إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
1.
Orang-orang
"Salafi" itu aneh dan ngeselin,
gara-gara mereka mata pencaharian kami berkurang, biasanya kami dapat
penghasilan dari acara Tahlilan, Maulidan, Ngalap Berkah di kuburan, dan semisalnya,
sekarang jadi sepi gara-gara mereka mengatakan itu dilarang/tidak boleh, itu
bid'ah, terpaksa harus cari penghasilan yang lain atau bikin bid'ah yang
terbaru agar bisa menutupi kerugian kami.
Komentar :
Bayangkan, untuk acara
Maulid mereka dibayar dari 1 juta sampai 20 juta untuk sekali ceramah (bahkan
untuk ustadz selevel artis/dai kondang tarifnya bisa 40juta per ceramah),
bagaimana jika dalam sebulan ada 20x acara Maulid untuk mereka?
Belum lagi acara
Tahlilan, mereka juga dibayar (tarif relatif dari 100ribu sd 1 juta) plus dapat
"oleh-oleh" makanan (beras, rokok, berkat, dll). Kalau sebulan ada 10
orang yang mati tinggal dikalikan 10 saja, belum lagi tiap2 orang itu
mengadakan Tahlilan selama 7 hari atau 40 hari. Hmmm....proyek besar buat
mereka. Makanya kata mereka "Salafi itu benar2 ngeselin"
Untuk kuburan terkenal
atau keramat yang sering diziarahi manusia, omset yang di dapat dalam sebulan
bisa puluhan juta dari kotak amalnya saja! Dan dalam setahun bisa diatas 100
juta! Untuk apa uang tersebut? Untuk gaji tukang 'cleaning service' kuburan?
Padahal gajinya dalam sebulan sedikit, anggaplah sekitar 1juta, lalu
dikemanakan sisanya? Untuk membuat 'Kuburan Mall'??? atau masuk ke kantong
mereka? Itulah sebabnya kenapa kuburan keramat dilestarikan di negara ini.
2.
Orang-orang
"Salafi" itu aneh dan ngeselin,
gara-gara mereka masjid kami banyak yang diambil alih oleh mereka. Yang
dulunya masjid kami ramai (maksudnya ramai karena berisik, bukan ramai
jama'ahnya). Sekarang, sejak mereka shalat di masjid kami jadi sepi (maksudnya
hening, tidak berisik). Belum lagi kalau shalat senangnya rapet-rapet, padahal
karpetnya sudah dikotak-kotakin biar gak rapet dan shaf masih luas, bagaimana
bisa khusyu' shalatnya kalau rapet-rapet?
Komentar :
Sebenarnya bukan
'mengambil alih masjid', kata-kata 'mengambil alih' itu terlalu
berlebih-lebihan. Mereka biasanya meramaikan masjid pada waktu2 tertentu saja,
seperti shalat maghrib, shalat jumat, shalat SUNNAT Tarawih (hari-hari
pertama), acara maulid, Isra Mi'raj dan acara semisalnya. Sedangkan
"Salafiyyin" meramaikan masjid disetiap waktu (dalam sehari ada 5
kali minimalnya). Jadi jangan heran kalau masjid-masjid itu selalu dipenuhi
oleh Salafiyyin, sedangkan mereka datangnya pada waktu-waktu tertentu saja.
Akibatnya mereka memfitnah kalau "Salafi" itu mengambil alih masjid,
padahal itu karena kekeliruan mereka sendiri yang jarang ke masjid.
Meramaikan masjid???
Meramaikan masjid koq dengan berisik atau teriak-teriak? Seperti dzikir/doa
berjama'ah dengan suara keras, pentas band Marawis, senandung (katanya
shalawatan) dengan speaker, dll. Meramaikan masjid itu adalah dengan selalu
menghadiri shalat berjamaah dan amalan-amalan lainnya yang dianjurkan (seperti
i'tikaf, menuntut ilmu, membaca al qur'an, dll), bukan dengan berisik.
Kalau mereka tidak bisa
khusyu' karena shaf yang rapat, maka kami malah tidak bisa khusyu karena shaf
yang jarang-jarang (tidak rapat). Ukuran kekhusyu'an itu bukan dinilai dari
perasaan, tapi dari dalil, karena Nabi shalallahu alaihi wasallam yang
memerintahkan shaf untuk rapat.
