إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Banyak sekali orang
yang dengki dan dendam dengan Biladul Haramain (negeri dua tanah suci) Kerajaan
Arab Saudi. Mereka mencela dan menghujatnya dikarenakan pemerintah yang
menjalankan negeri ini adalah suatu kaum yang mereka sebut dengan nama
”Wahhabi”.
Tentu saja mereka
merasa dendam, dengki dan marah kepada Wahhabi, karena mereka tidak bisa tenang
melaksanakan kesesatan dan kebid’ahannya apabila dakwah Wahabiyah ini masih
ada. Untuk menciptakan tanfir (larinya manusia kepada kebenaran), mereka menyematkan
istilah Wahhabi kepada siapa saja yang menyerukan tauhid murni, tidak hanya
sampai di sana, mereka fitnah dan buat kedustaan atas negeri ini (Arab Saudi).
Di lain fihak, atas
ulah sebagian oknum yang terdidik dengan jiwa terorisme dan khowarij, mereka
mengaku-ngaku sebagai pengikut dakwah Syaikhul Islam Muhammad bin ’Abdul Wahhab
rahimahullah, namun mereka melakukan takfir, irhab, tafjir dan tadmir di
negara-negara muslim ataupun negeri kafir. Sehingga akhirnya Biladul Haramain
pun dicap sebagai negerinya sarang teroris.
Syaikh Musa Nashr hafizhahullah berkata,
“Allah telah menjadikan negeri Makkah dan Madinah sebagai tempat yang aman
hingga hari kiamat, semenjak Allah memerintahkan kepada kekasih-Nya Nabi Ibrahim
agar mengumumkan kepada manusia untuk menunaikan ibadah haji, mereka datang ke
Baitul Haram (Ka’bah) dari segala penjuru negeri, sebagaimana Allah
berfirman,
وَأَذِّن فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ
يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka” (Al-Hajj : 27)
Dan Allah berfirman sembari memberi nikmat kepada penduduk negeri Haramain,
وَقَالُوا إِن نَّتَّبِعِ الْهُدَىٰ
مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَا ۚ أَوَلَمْ نُمَكِّن لَّهُمْ حَرَمًا
آمِنًا يُجْبَىٰ إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِّزْقًا مِّن لَّدُنَّا
وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram
(tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala
macam (tumbuh-tumbuhan)” (Al-Qashash : 57)
Demikianlah firman-Nya,
, فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ الَّذِي أَطْعَمَهُم
مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang
telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan
mereka dari ketakutan” (Al-Quraisy : 3-4)
Pelajaran dalam ayat
itu diambil dari keumuman lafadh, bukan dari kekhususan sebab, walaupun
sebagian ayat ini turun pada kaum musyrikin Makkah, hanya saja ayat ini
mencakup kepada penduduk Makkah hingga hari kiamat. Demikianlah Allah
berkehendak untuk rumah-Nya agar senantiasa menjadi tempat dengan kedamaian dan
keamanan, agar orang yang berhaji, berumrah dan orang yang berkunjung datang ke
negeri itu dengan tanpa merasa takut dan gelisah.
Akan tetapi (kaum
Khawarij modern) para da’i dan penyeru peledakan tidak ingin suasana seperti
itu terjadi, tetapi yang mereka inginkan adalah kegoncangan keamanan negeri Al-Haramain.
Mereka melanggar ayat-ayat dan hadits-hadits yang memperingatkan akan larangan
mengganggu kaum muslimin, menakut-nakuti dan membunuh mereka ! Maka
bagaimanakah jika hal itu (yaitu mengganggu, menakut-nakuti dan membunuh kaum
muslimin) terjadi di bumi yang paling suci dan paling mulia di muka bumi ini,
yaitu negeri Makkah yang aman dan daerah sekitarnya ?!
Allah berfirman,
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
الَّذِي جَعَلْنَاهُ لِلنَّاسِ سَوَاءً الْعَاكِفُ فِيهِ وَالْبَادِ
“Dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim,
niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih” (Al-Haj : 25)
Sesungguhnya hanya
sekedar berniat melakukan kejahatan di Makkah adalah sebuah kejahatan dan dosa
yang besar, maka bagaimanakah dengan mereka yang menumpahkan darah yang haram
di negeri Al-Haram ?
Bagaimanakah halnya
orang yang meletakkan dan menaruh senjata dan bahan peledak dalam tumpukan
mushaf Al-Qur’an, dan menyangka bahwasanya hal ini adalah jihad dan pengorbanan
?
