إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata:
"Haruriyah (nama lain dari Khawarij-pen) terbagi menjadi dua
belas kelompok.
Pertama : al-Azaariqah
mereka berkata: ‘Kami tidak tahu seorangpun yang mukmin’. Dan
mereka mengkafirkan kaum muslimin (ahli kiblat), kecuali orang yang sefaham
dengan mereka.
Kedua : al-Ibadhiyah
mereka berkata: ‘Siapa yang menerima pendapat kita adalah orang
mukmin dan siapa yang berpaling adalah orang munafik’.
Ketiga : ats-Tsa`labiyah
mereka berkata: ‘Sesungguhnya Allah tidak menetapkan qadha dan
qadar’.
Keempat : al-Hazimiyyah
mereka berkata: ‘Kami tidak tahu apa iman itu. Dan semua makhluk
akan diberi udzur (dimaafkan karena ketidaktahuannya)’.
Kelima : Khalafiyah
mereka berkata: ‘Pria dan wanita yang meninggalkan jihad berarti
telah kafir’.
Keenam : al-Mujarromiyah
mereka berpendapat: ‘Seseorang tidak boleh menyentuh orang lain
, karena dia tidak tahu yang suci dengan najis. Dan janganlah dia makan bersama
orang itu hingga orang itu bertaubat dan mandi’.
Ketujuh : al-Kanziyah
mereka berpendapat: ‘Tidak pantas bagi seseorang untuk
memberikan hartanya kepada orang lain, karena mungkin dia bukan orang yang
berhak menerimanya. Dan hendaklah dia menyimpan harta itu hingga muncul para
pengikut kebenaran’.
Kedelapan : asy-Syimrakiyah
mereka berpendapat: ‘Tidak mengapa menyentuh wanita yang bukan
mahram, karena mereka adalah rahmat’.
Kesembilan : al-Akhnasiyah
mereka berpendapat: Orang yang mati tidak akan mendapat kebaikan
dan kejelekan setelah matinya.
Kesepuluh : al-Muhakkimah
mereka berpendapat: siapa yang berhukum kepada makhluk adalah
kafir.
Kesebelas : Mu`tazilah dari kalangan Khawarij
mereka berkata: Samar bagi kami masalah `Ali dan Muawiyah, maka
kami berlepas diri dari dua kelompok itu.
Kedua belas : al-Maimuniyah
mereka berpendapat: Tidak ada imam, kecuali dengan restu
orang-orang yang kami cintai."
(Talbis Iblis hal. 32-33).
******
Harakah-harakah Islam dewasa ini
juga banyak terkena fikrah (pemikiran) seperti ini. Mereka menganggap kaum
muslimin yang tidak sefaham dengan mereka sebagai orang-orang yang telah murtad
dari agama Allah. Dan yang parahnya juga, mereka membolehkan untuk mencuri
barang milik selain kelompok mereka dengan alasan: “Ini harta orang kafir
(fai').. “
Tetapi ketika dakwah salafiyyah
muncul dan kemudian menyerang dan meluluhlantakkan mereka, mereka pun sekarang
berkata: “Kami juga Salafy, ya akhi... Kami juga ahlus Sunnah...”
Ini mirip dengan seperti yang
dikatakan oleh penyair:
"Semua mengaku memiliki hubungan dengan Laila. Tapi Laila
sendiri tidak mengakuinya."
Maka hendaknya seorang itu melihat
kembali dan mengoreksi langkah dakwah yang ia tempuh selama ini. Dan hendaknya
ia kembali kepada manhaj salaf dalam aqidah dan manhaj. Dan itu akan didapat
dengan belajar serta memohon bimbingan dari Allah. Atau kalau tidak, kita akan
menjadi seperti yang dikatakan oleh Allah,
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم
بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا
"Katakanlah: ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah
sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini , sedangkan mereka menyangka
bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (QS. Al-Kahfi : 103-104).
0 komentar:
Posting Komentar