Pages

Minggu, 28 Juli 2013

Sejarah Hitam Agama Syi’ah




إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فنار



Mengenal Syiah Rafidhah dan Pencetusnya

Orang yang pertama kali mencetuskan agama Rafidhah adalah Abdullah bin Saba`, salah seorang Yahudi dari Yaman. Dia pura-pura masuk Islam, kemudian dia mendatangi Madinah Nabawiah pada zaman khalifah ar-rasyid Utsman bin Affan radhiallahu anhu.

Mereka dinamakan Rafidhah dikarenakan mereka رَفَضُوْا (menjauhi/menolak) Zaid bin Ali ketika mereka meminta Zaid untuk berlepas diri dari Abu Bakr dan Umar, akan tetapi beliau justru mendoakan rahmat untuk mereka berdua. Maka mereka berkata, “Kalau begitu kami akan menjauhi kamu.” Maka Zaid berkata, “Pergilah, karena kalian adalah orang-orang yang dijauhkan.” Dan ada yang berpendapat bahwa mereka dikatakan Rafidhah karena mereka menolak Abu Bakr dan Umar. (lihat Siyar A’lam An-Nubala` [5/390] dan Majmu’ Al-Fatawa Ibnu Taimiah [4/435]).

Syaikh al-Islam juga berkata masih pada tempat yang sama, “Asal mazhab Rafidhah adalah dari kaum munafiq dan zindiq, karena mazhab ini dimunculkan oleh Abdullah bin Saba` sang zindiq. Dia menampakkan pengkultusan yang berlebihan terhadap Ali dengan klaim bahwa Ali adalah imam dan menyatakan ada nash dari Nabi akan hal itu.”

Imam Ibnu Abi al-Izz rahimahullah berkata dalam Syarh Al-Aqidah Ath-Thahawiah hal. 490, “Asal mazhab Rafidhah tidaklah dimunculkan kecuali oleh seorang munafiq lagi zindiq yang bertujuan untuk menghapuskan agama Islam dan mencela Ar-Rasul shallallahu alaihi wasallam, sebagaimana yang para ulama sebutkan. Hal itu karena tatkala Abdullah bin Saba` sang Yahudi pura-pura masuk Islam, dia berniat dengannya untuk merusak agama Islam dengan makar dan kebusukannya, sebagaimana yang dilakukan oleh Bulis terhadap agama Nashrani. Maka Abdullah bin Saba` pura-pura rajin beribadah, kemudian dia mengobarkan secara berlebihan semangat amar ma’ruf dan nahi mungkar, sampai akhirnya dia berusaha untuk memfitnah dan membunuh Utsman. Kemudian, tatkala dia mendatangi Kuffah, dia menampakkan pengkultusan dan pembelaan yang berlebihan terhadap Ali, agar dia bisa berhasil meraih tujuannya. Hal itu kemudian sampai ke telinga Ali, maka beliau mencarinya untuk membunuhnya, akan tetapi dia melarikan diri ke daerah Qirqis. Dan kisah Abdullah bin Saba` ini masyhur dalam buku-buku sejarah.”

Imam ath-Thabari rahimahullah dalam Tarikhnya [4/340] dan Imam Ibnu al-Atsir dalam al-Kamil [3/77] menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba` adalah seorang Yahudi dari negeri Shan’a, Yaman. Bahkan Ath-Thabari menyebutkan kalau sahabat Abu Ad-Darda` juga menyatakan kalau dia adalah seorang Yahudi. 

Imam asy-Syahrastani berkata dalam Al-Milal wa An-Nihal [1/204], “As-Saba`iah adalah para pengikut Abdullah bin Saba`, orang yang berkata kepada Ali, “Anda, anda,” maksudnya: Anda adalah sembahan, maka Ali mengusir dan mengasingkannya. Para ulama menyatakan kalau dia dulunya adalah seorang Yahudi lalu dia masuk Islam. Dan dalam agama orang-orang Yahudi, ada orang-orang yang mengkultuskan Yusya’ bin Nun penerus wasiat Musa alaihimas salam, seperti pengkultusan terhadap Ali radhiallahu anhu. Abdullah bin Saba` inilah orang yang pertama kali memunculkan kabar adanya nash kekhalifahan untuk Ali radhiallahu anhu, dan darinyalah berasal kelompok-kelompok yang ekstrim dalam masalah ini. Abdullah bin Saba` menyatakan kalau Ali itu hidup dan tidak mati...” dan seterusnya dari keyakinannya terhadap Ali.