Sesungguhnya
orang-orang yang zhalim itu, yang berusaha membuat kerusakan di negeri
Al-Haramain (Saudi Arabia) dan negeri Islam lainnya, pada hakikatnya mereka itu
adalah orang-orang yang berkhidmat (pada) musuh-musuh Islam dari kalangan
Yahudi dan Nashara serta seluruh musuh-musuh Islam, karena musuh-musuh Islam
itu bergembira dan menabuh genderang bahkan menari-nari ketika gangguan menimpa
negeri Islam, khususnya negeri Islam, yang memelihara dan menjaga Makkah dan
Madinah, negara yang menyebarkan aqidah Tauhid di negeri Arab dan selain negeri
Arab.
Maka kenapa penyerangan
yang keji ini dilakukan dari dalam dan dari luar, atas negeri Al-Haramain ?
Karena Saudi Arabia adalah benteng terakhir bagi Islam, dan karena dinegeri itu
pula ditegakkan syariat Allah diatas asas Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya, dan
karena di negeri itu disebarkan tauhid disegenap penjuru bumi.
Maka (negeri ini) harus
diperangi serta dilemahkan, dan disibukkan dengan fitnah-fitnah !! (negeri itu)
harus digoncangkan keamanannya, karena kegoncangan kepercayaan pada negeri itu
dan menampakkannya dalam keadaan lemah dari menjaga tempat-tempat yang suci,
benar-benar akan mencegah para jama’ah haji dan pengunjung serta orang yang
berumrah untuk mendatanginya. Maka lemahlah perekonomiannya, dan tersibukkan
negeri Saudi Arabia dari kewajibannya yang suci yaitu melayani dua tempat suci
(Makkah dan Madinah) melayani Islam dan kaum muslimin.
Kemudian mereka yang
menuduh negeri itu dengan kedzaliman dan kedustaan, (bahwa negeri Saudi Arabia
) membina teroris, diri merekalah yang bergembira dengan perbuatan orang-orang
bodoh pembunuh dari kalangan kaum Khawarij masa kini, maka lihatlah bagaimana
mereka (orang kafir yang menuduh negeri Saudi Arabia membina teroris dan kaum
Khawarij yang meledakkan Al-Haramain) bertemu dalam satu sasaran dan satu
tujuan, walaupun tanpa sengaja ?!
Dan Maha benar Allah dimana Dia berfirman,
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا
النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى
اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ
وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ
مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka
setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung
dan penolong bagimu” (Al-Baqarah : 120)
Musuh-musuh Islam di
timur dan barat tidak meridhai kecuali umat ini meninggalkan agamanya
sebagaimana terkelupasnya ular dari kulitnya, baik pemerintah ataupun
rakyatnya, dan (mereka menginginkan) umat Islam menyerupai negeri barat baik
itu akidahnya, peradabannya, kebudayaannya dan akhlaknya.
Dan hal ini (umat Islam
meninggalkan agamanya) “dengan izin Allah- tidak akan terjadi selama pada kita
terdapat Kitabullah dan Sunnah nabiNya, dan selama pada kita terdapat ulama
rabbani yang menyuruh berbuat baik dan melarang dari kemungkaran, berjihad
dengan lisan mereka, jari-jemari mereka dan keterangan mereka, mereka benamkan
setiap fitnah Khawarij dan ahli bid’ah yang sesat, dan mereka memperingatkan
dari persengkokolan musuh-musuh Islam, menasehati para penguasa kaum muslimin
dengan cara yang baik dan cara yang paling lurus, dengan kelembutan dan hikmah,
agar mereka dapat membantu para penguasa melawan syaitan dan mereka tidak
membantu syaitan melawan penguasa kaum muslimin, mereka (para ulama itu) akan
mendo’akan penguasa kaum muslimin dengan kebaikan, dan tidak mendoakan penguasa
dengan kejelekan dan kebinasaan.
Semoga Allah menjaga
negeri Al-Haramain khususnya dan negeri-negeri Islam secara umum dari segala
rencana-rencana jahat yang dilakukan oleh musuh-musuh kita yang nampak atau
dari kalangan kaum muslimin yang bersembunyi dibelakang Islam ““mereka
menyangkanya- dan Allah benci dan berlepas diri dari mereka dan amal perbuatan
mereka, dan Allah-lah meliputi mereka semuanya tiada sesembahan yang berhak disembah
melainkan Dia dan tiada Rabb selain Dia.
[Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi No. 08/Th. II/1424H, 21-22]
0 komentar:
Posting Komentar