إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Mengenal
Syiah Rafidhah dan Pencetusnya
Orang yang
pertama kali mencetuskan agama Rafidhah adalah Abdullah bin Saba`, salah
seorang Yahudi dari Yaman. Dia pura-pura masuk Islam, kemudian dia mendatangi
Madinah Nabawiah pada zaman khalifah ar-rasyid Utsman bin Affan radhiallahu anhu.
Mereka
dinamakan Rafidhah dikarenakan mereka رَفَضُوْا
(menjauhi/menolak) Zaid bin Ali ketika mereka meminta Zaid untuk berlepas diri
dari Abu Bakr dan Umar, akan tetapi beliau justru mendoakan rahmat untuk mereka
berdua. Maka mereka berkata, “Kalau
begitu kami akan menjauhi kamu.” Maka Zaid berkata, “Pergilah, karena kalian adalah orang-orang yang dijauhkan.” Dan
ada yang berpendapat bahwa mereka dikatakan Rafidhah karena mereka menolak Abu
Bakr dan Umar. (lihat Siyar A’lam
An-Nubala` [5/390] dan Majmu’
Al-Fatawa Ibnu Taimiah [4/435]).
Syaikh al-Islam
juga berkata masih pada tempat yang sama, “Asal
mazhab Rafidhah adalah dari kaum munafiq dan zindiq, karena mazhab ini
dimunculkan oleh Abdullah bin Saba` sang zindiq. Dia menampakkan pengkultusan
yang berlebihan terhadap Ali dengan klaim bahwa Ali adalah imam dan menyatakan
ada nash dari Nabi akan hal itu.”
Imam Ibnu
Abi al-Izz rahimahullah berkata dalam
Syarh Al-Aqidah Ath-Thahawiah hal.
490, “Asal mazhab Rafidhah tidaklah
dimunculkan kecuali oleh seorang munafiq lagi zindiq yang bertujuan untuk
menghapuskan agama Islam dan mencela Ar-Rasul shallallahu alaihi wasallam,
sebagaimana yang para ulama sebutkan. Hal itu karena tatkala Abdullah bin Saba`
sang Yahudi pura-pura masuk Islam, dia berniat dengannya untuk merusak agama
Islam dengan makar dan kebusukannya, sebagaimana yang dilakukan oleh Bulis
terhadap agama Nashrani. Maka Abdullah bin Saba` pura-pura rajin beribadah,
kemudian dia mengobarkan secara berlebihan semangat amar ma’ruf dan nahi
mungkar, sampai akhirnya dia berusaha untuk memfitnah dan membunuh Utsman.
Kemudian, tatkala dia mendatangi Kuffah, dia menampakkan pengkultusan dan
pembelaan yang berlebihan terhadap Ali, agar dia bisa berhasil meraih
tujuannya. Hal itu kemudian sampai ke telinga Ali, maka beliau mencarinya untuk
membunuhnya, akan tetapi dia melarikan diri ke daerah Qirqis. Dan kisah
Abdullah bin Saba` ini masyhur dalam buku-buku sejarah.”
Imam ath-Thabari
rahimahullah dalam Tarikhnya [4/340] dan Imam Ibnu al-Atsir
dalam al-Kamil [3/77] menyebutkan
bahwa Abdullah bin Saba` adalah seorang Yahudi dari negeri Shan’a, Yaman.
Bahkan Ath-Thabari menyebutkan kalau sahabat Abu Ad-Darda` juga menyatakan
kalau dia adalah seorang Yahudi.
Imam asy-Syahrastani
berkata dalam Al-Milal wa An-Nihal [1/204],
“As-Saba`iah adalah para pengikut
Abdullah bin Saba`, orang yang berkata kepada Ali, “Anda, anda,” maksudnya: Anda
adalah sembahan, maka Ali mengusir dan mengasingkannya. Para ulama menyatakan
kalau dia dulunya adalah seorang Yahudi lalu dia masuk Islam. Dan dalam agama
orang-orang Yahudi, ada orang-orang yang mengkultuskan Yusya’ bin Nun penerus
wasiat Musa alaihimas salam, seperti pengkultusan terhadap Ali radhiallahu
anhu. Abdullah bin Saba` inilah orang yang pertama kali memunculkan kabar
adanya nash kekhalifahan untuk Ali radhiallahu anhu, dan darinyalah berasal
kelompok-kelompok yang ekstrim dalam masalah ini. Abdullah bin Saba` menyatakan
kalau Ali itu hidup dan tidak mati...” dan seterusnya dari keyakinannya
terhadap Ali.
Biografi
Abdullah bin Saba`
Abdullah bin
Saba` sang Yahudi berasal dari kelompok zindiq ekstrim dan Ali membakarnya
dengan api. al-Jauzajani berkata, “Dia
menyatakan bahwa Al-Qur`an yang ada sekarang hanyalah 1/9 bagian, sementara
semua bagiannya diketahui oleh Ali. Maka Ali mengasingkannya setelah sebelumnya
sudah berniat akan membunuhnya.” (lihat Mizan
Al-I’tidal karya Adz-Dzahabi dan Lisan
Al-Mizan karya Ibnu Hajar).
