إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Oleh : Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin
Pertanyaan :
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin ditanya: "Apakah
Matahari berputar mengelilingi bumi?".
Jawaban :
"Zhahirnya dalil-dalil syar'i menetapkan bahwa mataharilah
yang berputar mengelilingi bumi dan dengan perputarannya itulah menyebabkan
terjadinya pergantian siang dan malam di permukaan bumi, tidak ada hak bagi
kita untuk melewati zhahirnya dalil-dalil ini kecuali dengan dalil yang lebih
kuat dari hal itu yang memberi peluang bagi kita untuk menakwilkan dari zhahirnya.
Diantara dalil-dalil yang menunjukkan bahwa matahari berputar mengelilingi bumi
sehingga terjadi pergantian siang dan malam adalah sebagai berikut,
1.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman
tentang Ibrahim akan hujahnya terhadap orang yang membantahnya tentang Rabb,
قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ
مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka
terbitkanlah dia dari barat" (Al Baqarah : 258).
Maka keadaan-keadaan matahari yang
didatangkan dari timur merupakan dalil yang zhahir bahwa matahari berputar
mengelilingi bumi.
2.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman
juga tentang Ibrahim.
فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَٰذَا رَبِّي
هَٰذَا أَكْبَرُ ۖ
فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ
“Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: 'Inilah
Tuhanku, ini yang lebih besar', maka tatkala matahari itu terbenam dia berkata
: 'Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu
persekutukan.'" (Al-An'am : 78)
Jika Allah menjadikan bumi yang
mengelilingi matahari niscaya Allah berkata, "Ketika bumi itu hilang
darinya".
3.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا
لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
“Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua
mereka berada disebelah kanan, dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka
ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua
itu." (Al-Kahfi : 17)
Allah menjadikan yang condong dan
menjauhi adalah matahari, itu adalah dalil bahwa gerakan itu adalah dari
matahari, kalau gerakan itu dari bumi niscaya Dia berkata: "gua mereka
condong darinya(matahari)". Begitu pula bahwa penyandaran terbit dan
terbenam kepada matahari menunjukkan bahwa dialah yang berputar meskipun dilalahnya
lebih sedikit dibandingkan dilalah firmanNya "(condong) dan menjauhi
mereka)".
4.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ ۖ
كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang,matahari dan
bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya."
(Al-Anbiya' : 33).
Ibnu Abbas radhiyallahu anhu
berkata: "Berputar dalam suatu garis peredaran seperti alat
pemintal". Penjelasan itu terkenal darinya.
5.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
“Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan
cepat" (Al-A'raf : 54).
Allah menjadikan malam mengejar
siang, dan yang mengejar itu yang bergerak dan sudah maklum bahwa siang dan
malam itu mengikuti matahari.
6.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ
يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ ۖ
وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ
أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang banar; Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.
Ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Az Zumar : 5).
FirmanNya: "Menutupkan malam
atau siang" artinya memutarkannya atasnya seperti tutup sorban
menunjukkan bahwa berputar adalah dari malam dan siang atas bumi. Kalau saja
bumi yang berputar atas keduanya (malam dan siang) niscaya Dia berkata: "Dia
menutupkan bumi atas malam dan siang".
Dan firmanNya: "matahari dan
bulan, semuanya berjalan", menerangkan apa yang terdahulu menunjukkan
bahwa matahari dan bulan keduanya berjalan dengan jalan yang sebenarnya
(hissiyan makaniyan), karena menundukkan yang bergerak dengan gerakannya lebih
jelas maknanya daripada menundukkan yang tetap diam tidak bergerak.
7.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila
mengirinya" (Asy-Syam : 1-2).
Makna (mengiringinya) adalah datang
setelahnya. dan itu dalil yang menunjukkan atas berjalan dan berputarnya
matahari dan bulan atas bumi. Seandainya bumi yang berputar mengeliligi
keduanya tidak akan bulan itu mengiringi matahari, akan tetapi kadang-kadang
bumi mengelilingi matahari dan kadang-kadang matahari mengeliling bulan, karena
matahari lebih tinggi dari pada bulan. Dan untuk menyimpulan ayat ini
membutuhkan pengamatan.
8.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَآيَةٌ لَّهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ
فَإِذَا هُم مُّظْلِمُون وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ
ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ
حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن
تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي
فَلَكٍ يَسْبَحُونَ َ
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah
malam; Kami tanggalkan siang dan malam itu, maka dengan serta merta mereka
berada dalam kegelapan, dan matahari berjalan ditempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami
tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah
yang terakhir) kembalilah dia sebagai tandan yang tua. Tidaklah mugkin bagi
matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan
masing-masing beredar pada garis edarnya." (Yasin : 37-40).
Penyandaran kata berjalan kepada
matahari dan Dia jadikan hal itu sebagai kadar/batas dari Dzat yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui menunjukkan bahwa itu adalah haqiqi (sebenarnya)
dengan kadar yang sempurna, yang mengakibatkan terjadinya perbedaan siang malam
dan batas-batas (waktu). Dan penetapan batas-batas edar bulan menunjukkan
perpindahannya di garis edar tersebut. Kalau seandainya bumi yang berputar
mengelilingi maka penetapan garis edar itu bukannya untuk bulan. Peniadaan
bertemunya matahari dengan bulan dan malam mendahului siang menunjukkan
pengertian gerakan muncul dari matahari, bulan malam dan siang.
9.
Nabi Shallallahu 'alaihi
wassallam berkata kepada Abu Dzar radhiallahu anhu dan matahari
telah terbenam,
“Apakah kamu tahu kemana matahari itu pergi ?" Dia menjawab: "Allah dan
RasulNya lebih tahu". Beliau bersabda: "Sesungguhnya dia pergi
lalu bersujud di bawah arsy, kemudian minta izin lalu diijinkan baginya,
hampir-hampir dia minta izin lalu tidak diijinkan. Kemudian dikatakan
kepadanya: "Kembalilah dari arah kamu datang lalu dia terbit dari barat
(tempat terbenamnya) atau sebagaimana dia bersabda (Muttafaq 'alaih)[1].
PerkataanNya: "Kembalilah
dari arah kamu datang, lalu dia terbit dari tempat terbenamnya"
sangatlah jelas sekali bahwa dia (matahari) itulah yang berputar mengelilingi
bumi dengan perputarannya itu terjadinya terbit dan terbenam.
10. Hadits-hadits
yang banyak tentang penyandaran terbit dan terbenam kepada matahari, maka itu
jelas tentang terjadinya hal itu dari matahari tidak kepada bumi.
Boleh jadi disana masih banyak
dalil-dalil lain yang tidak saya hadirkan sekarang. Namun apa yang telah saya
sebutkan sudah cukup tentang apa yang saya maksudkan. Wallahu A’lam.
[Disalin dari Majmu Fatawa Arkanul Islam, edisi Indonesia Majmu
Fatawa Solusi Problematika Umat Islam Seputar Akidah Dan Ibadah, Penulis
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Terbitan Pustaka Arafah]
_________
Foot Note
[1] Dikeluarkan oleh Bukhari, Kitab Bad'ul Khalqi, bab shifat asy
syam wal qamar [3199], dan Muslim, kitab Al Iman, bab Bayan az Zaman al Ladzi
la yuqbal fihil Iman [159].
0 komentar:
Posting Komentar