nabi radhiyallahu anhum), pada
saat beliau menjadi pengajar disana.
Wafatnya
Beliau wafat pada hari
Jum`at malam Sabtu tanggal 21 Jumada Tsaniyah 1420 H atau bertepatan dengan
tanggal 1 Oktober 1999 di Yoradania.
Rahimallah asy-Syaikh
al-Albani rahmatan wasi`ah wa jazahullahu`an al-Islam wal muslimiina khaira wa
adkhalahu fi an-Na`im al-Muqim.
Sumber:
http://ahlulhadist.wordpress.com//?p=11
0 komentar:
Posting Komentar