إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Pendiri Wahabi adalah Abdul Wahab
bin Abdurrahman bin Rustum wafat 211 H. Bukan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rohimahulloh
wafat 1206 H
Sebenarnya, Al-Wahabiyah merupakan
firqah sempalan Ibadhiyah khawarij yang timbul pada abad ke 2 (dua) Hijriyah
(jauh sebelum masa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rohimahulloh), yaitu
sebutan Wahabi nisbat kepada tokoh sentralnya Abdul Wahab bin Abdurrahman bin
Rustum yang wafat tahun 211 H. Wahabi merupakan kelompok yang sangat ekstrim
kepada ahli sunnah, dan sangat jauh dari Islam.
Untuk menciptakan permusuhan di
tengah Umat Islam, kaum Imperialisme dan kaum munafikun memancing di air keruh
dengan menyematkan baju lama (Wahabi) dengan berbagai atribut penyimpangan dan
kesesatannya untuk menghantam dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rohimahulloh
atau setiap dakwah mana saja yang
mengajak untuk memurnikan Islam. Karena dakwah beliau sanggup merontokkan
kebatilan, menghancurkan angan-angan kaum durjana dan melumatkan tahta
agen-agen asing, maka dakwah beliau dianggap sebagai penghalang yang mengancam
eksistensi mereka di negeri-negeri Islam.
Contohnya, Inggris mengulirkan isue
wahabi di India, Prancis menggulirkan isu wahabi di Afrika Utara, bahkan Mesir
menuduh semua kelompok yang menegakkan dakwah tauhid dengan sebutan Wahabi,
Italia juga mengipaskan tuduhan wahabi di Libia, dan Belanda di Indonesia,
bahkan menuduh Imam Bonjol yang mengobarkan perang Padri sebagai kelompok yang
beraliran Wahabi. Semua itu, mereka lakukan karena mereka sangat ketakutan
terhadap pengaruh murid-murid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rohimahulloh
yang mengobarkan jihad melawan Imperialisme di masing-masing negeri Islam.
Tuduhan buruk yang mereka lancarkan kepada dakwah beliau hanya
didasari tiga faktor,
1. Tuduhan itu berasal dari para tokoh
agama yang memutarbalikkan kebenaran, yang hak dikatakan bathil dan sebaliknya,
keyakinan mereka bahwa mendirikan bangunan dan masjid di atas kuburan, berdoa
dan meminta bantuan kepada mayit dan semisalnya termasuk bagian dari ajaran
Islam. Dan barangsiapa yang mengingkarinya dianggap membenci orang-orang shalih
dan para wali.
2. Mereka berasal dari kalangan ilmuwan
namun tidak mengetahui secara benar tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dan
dakwahnya, bahkan mereka hanya mendengar tentang beliau dari pihak yang sentimen
dan tidak senang Islam kembali jaya, sehingga mereka mencela beliau dan
dakwahnya sehingga memberinya sebutan Wahabi.
3. Ada sebagian dari mereka takut
kehilangan posisi dan popularitas karena dakwah tauhid masuk wilayah mereka,
yang akhirnya menumbangkan proyek raksasa yang mereka bangun siang malam.
Dan barangsiapa ingin mengetahui
secara utuh tentang pemikiran dan ajaran Syaikh Muhammad (Abdul Wahab) maka
hendaklah membaca kitab-kitab beliau seperti Kitab at-Tauhid, Kasyfu
as-Syubhat, Usul ats-Tsalatsah dan Rasail beliau yang sudah banyak
beredar baik berbahasa arab atau Indonesia.
Fatwa al-Lakhmi ditujukan kepada Abdul Wahab bin Abdurrohman bin
Rustum bukan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
Mengenai fatwa Al-Imam Al-Lakhmi yang
dia mengatakan bahwa Al-Wahhabiyyah adalah salah satu dari kelompok sesat
Khawarij. Maka yg dia maksudkan adalah Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum
dan kelompoknya, bukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para
pengikutnya. Hal ini karena tahun wafat Al-Lakhmi adalah 478 H sedangkan
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab wafat pada tahun 1206 H / Juni atau Juli
1792 M. Amatlah janggal bila ada orang yg telah wafat namun berfatwa tentang
seseorang yg hidup berabad-abad setelahnya.
Adapun Abdul Wahhab bin Abdurrahman
bin Rustum maka dia meninggal pada tahun 211 H. Sehingga amatlah tepat bila
fatwa Al-Lakhmi tertuju kepadanya. Berikut Al-Lakhmi merupakan mufti Andalusia
dan Afrika Utara dan fitnah Wahhabiyyah Rustumiyyah ini terjadi di Afrika Utara.