Biografi Abdullah bin Saba`

Abdullah bin Saba` sang Yahudi berasal dari kelompok zindiq ekstrim dan Ali membakarnya dengan api. al-Jauzajani berkata, “Dia menyatakan bahwa Al-Qur`an yang ada sekarang hanyalah 1/9 bagian, sementara semua bagiannya diketahui oleh Ali. Maka Ali mengasingkannya setelah sebelumnya sudah berniat akan membunuhnya.” (lihat Mizan Al-I’tidal karya Adz-Dzahabi dan Lisan Al-Mizan karya Ibnu Hajar).

Imam Ibnu Asakir rahimahullah berkata dalam Tarikhnya [29/30] tentang Abdullah bin Saba`, “Dia berasal dari Yaman, dan dulunya dia seorang Yahudi lalu berpura-pura masuk Islam. Dia mengunjungi negeri-negeri kaum muslimin untuk memalingkan mereka dari ketaatan kepada penguasa dan menyisipkan kejelekan di antara mereka. Untuk itu, dia memasuki Damaskus pada zaman kekhalifahan Utsman, kemudian dia keluar darinya dengan bantuan Saif bin Amr At-Tamimi pada masa-masa ekspansi. Dia mempunyai banyak kisah yang tidak shahih sanadnya.”
Kemudian Ibnu Asakir rahimahullah membawakan beberapa atsar termasuk dari Ali radhiallahu anhu sendiri yang menunjukkan pengingkaran beliau terhadap pemikiran-pemikiran Abdullah bin Saba`. Kemudian beliau berkata, “Kisah-kisah Abdullah bin Saba` si Yahudi sudah masyhur dalam buku-buku sejarah, namun dia tidak mempunyai satupun riwayat hadits walillahil hamd. Dia mempunyai pengikut yang dikenal dengan nama As-Saba`iah, yang meyakini Ali bin Abi Thalib sebagai sembahan. Maka Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu membakar mereka pada zaman kekhalifahan beliau.”

Imam al-Bukhari [no.6922] meriwayatkan dari Ikrimah dia berkata, “Orang-orang zindiq dibawa kepada Ali radhiallahu anhu lalu beliau membakarnya. Lalu hal itu sampai ke telinga Ibnu Abbas maka beliau berkata, “Seandainya itu saya, niscaya aku tidak akan membakarnya. Karena adanya larangan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Janganlah kalian menyiksa dengan siksaan Allah.” Akan tetapi aku pasti hanya akan membunuh mereka, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Barangsiapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah dia.”

Berikut beberapa aqidah dan pemikiran Abdullah bin Saba` yang dia susupkan ke dalam umat ini:
1.        Mencetuskan sekte Syiah Rafidhah ini
2.        Dia berusaha membunuh Utsman bin Affan radhiallahu anhu
3.        Mencela dan mengkafirkan para sahabat, terkhusus Abu Bakr dan Umar radhiallahu anhuma
4.        Keyakinan akan adanya wasiat kekhalifahan untuk Ali
5.        Aqidah ar-Raj’iah (reinkarnasi)
6.        Pengkultusan yang berlebih kepada Ali dan anak keturunannya
7.        Aqidah al-Bada` (Allah mengetahui setelah sebelumnya tidak tahu)
8.        Meyakini Ali sebagai sembahan
9.        Ali radhiallahu anhu belum meninggal

Semua aqidah busuk lagi rusak ini diambil oleh orang-orang Syiah Rafidhah dari orang Yahudi ini. Dan semua ini senantiasa mereka yakini sampai di zaman sekarang, sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah dalam kitabnya Al-Ilhad Al-Khumaini fi Ardhi Al-Haramain [hal.110].


Penamaan Lain Syiah Rafidhah

Syiah Rafidhah mempunyai beberapa nama yang lain yaitu:
1.        Syiah Itsa ‘Asyariah (Syiah 12), nisbat kepada keyakinan mereka akan adanya 12 Imam
2.        Syiah al-Ja’fariah, nisbat kepada Ja’far ash-Shadiq
3.        Syiah al-Imamiah, karena mereka meyakini Ali dan keturunannya adalah para imam, dan mereka masih menunggu seorang yang akan keluar di akhir zaman


Kemiripan Syiah dengan Ahli Kitab

Syaikh al-Islam berkata dalam Minhaj as-Sunnah [1/22], “Karenanya ada kemiripan antara mereka dengan Yahudi dalam hal keburukan, pengikutan terhadap hawa nafsu, dan selainnya dari akhlak-akhlak Yahudi. Dan ada kemiripan antara mereka dengan Nashrani dalam hal pengkultusan yang berlebihan, kejahilan, dan selainnya dari akhlak-akhlak Nashrani. Betapa miripnya mereka dengan mereka (Yahudi) dari satu sisi dan dengan mereka (Nashrani) dari sisi yang lain. Dan kaum muslimin senantiasa menyifati mereka dengan sifat ini”.

(Diringkas dari Risalah fi Ar-Radd 'ala Ar-Rafidhah [hal. 29-41])

0 komentar:

Posting Komentar