إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Pada masa-masa awal
Nasrani generasi pertama (Ahlul Kitab / kaum khawariyyun / pengikut nabi Isa) mereka
tidak merayakan Upacara UlangTahun, karena mereka menganggap bahwa pesta ulang
tahun itu adalah pesta yang mungkar dan hanya pekerjaan orang kafir Paganisme.
Pada masa Herodeslah acara ulang tahun dimeriahkan sebagaimana tertulis dalam
Injil Matius:
“Tetapi pada HARI ULANG TAHUN Herodes, menarilah anak Herodes yang
perempuan, Herodiaz, ditengah-tengah meraka akan menyukakan hati Herodes”.
(Matius14 : 6)
Orang Nasrani yang
pertama kali mengadakan pesta ulang tahun adalah orang Nasrani Romawi. Beberapa
batang lilin dinyalakan sesuai dengan usia orang yang berulang tahun. Sebuah
kue ulang tahun dibuatnya dan dalam pesta itu, kue besar dipotong dan lilinpun
ditiup. (Baca buku : Parasit Aqidah. A.D. El. Marzdedeq, Penerbit
Syaamil, hal. 298)
Sudah menjadi kebiasaan
kita mengucapkan selamat ulang tahun kepada keluarga maupun teman, sahabat pada
hari ULTAHnya. Bahkan tidak sedikit yang aktif dakwah (ustadz dan ustadzah) pun
turut larut dalam tradisi jahiliyah ini.
Sedangkan kita
sama-sama tahu bahwa tradisi ini tidak pernah diajarkan oleh Nabi kita yg mulia
Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, dan kita ketahui Rasulullah adalah
orang yang paling mengerti cara bermasyarakat, bersosialisasi, paling tahu
bagaimana cara menggembirakan para sahabat-sahabatnya. Rasulullah paling
mengerti bagaimana cara mensyukuri hidup dan kenikmatannya.
Rasulullah paling
mengerti bagaimana cara menghibur orang yang sedang bersedih. Rasulullah adalah
orang yang paling mengerti cara bersyukur. Adapun tradisi UlangTahun ini
merupakan tradisi orang-orang Yahudi, Nasrani dan kaum paganism, maka
Rasulullah memerintahkan untuk menyelisihinya.
Apakah Rasulullah
pernah melakukannya ? Padahal Herodes sudah hidup pada jaman Nabi Isa. Apakah
Rasulullah mengikuti tradisi ini ?
Rasulullah pernah
bersabda:
"Kamu akan mengkuti cara hidup orang-orang sebelum kamu, sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk kedalam lobang
biawak kamu pasti akan memasukinya juga". Para sahabat
bertanya, "Apakah yang engkau maksud adalah kaum Yahudi dan Nasrani
wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab: "Siapa lagi jika bukan
mereka?!".
Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan
mereka." ( HR. Ahmad dan Abu Dawud dari Ibnu Umar).
Allah berfirman,
وَلَن تَرْضَىٰ
عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ
قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ
اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga
kamu mengikuti agama mereka." (QS. Al Baqarah : 120)
وَلَا تَقْفُ مَا
لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ
مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan, dan hati,
semuannya itu akan diminta pertanggungjawabannya". (QS. Al-Isra’ : 36)
Janganlah kita
ikut-ikutan, karena tidak mengerti tentang sesuatu perkara. Latah ikut-ikutan
memperingati Ulang Tahun, tanpa mengerti darimana asal perayaan tersebut.
Ini penjelasan Nabi
tentang sebagian umatnya yang akan meninggalkan tuntunan beliau dan lebih
memilih tuntunan dan cara hidup di luar Islam. Termasuk juga diantaranya adalah
peringatan perayaan UlangTahun, meskipun ditutupi dengan label Syukuran.
Jika kita mau merenung,
apa yang harus dirayakan atau disyukuri dari berkurangnya usia kita? Semakin
dekatnya kita dengan kubur? Sudah siapkah kita untuk itu? Akankah kita bisa
merayakannya tahun depan?
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar