Pages

Sabtu, 24 November 2012

Orang Kafir pun diberi Gelar 'Wahabi'



إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فنار



Gelar wahhabi pada zaman sekarang merupakan senjata empuk untuk menjauhkan seorang yang konsisten dengan agama Islam dan melanggar tradisi masyarakat yang menyimpang berupa kesyirikan, kebid’ahan, dan khurafat.

Mas’ud an-Nadawi berkata: “Termasuk kebohongan yang amat nyata terhadap dakwah Syaikhul Islam (Muhammad bin Abdul Wahhab) adalah menggelarinya dengan Wahhabiyah”.
Orang-orang yang rakus dan memiliki tujuan berusaha dengan gelar ini untuk menetapkan bahwa Wahhabi adalah agama di luar Islam. Inggris, Turki dan Mesir telah berhasil menggambarkannya dengan gambaran yang menyeramkan, di mana setiap kali ada pergerakan Islam di dunia yang dipandang berbahaya bagi mereka, maka mereka mengaitkannya dengan Wahhabi[1]”

Syaikh Ali Thanthawi menulis dalam sebuah bukunya[2] bahwa, “Aqidah tauhid sampai ke India dan negeri-negeri lainnya melalui jama’ah haji dari kaum muslimin yang terpengaruh dengan dakwah tauhid di kota Makkah.
Karena itu, kompeni inggris yang menjajah India ketika itu, bersama-sama dengan musuh-musuh Islam memerangi aqidah tauhid tersebut. Hal ini dilakukan karena mereka mengetahui bahwa aqidah tauhid akan menyatukan umat Islam dalam melawan mereka.
Selanjutnya mereka mengomando kepada kaum Murtaziqah[3] agar mencemarkan nama baik dakwah kepada tauhid. Maka mereka pun mencap setiap muwahhid (orang yang bertauhid) yang menyeru kepada tauhid dengan kata wahhabi[4].”

Syaikh Ali Thanthawi melanjutkan: “Orang-orang bodoh itu tidak mengetahui bahwa kata wahhabi adalah nisbat kepada al-Wahhab (Yang Maha Pemberi), yaitu salah satu dari Asma’ul Husna[5]”

Namun apa pun kemauan musuh, Allah pasti akan mengangkat agama-Nya dan menyingkap tirai musuh-musuh yang berusaha melenyapkan cahaya-Nya.

Ahmad bin Hajar berkata: “Termasuk keajaiban takdir Allah, Allah membalik tujuan musuh-musuh dakwah, di mana asli tujuan mereka dengan menyematkan label wahhabi adalah untuk mencela mereka dan menggambarkan bahwa mereka adalah ahli bid’ah dan tidak cinta Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Namun gelar ini pada saat sekarang menjadi simbol bagi setiap orang yang mengajak kepada al-Qur’an dan Sunnah, menyeru untuk berpijak kepada dalil, menyeru tegaknya amar ma’ruf nahi munkar, melawan bid’ah dan khurafat, serta berpijak dengan madzhab salaf[6]”


Oleh karenanya, Anda dapat menyaksikan sendiri bahwa setiap orang yang mengingkari kebid’ahan di masyarakat, dia akan disebut ‘wahhabi’. Jadi, gelar ini merupakan pujian dan simbol bagi setiap golongan yang mengikuti al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafush shalih, dan setiap orang yang mendakwahkan tauhid ibadah dan uluhiyah[7].

Bahkan orang kafir yang beragama nasrani sempat dikatakan wahhabi. Sebagaimana yang diceritakan Syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah (1/153), “bahwa seorang guru yang beragama nasrani di sekolah Damaskus pernah menceritakan tentang gerakan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan kegigihannya dalam memberantas kesyirikan, kebid’ahan, dan khurafat yang sekilas guru tadi mendukungnya, maka sebagian muridnya berkata: “Tampaknya, guru kita ini wahhabi[8]”

Allahu a’lam

0 komentar:

Posting Komentar