إن الحمد ﷲ
نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا
مضل له ومن يضلل فلا هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Kisah ini terjadi di Universitas
‘Ain Syams, fakultas pertanian di Mesir. Sebuah kisah yang amat masyhur dan
diekspos oleh berbagai media massa setempat dan sudah menjadi buah bibir
orang-orang di sana.
Pada tahun 1950-an masehi, di sebuah
halaman salah satu fakultas di negara Arab (Mesir-red.), berdiri seorang
mahasiswa sembari memegang jamnya dan membelalakkan mata ke arahnya, lalu
berteriak lantang, “Jika memang Allah ada, maka silahkan Dia mencabut nyawa
saya satu jam dari sekarang!.”
Ini merupakan kejadian yang langka
dan disaksikan oleh mayoritas mahasiswa dan dosen di kampus tersebut. Menit
demi menitpun berjalan dengan cepat hingga tibalah menit keenampuluh alias satu
jam dari ucapan sang mahasiswa tersebut. Mengetahui belum ada gejala apa-apa
dari ucapannya, sang mahasiswa ini berkacak pinggang, penuh dengan kesombongan
dan tantangan sembari berkata kepada rekan-rekannya, “Bagaimana pendapat
kalian, bukankah jika memang Allah ada, sudah pasti Dia mencabut nyawa saya?.”
Para mahasiswapun pulang ke rumah
masing-masing. Diantara mereka ada yang tergoda bisikan syaithan sehingga
beranggapan, “Sesunguhnya Allah hanya menundanya karena hikmah-Nya di balik
itu.” Akan tetapi ada pula diantara mereka yang menggeleng-gelengkan kepala
dan mengejeknya.
Sementara si mahasiswa yang lancang
tadi, pulang ke rumahnya dengan penuh keceriaan, berjalan dengan angkuh seakan
dia telah membuktikan dengan dalil ‘aqly yang belum pernah dilakukan oleh
siapapun sebelumnya bahwa Allah benar tidak ada dan bahwa manusia diciptakan
secara serampangan; tidak mengenal Rabb, tidak ada hari kebangkitan dan hari
Hisab. Dia masuk rumah dan rupanya sang ibu sudah menyiapkan makan siang
untuknya sedangkan sang ayah sudah menunggu sembari duduk di hadapan hidangan.
Karenanya, sang anak ini bergegas sebentar ke ‘Wastapel’ di dapur. Dia berdiri
di situ sembari mencuci muka dan tangannya, kemudian mengelapnya dengan tissue.
Tatkala sedang dalam kondisi demikian, tiba-tiba dia terjatuh dan tersungkur di
situ, lalu tidak bergerak-gerak lagi untuk selama-lamanya.
Ya…dia benar-benar sudah tidak
bernyawa lagi. Ternyata, dari hasil pemeriksaan dokter diketahui bahwa sebab
kematiannya hanyalah karena ada air yang masuk ke telinganya..!
Mengenai hal ini, Dr.’Abdur Razzaq
Nawfal -rahimahullah- berkata, “Allah hanya menghendaki dia mati
seperti keledai!.”
Sebagaimana diketahui berdasarkan
penelitian ilmiah bahwa bila air masuk ke telinga keledai atau kuda, maka
seketika ia pun akan mati...!
Sumber: Majalah “al-Majallah”, volume bulan Shafar 1423 H sebagai
yang dinukil oleh Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hâzimiy dalam bukunya “Nihâyah
azh-Zhâlimîn”, Seri ke-9, h.73-74
0 komentar:
Posting Komentar