Pages

Selasa, 20 Agustus 2013

Kenapa Syiah Berpusat di Iran ?




إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فنار



Seperti yang kita ketahui, Iran adalah salah satu negara Syiah terbesar di dunia. Iran terkenal dengan sejarahnya yaitu ‘Revolusi Islam Iran’ yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini, seorang pemimpin besar Syiah. Namun, pernahkah kita bertanya, “mengapa Syiah itu berpusat di Iran dan tidak di negara lain?” Untuk menjawab persoalan tersebut, maka kami akan membawakan sepenggal kisah sejarah dari masa lalu.


Iran merupakan negara yang dahulunya dikenal dengan nama Parsi (Persia). Parsi merupakan sebuah kerajaan yang besar dimana mayoritas penduduknya menganut agama Majusi (penyembah api) atau lebih dikenal sebagai Zoroasterisme. Kehidupan mereka mewah dengan harta benda, kerana memang kota-kota di Parsi itu indah dan subur, serta peradabannya cukup maju pada masa itu.

Pada abad ke-7 Masehi, ketika cahaya Islam baru menjadi satu kuasa besar dalam percaturan kekuasaan di dunia, Islam tampil sebagai ‘rising star’ di bawah pimpinan Umar Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu. Ketika itu, Umar mengembangkan wilayah Islam hingga ke Parsi, dimana pada ketika itu Parsi bernama Sassania. Pertempuran tentara Islam melawan tentara Parsi yang dikenal dengan nama perang Qadisiyah, diantara Saad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu melawan panglima Parsi yaitu Rustum, Parsi akhirnya kalah. Peperangan demi peperangan melemahkan Parsi sekaligus membawa Kaisar Parsi diambang kehancuran. Akhirnya Parsi benar-benar runtuh dalam Perang Madain pada tahun 651 Masehi.

Pada ketika itu, banyak kaum Majusi yang berpura-pura memeluk agama Islam. Niat mereka hanyalah satu, yaitu untuk menghancurkan Islam dari dalam. Mereka menyusun strategi demi meruntuhkan kekuasaan kaum muslimin dengan cara menyelewengkan ajaran Islam dengan mencampuradukkan aqidah Majusi dan Yahudi. Dan antara strategi lain yang yang termasuk dalam strategi melemahkan Islam adalah dengan pembunuhan Umar Al-Khattab sang Amirul Mukminin yang telah meruntuhkan Negri Majusi Kaisar Parsi. Hal itulah yang menjadikan Syiah benar-benar benci kepada Umar Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu. Kebencian yang terlalu tinggi itu dapat dilihat lagi dengan cara mereka (yaitu orang-orang Syiah –pen) dalam mengagungkan Abu Lu’luah laknatullah ‘alaih sang pembunuh Umar dengan gelaran ‘Bapa Pembela Agama’.

Sementara salah seorang puteri kaisar terakhir mereka, yaitu Yazdegerd III telah menjadi tawanan kaum Muslimin sewaktu kejatuhan Kekaisaran Parsi. Puteri Kaisar itu akhirnya dinikahkan dengan Hussein bin Ali bin AbiThalib radhiyallahu ‘anhuma. Maka, kerana ini jugalah mereka begitu fanatik dan cenderung ‘mendewakan’ Hussein bin Ali.

Di sini terjawablah sudah mengapa Syiah berpusat di Iran. Syiah adalah agama yang dilahirkan untuk membalas dendam pada kekalahan Kaisar Parsi terhadap Islam. Syiah adalah simbol hasad dan kemarahan kaum Parsi terhadap bangsa Arabnya dan kaum Muslimin khusunya.

0 komentar:

Posting Komentar