إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Idul Fitri sebentar lagi, ketahuilah bahwa hari raya ini merupakan
rahmat Allah yang diberikan kepada umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Disebut ‘Ied karena pada hari itu Allah memberikan berbagai macam
kebaikan yang kepada kita sebagai hambaNya. Diantara kebaikan itu adalah
berbuka setelah adanya larangan makan dan minum selama bulan suci Romadhan dan
kebaikan berupa diperintahkannya mengeluarkan zakat fitrah.
Sebagaimana biasa setiap orang mulai disibukkan menyambut ritual tahunan
ini,. Fenomena menyambut Iedul Fitri, sebagai mana tahun-tahun yang lalu
sangat terasa di depan mata.Tidak ada yang berbeda, mulai dari mudik lebaran,
memburu baju baru, membeli atau membuat bermacam kue, serta segala macam pernak
pernik acara yang bersifat lokal. Nyaris tidak ada perbedaan dari tahun
ke tahun. “Aroma” Idul Fitri seolah menyengat.
Ibu-ibu pun sibuk
menyusun menu makanan dan kue-kue, baju-baju baru ramai diburu, transportasi
mulai padat karena banyak yang bepergian atau karena arus mudik mulai
meningkat, serta berbagai aktivitas lainya. Semua itu seolah sudah menjadi aktivitas “wajib” menjelang Idul Fitri,
belum ada tanda-tanda menurun atau berkurang.
Setiap orang bisa
berbeda dalam memaknai Idul Fitri, ada yang memaknai sebagai hari
yang menyenangkan karena tersedianya banyak makanan enak, baju baru, banyaknya
hadiah, dan lainnya. Ada lagi yang memaknai Iedul Fitri sebagai saat yang paling tepat untuk
pulang kampung dan berkumpul bersama handai tolan. Sebagian lagi bahkan rela melakukan perjalanan
yang cukup jauh untuk mengunjungi tempat-tempat wisata, dan berbagai aktivitas
lain yang bisa kita saksikan.
Idul Fitri memang hari istimewa. Secara syar’i pun dijelaskan bahwa Idul
Fitri merupakan salah satu hari besar umat Islam selain Hari Raya Idul Adha.
Karenanya, agama ini membolehkan umatnya untuk mengungkapkan perasaan bahagia
dan bersenang-senang pada hari itu. Namun satu hal yang perlu
diingat, Sebagai bagian dari ritual agama, prosesi perayaan Idul Fitri
sebenarnya tak bisa lepas dari aturan syariat. Ia harus didudukkan sebagaimana
keinginan syariat.
Iedul Fitri bukanlah arena perlombaan untuk memamerkan kekayaan dan
kemewahan, sehingga setiap Iedul Fitri, setiap orang habis-habisan
untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Bagaimana masyarakat kita selama
ini menjalani perayaan Idul Fitri yang datang menjumpai? Secara lahir, kita
menyaksikan perayaan Hari Raya Idul Fitri masih sebatas sebagai rutinitas tahunan
yang memakan biaya besar dan juga melelahkan. Kita sepertinya belum menemukan
esensi yang sebenarnya dari Hari Raya Idul Fitri sebagaimana yang dimaukan
syariat.
Berhari raya bukanlah
berhari riya, setiap kita sudah semestinya merefleksi lagi makna hakiki dari
sebuah kemenangan, dia bukanlah eforia yang membuat kita hanyut dalam putaran
materialisme dan konsumerisme yang kian menjenuhkan.
Simaklah ucapan Ibnul Mubarak rahimahullah,
“ Kadang, sebuah amalan kecil DIPERBESAR oleh niat, dan terkadang sebuah
amalan BESAR diperkecil oleh niat “ (Riwayat Ibnu AbidDunya)
0 komentar:
Posting Komentar