Sementara di masa Al-Lakhmi hubungan antara Najd dgn Andalusia dan Afrika Utara
amatlah jauh. Sehingga bukti sejarah ini semakin menguatkan bahwa Wahhabiyyah
Khawarij yg diperingatkan Al-Lakhmi adalah Wahhabiyyah Rustumiyyah bukan
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya. (Lihat kitab Al-Mu’rib
Fi Fatawa Ahlil Maghrib, karya Ahmad bin Muhammad Al-Wansyarisi, [juz 11]).
Perbedaan Dakwah Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum Dan Da’wah
Syaikh Muhammad Abdul Wahhab
1.
Dakwah Abdul Wahab bin Abdurrahman
bin Rustum (Khawarij).
Khawarij adalah salah satu kelompok
dari kaum muslimin yang mengkafirkan pelaku maksiat (dosa besar), membangkang
dan memberontak terhadap pemerintah Islam, dan keluar dari jama’ah kaum
muslimin.
Termasuk dalam kategori Khawarij,
adalah Khawarij generasi awal (Muhakkimah Haruriyah) dan sempalan-sempalannya,
seperti al-Azariqah, ash-Shafariyyah, dan an-Najdat –ketiganya sudah lenyap–
dan al-Ibadhiyah –masih ada hingga sekarang–. Termasuk pula dalam kategori
Khawarij, adalah siapa saja yang dasar-dasar jalan hidupnya seperti mereka,
seperti Jama’ah Takfir dan Hijrah. Atas dasar ini, maka bisa saja Khawarij
muncul di sepanjang masa, bahkan betul-betul akan muncul pada akhir zaman,
seperti telah diberitakan oleh Rasulullah,
“Pada akhir zaman akan muncul suatu kaum yang usianya rata-rata
masih muda dan sedikit ilmunya. Perkataan mereka adalah sebaik-baik perkataan
manusia, namun tidaklah keimanan mereka melampaui tenggorokan -Maksudnya,
mereka beriman hanya sebatas perkataan tidak sampai ke dalam hatinya-. Mereka
terlepas dari agama -maksudnya, keluar dari ketaatan- sebagaimana terlepasnya
anak panah dari busurnya. Maka di mana saja kalian menjumpai mereka, bunuhlah!
Karena hal itu mendapat pahala di hari Kiamat.” (HR. Al Bukhari [no.6930], Muslim [no.1066])
2.
Dakwah Syaikh Muhammad Abdul Wahhab
(Ahlussunnah Wal Jama’ah)
Alangkah baiknya kami paparkan terlebih
dahulu penjelasan singkat tentang hakikat dakwah yang beliau serukan. Karena
hingga saat ini ‘para musuh’ dakwah beliau masih terus membangun dinding tebal
di hadapan orang-orang awam, sehingga mereka terhalang untuk melihat hakikat
dakwah sebenarnya yang diusung oleh beliau.
Syaikh berkata, “Segala puji dan
karunia dari Allah, serta kekuatan hanyalah bersumber dari-Nya. Sesungguhnya
Allah ta’ala telah memberikan hidayah kepadaku untuk menempuh jalan lurus,
yaitu agama yang benar; agama Nabi Ibrahim yang lurus, dan Nabi Ibrahim itu
bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Alhamdulillah aku bukanlah orang
yang mengajak kepada ajaran sufi, ajaran imam tertentu yang aku agungkan atau
ajaran orang filsafat.
Akan tetapi aku mengajak kepada Allah Yang tiada sekutu bagi-Nya,
dan mengajak kepada sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah
diwasiatkan kepada seluruh umatnya. Aku berharap untuk tidak menolak kebenaran
jika datang kepadaku. Bahkan aku jadikan Allah, para malaikat-Nya serta seluruh
makhluk-Nya sebagai saksi bahwa jika datang kepada kami kebenaran darimu maka
aku akan menerimanya dengan lapang dada. Lalu akan kubuang jauh-jauh semua yang
menyelisihinya walaupun itu perkataan Imamku, kecuali perkataan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliau tidak pernah menyampaikan selain
kebenaran.”
(Kitab ad-Durar as-Saniyyah [I/37-38]).
“Alhamdulillah, aku termasuk orang yang senantiasa berusaha
mengikuti dalil, bukan orang yang mengada-adakan hal yang baru dalam agama.” (Kitab Muallafat Syaikh Muhammad
bin Abdul Wahab [V/36]).
Allahul Musta'an
0 komentar:
Posting Komentar