Pages

Selasa, 18 September 2012

Bukti Ilmiah bahwa Bumi tidak Berotasi



إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فنار



Silahkan anda lihat pada gambar baris pertama, dengan pengamatan selama beberapa jam, terbukti jika bumi tidak berotasi. Kalau bumi berotasi, seharusnya posisi Indonesia dalam gambar tersebut sudah bergeser ke kanan, namun kenyataannya tidak demikian!

Selanjutnya silahkan lihat pada gambar baris kedua, gambar tersebut diambil dari satelit yg bergerak (saya bisa mengatakan 'satelit bergerak' karena ada keterangan perubahan kordinat pada setiap gambar) masih mengacu pada kesimpulan gambar baris pertama, terbukti Matahari bergerak, pada baris gambar ketiga juga memiliki kesimpulan yang sama dengan baris gambar kedua, namun gambar dicitrakan dari bulan, sekarang, jika kita sudah tahu Bumi tidak berotasi & matahari bergerak, bagaimana bisa terjadi siang malam secara teratur??

Jawaban yg tepat adalah “Karena Matahari Mengelilingi Bumi”


وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِوَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِلَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa serta Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir, kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Yasin : 38-40).

Dari Abu Dzar bahwa pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui” Beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari ini berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian berjalan sedangkan manusia tidak menganggapnya aneh sedikitpun darinya sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dikatakan padanya: ‘Bangunlah, terbitlah dari tempat kau terbenam’, maka dia pun terbit tempat dia terbenam.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya".

(HR. Al-Bukhari [4802] [3199] [7424] [7433], Muslim [159] -dan ini lafazhnya-, Ath-Thayyalisi dalam Musnadnya [460], Ahmad dalam Musnadnya [5/145] [152] [165] [177], Abu Dawud [4002], Tirmidzi [3227], Nasa’i dalam Sunan Kubra [11430], Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah [4292] [4293], dan lain sebagainya. Seluruhnya dari jalur Ibrahim bin Yazid at-Taimi dari ayahnya dari Abu Dzar).

“…maka Nabi itu pun berperang, dan dia mendekat pada desa yang dituju saat Shalat Ashar, maka dia berkata kepada matahari: “Engkau adalah makhluk yang diperintah dan saya pun diperintah, Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku sebentar.” Maka matahari itu pun ditahan sampai Allah memberikan kemenangan baginya.” (HR. Al-Bukhari).

“…dan dalam prediksiku bahwasanya suatu ketika nanti teori ini (Bumi Mengelilingi Matahari) akan hancur sebagaimana hancurnya teori Evolusi Darwin.” (Majmu’ Fatawa Syaikh ‘Utsaimin).


Dari Alkitab :
“Lalu Yosua berbicara kepada Tuhan pada hari Tuhan menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel, ia berkata di hadapan orang Israel: ‘Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau bulan, di atas lembah Ayalon!’ Maka berhentilah matahari dan bulan pun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa Tuhan mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah Tuhan.” (Yos 10 : 12-14).

Sikap yg harus kita pegang dalam memandang ayat-ayat injil :
1.      Jika di dalam injil terdapat keterangan yang sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah, maka kita wajib meyakini bahwa hal itu adalah firman Allah.
Misalnya di dalam Injil ada keterangan bahwa Allah itu satu maka kita harus meyakini bahwa itu adalah firman Allah.

2.     Jika di dalam Injil terdapat keterangan yang bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah, maka kita tidak boleh membenarkannya dan wajib mendustakannya.
Misalnya di dalam Injil ada cerita-cerita tentang para Nabi dan Rasul dimana digambarkan para Nabi dan Rasul tersebut melakukan perbuatan yang tercela misalnya ada Nabi yang meminum minuman keras, dan sebagainya maka dengan tegas kita wajib mendustakan cerita tersebut karena para Nabi dan rasul merupakan manusia mulia pilihan Allah untuk menyeru manusia untuk beribadah kepada-Nya dan menganjurkan berbuat amal baik.

3.      Jika di dalam Injil ada keterangan yang tidak ada keterangan di dalam al-Quran dan As-Sunnah maka kita tidak boleh membenarkannya dan juga tidak boleh mendustakannya.
Misalnya di dalam Injil ada keterangan tentang kota Nabi Luth bernama Sodom dan Gomorah maka kita tidak boleh membenarkan dan juga tidak boleh mendustakan cerita itu.

gambar lebih jelas silahkan buka :
satelit :
pilih ASIASAT 3S untk melihat Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar