إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Gelar wahhabi pada zaman
sekarang merupakan senjata empuk untuk menjauhkan seorang yang konsisten dengan
agama Islam dan melanggar tradisi masyarakat yang menyimpang berupa kesyirikan,
kebid’ahan, dan khurafat.
Mas’ud an-Nadawi
berkata: “Termasuk kebohongan yang amat nyata terhadap dakwah Syaikhul Islam
(Muhammad bin Abdul Wahhab) adalah menggelarinya dengan Wahhabiyah”.
Orang-orang yang rakus dan memiliki tujuan berusaha dengan gelar ini untuk
menetapkan bahwa Wahhabi adalah agama di luar Islam. Inggris, Turki dan Mesir
telah berhasil menggambarkannya dengan gambaran yang menyeramkan, di mana
setiap kali ada pergerakan Islam di dunia yang dipandang berbahaya bagi mereka,
maka mereka mengaitkannya dengan Wahhabi[1]”
Syaikh Ali Thanthawi
menulis dalam sebuah bukunya[2] bahwa, “Aqidah tauhid sampai ke India dan
negeri-negeri lainnya melalui jama’ah haji dari kaum muslimin yang terpengaruh
dengan dakwah tauhid di kota Makkah.
Karena itu, kompeni inggris yang menjajah India ketika itu, bersama-sama
dengan musuh-musuh Islam memerangi aqidah tauhid tersebut. Hal ini dilakukan
karena mereka mengetahui bahwa aqidah tauhid akan menyatukan umat Islam dalam
melawan mereka.
Selanjutnya mereka mengomando kepada kaum Murtaziqah[3] agar mencemarkan
nama baik dakwah kepada tauhid. Maka mereka pun mencap setiap muwahhid (orang
yang bertauhid) yang menyeru kepada tauhid dengan kata wahhabi[4].”
Syaikh Ali Thanthawi
melanjutkan: “Orang-orang bodoh itu tidak mengetahui bahwa kata wahhabi
adalah nisbat kepada al-Wahhab (Yang Maha Pemberi), yaitu salah satu dari
Asma’ul Husna[5]”
Namun apa pun kemauan
musuh, Allah pasti akan mengangkat agama-Nya dan menyingkap tirai musuh-musuh
yang berusaha melenyapkan cahaya-Nya.
Ahmad bin Hajar
berkata: “Termasuk keajaiban takdir Allah, Allah membalik tujuan musuh-musuh
dakwah, di mana asli tujuan mereka dengan menyematkan label wahhabi adalah
untuk mencela mereka dan menggambarkan bahwa mereka adalah ahli bid’ah dan
tidak cinta Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Namun gelar ini pada saat sekarang menjadi simbol bagi setiap orang yang
mengajak kepada al-Qur’an dan Sunnah, menyeru untuk berpijak kepada dalil,
menyeru tegaknya amar ma’ruf nahi munkar, melawan bid’ah dan khurafat, serta
berpijak dengan madzhab salaf[6]”
Oleh karenanya, Anda
dapat menyaksikan sendiri bahwa setiap orang yang mengingkari kebid’ahan di
masyarakat, dia akan disebut ‘wahhabi’. Jadi, gelar ini merupakan pujian dan
simbol bagi setiap golongan yang mengikuti al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan
pemahaman salafush shalih, dan setiap orang yang mendakwahkan tauhid ibadah dan
uluhiyah[7].
Bahkan orang kafir yang
beragama nasrani sempat dikatakan wahhabi. Sebagaimana yang diceritakan Syaikh
al-Albani dalam ash-Shahihah (1/153), “bahwa seorang guru yang
beragama nasrani di sekolah Damaskus pernah menceritakan tentang gerakan dakwah
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan kegigihannya dalam memberantas kesyirikan,
kebid’ahan, dan khurafat yang sekilas guru tadi mendukungnya, maka sebagian
muridnya berkata: “Tampaknya, guru kita ini wahhabi[8]”
Allahu a’lam
0 komentar:
Posting Komentar