Imam Ibnu
Asakir rahimahullah berkata dalam Tarikhnya [29/30] tentang Abdullah bin
Saba`, “Dia berasal dari Yaman, dan
dulunya dia seorang Yahudi lalu berpura-pura masuk Islam. Dia mengunjungi
negeri-negeri kaum muslimin untuk memalingkan mereka dari ketaatan kepada
penguasa dan menyisipkan kejelekan di antara mereka. Untuk itu, dia memasuki
Damaskus pada zaman kekhalifahan Utsman, kemudian dia keluar darinya dengan
bantuan Saif bin Amr At-Tamimi pada masa-masa ekspansi. Dia mempunyai banyak
kisah yang tidak shahih sanadnya.”
Kemudian Ibnu Asakir rahimahullah membawakan beberapa atsar
termasuk dari Ali radhiallahu anhu
sendiri yang menunjukkan pengingkaran beliau terhadap pemikiran-pemikiran
Abdullah bin Saba`. Kemudian beliau berkata, “Kisah-kisah Abdullah bin Saba` si Yahudi sudah masyhur dalam buku-buku
sejarah, namun dia tidak mempunyai satupun riwayat hadits walillahil hamd. Dia
mempunyai pengikut yang dikenal dengan nama As-Saba`iah, yang meyakini Ali bin
Abi Thalib sebagai sembahan. Maka Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu membakar
mereka pada zaman kekhalifahan beliau.”
Imam al-Bukhari
[no.6922] meriwayatkan dari Ikrimah dia berkata, “Orang-orang zindiq dibawa
kepada Ali radhiallahu anhu lalu
beliau membakarnya. Lalu hal itu sampai ke telinga Ibnu Abbas maka beliau
berkata, “Seandainya itu saya, niscaya
aku tidak akan membakarnya. Karena adanya larangan Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam, “Janganlah kalian menyiksa dengan siksaan Allah.” Akan
tetapi aku pasti hanya akan membunuh mereka, berdasarkan sabda Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam, “Barangsiapa
yang mengganti agamanya maka bunuhlah dia.”
Berikut
beberapa aqidah dan pemikiran Abdullah bin Saba` yang dia susupkan ke dalam
umat ini:
1.
Mencetuskan
sekte Syiah Rafidhah ini
2.
Dia berusaha
membunuh Utsman bin Affan radhiallahu
anhu
3.
Mencela dan
mengkafirkan para sahabat, terkhusus Abu Bakr dan Umar radhiallahu anhuma
4.
Keyakinan
akan adanya wasiat kekhalifahan untuk Ali
5.
Aqidah ar-Raj’iah
(reinkarnasi)
6.
Pengkultusan
yang berlebih kepada Ali dan anak keturunannya
7.
Aqidah al-Bada`
(Allah mengetahui setelah sebelumnya tidak tahu)
8.
Meyakini Ali
sebagai sembahan
9.
Ali radhiallahu anhu belum meninggal
Semua aqidah
busuk lagi rusak ini diambil oleh orang-orang Syiah Rafidhah dari orang Yahudi
ini. Dan semua ini senantiasa mereka yakini sampai di zaman sekarang,
sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah dalam kitabnya Al-Ilhad
Al-Khumaini fi Ardhi Al-Haramain [hal.110].
Penamaan
Lain Syiah Rafidhah
Syiah Rafidhah mempunyai beberapa
nama yang lain yaitu:
1.
Syiah Itsa
‘Asyariah (Syiah 12), nisbat kepada keyakinan mereka akan adanya 12 Imam
2.
Syiah al-Ja’fariah,
nisbat kepada Ja’far ash-Shadiq
3.
Syiah al-Imamiah,
karena mereka meyakini Ali dan keturunannya adalah para imam, dan mereka masih
menunggu seorang yang akan keluar di akhir zaman
Kemiripan Syiah dengan Ahli
Kitab
Syaikh al-Islam berkata dalam Minhaj
as-Sunnah [1/22], “Karenanya ada
kemiripan antara mereka dengan Yahudi dalam hal keburukan, pengikutan terhadap
hawa nafsu, dan selainnya dari akhlak-akhlak Yahudi. Dan ada kemiripan antara
mereka dengan Nashrani dalam hal pengkultusan yang berlebihan, kejahilan, dan
selainnya dari akhlak-akhlak Nashrani. Betapa miripnya mereka dengan mereka
(Yahudi) dari satu sisi dan dengan mereka (Nashrani) dari sisi yang lain. Dan
kaum muslimin senantiasa menyifati mereka dengan sifat ini”.
(Diringkas dari Risalah
fi Ar-Radd 'ala Ar-Rafidhah [hal. 29-41])
0 komentar:
Posting Komentar