3.
Orang-orang
"Salafi" itu aneh dan ngeselin,
gara-gara mereka, pengajian kami sekarang sepi, murid-murid kami juga
banyak yang tidak mengaji lagi ke kami, padahal fasilitas di kami lengkap, ada
makanannya (dapat dari sumbangan warga atau kotak amal), punya seragam sendiri
(padahal jama'ahnya beli atau bawa sendiri, biasanya warnanya putih), punya
alat band/musik (marawis dan nasyid), ngajinya boleh campur sama wanita, bisa
menangis (tidak bisa menangis uang kembali).
Sebelum pengajian, acara diiklankan di jalan-jalan raya dengan poster
berukuran besar, lengkap dengan foto sang ustadz/guru sambil berpose (biasanya
posenya sambil pura-pura berdoa/mengangkat tangan, tubuhnya dikasih efek
outglow sehingga seolah-olah keluar cahaya, wajahnya dibikin efek diffuse glow
(efek seperti foto close up ABG) agar kelihatan bening dan silau).
Fasilitas yang lain adalah demo menuntut keadilan, menegakkan khilafah,
membantu rakyat Palestina dan Palestina (padahal selain di Palestina sangat
banyak kaum muslimin yang dizhalimi dan butuh bantuan, hanya saja yang sering
mereka lakukan adalah itu-itu saja).
Pergi ke pengajian juga boleh tidak pakai helm (untuk yang bawa motor),
boleh tidak beli karcis angkutan umum, boleh menutupi jalan umum untuk acara
mereka. Dan yang bikin ngeselin juga, partai-partai/organisasi kami jadi sepi
karena banyak yang keluar, padahal partai kami sudah mengatas namakan Islam
biar mereka tertarik. Nanti siapa yang memilih kami jika pemilu nanti?
Komentar :
Alhamdulillah semenjak
kajian Salafiyyin banyak dimana-mana, akibatnya manusia sekarang jadi lebih
cerdas untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk, manusia juga sudah
tidak mudah dibodoh-bodohi lagi oleh guru-guru mereka. Mereka sudah bisa
menilai dan memilih mana yang baik, insya Allah.
4.
Orang-orang
"Salafi" itu aneh dan ngeselin,
gara-gara mereka, guru-guru dan teman-teman kami banyak yang ditangkap oleh
pemerintah karena dituduh terorist (padahal memang terorist). Jaringan-jaringan
rahasia kami jadi mudah tercium oleh pemerintah akibat ulah mereka. Pemerintah
sekarang bekerja sama dengan da'i-da'i Salafi untuk memusnahkan kami dan
menangkap orang-orang yang berpemahaman seperti kami. Tapi kami tidak takut,
karena ini adalah jihad (kata ustadz kami). Mereka semua halal darahnya karena
telah berhukum kepada selain hukum Allah dan menjadi sekutu Thaghut
(pemerintah)!!
Komentar :
Alhamdulillah,
pemerintah telah memberikan kepercayaan kepada Salafi (khususnya da'i-da'inya)
untuk memerangi terorist dan pemahaman-pemahamannya. Lantas bagaimana kalian
mau jihad memerangi penguasa kalian jika kalian saja hidupnya masih menumpang
di negara ini?! Kalian menganggap negeri ini adalah negeri kafir, lantas kenapa
kalian tidak hijrah dari negeri ini??? Jika kalian sudah hijrah dan punya
daulah sendiri kemudian membuat kekuatan sendiri lalu memerangi negeri ini,
maka itu disebut pemberani dan jantan. Tidakkah kalian malu memerangi negeri
ini kalau kalian masih punya KTP dengan tanda tangan pak lurah? masih memiliki
uang yang ada simbol thaghut (menurut kalian)? nikah masih menumpang di KUA?
masih beli bensin premium subsidi pemerintah? dll.
Bagaimana dengan
amir/pemimpin kalian yang sedang di penjara ini, bukankah dia juga memiliki
pengacara? apakah memiliki pengacara itu termasuk berhukum dengan hukum Allah??
sumber : http://www.facebook.com/negara.tauhid/posts/2316658853251
sumber : http://www.facebook.com/negara.tauhid/posts/2316658853251
0 komentar:
Posting Komentar