إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Berikut beberapa alasan anak muda yang enggan berjilbab dan
sanggahan halusnya. Semoga yang belum berjilbab mendapat hidayah.
1.
Saya nggak mau jilbaban! Jilbaban
itu kuno
“Lha, itu zaman flinstones, lebih kuno lagi, nggak pake jilbab”
2.
Tapi kan itu hal kecil, kenapa jilbaban harus
dipermasalahin?!
“Yang besar-besar itu semua awalnya dari perkara kecil yang
diremehkan”
3.
Yang penting kan hatinya baik, bukan lihat
dari jilbabnya, fisiknya!
“trus ngapain salonan tiap minggu? make-upan? itu kan fisik? Dan
Islam meyakini bahwa iman itu bukan hanya perkara hati, namun juga ditunjukkan
dalam fisik atau amalan lahiriyah. Hati pun cerminan dari lahiriyah. Jika
lahiriyah rusak, maka demikianlah hatinya”
4.
Jilbaban belum tentu baik
“Betul, yang jilbaban aja belum tentu baik, apalagi yang … (isi
sendiri)”
5.
Saya kemarin lihat ada yang jilbaban tapi nyuri!
“So what? yang nggak jilbaban juga banyak yang nyuri, gak korelasi
kali”
6.
Artinya lebih baik jilbabin hati
dulu, buat hati baik!
“Yup, ciri hati yang baik adalah jilbabin kepala dan tutup aurat”
7.
Kalo jilbaban masih maksiat gimana?
dosa kan?
“Kalo nggak jilbaban dan maksiat dosanya malah 2. Malah nggak
jilbaban itu dosa besar. ″
8.
Jilbaban itu buat aku nggak bebas!
“Oh, berarti lipstick, sanggul, dan ke salon itu membebaskan ya?”
9.
Aku nggak mau dibilang fanatik dan
ekstrimis!
“Nah, sekarang kau sudah fanatik pada sekuler dan ekstrim tidak mau
taat”
10. Kalo aku pake
jilbab, nggak ada yang mau sama aku!?
“Banyak yang jilbaban dan mereka nikah kok”
11. Kalo calon
suamiku gak suka gimana?
“Berarti dia tak layak, bila di depanmu dia tak taat Allah, siapa
menjamin dibelakangmu dia jujur? Dan ingatlah al khobitsaatu lil khobitsiin,
perempuan rusak ditakdirkan dengan lelaki yang sama. Demikian sebaliknya.”
12. Susah cari
kerja kalo pake jilbab!
“Lalu enggan taat pada perintah Allah demi kerja? emang yang kasih
rizki siapa sih? Bos atau Allah? Dan asalnya wanita itu berdiam di rumah: wa
qorna fii buyutikunna (menetaplah kalian di rumah-rumah kalian)”
13. Ngapa sih agama
cuma diliat dari jilbab dan jilbab?
“Sama aja kayak sekulerisme melihat wanita hanya dari paras dan
lekuk tubuh”
14. Aku nggak mau
diperbudak pakaian arab!
“Ini simbol ketaatan pada Allah, justru orang arab dulu (di zaman
jahiliyah) gak pake jilbab. Syari’at jilbab ini untuk seluruh wanita, bukan
hanya Arab sebagaimana ditegaskan dalam surat Al Ahzab ayat 59:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ
وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka".”
15. Jilbab cuma
akal-akalan lelaki untuk menindas wanita
“Perasaan yang adain miss universe laki-laki deh, yang larang jilbab
di prancis jg laki-laki″
16. Aku nggak mau
dikendalikan orang tentang apa yang harus aku pake!
“Sayangnya sudah begitu, tv, majalah, sinetron, kendalikan
fashionmu”
17. Jilbab kan
bikin panas, pusing, ketombean
“Jutaan orang pake jilbab, nggak ada keluhan begitu, mitos aja”
18. Apa nanti kata
orang kalo aku pake jilbab?!
“Katanya tadi jadi diri sendiri, nggak peduli kata orang laen…”
19. Jilbab kan
nggak gaul?!
“Lha mbak ini mau gaul atau mau menaati Allah?”
20. Aku belum
pengalaman pake jilbab!
“Pake jilbab itu kayak nikah, pengalaman tidak diperlukan,
keyakinan akan nyusul”
21. Aku belum siap
pake jilbab
“Kematian juga nggak akan tanya kamu siap atau belum dear”
22. Mamaku bilang
jangan terlalu fanatik!
“Bilang ke mama dengan lembut dan santun, bahwa cintamu padanya
dengan menaati Allah penciptanya”
23. Aku kan gak
bebas ke mana-mana, gak bisa nongkrong, clubbing, gosip, kan malu sama baju!
“Bukankah itu perubahan baik?”
24. Itu kan nggak
wajib dalam Islam!?
“Kalo nggak wajib, ngapain Rasul perintahin semua wanita Muslim
nutup aurat?”
25. Kasi aku waktu
supaya aku yakin jilbaban dulu
“Yakin itu akan diberikan Allah kalo kita sudah mau mendekat, yakin
deh”.
Nah wahai saudariku muslimah, tunggu
apalagi?
Mengenai kewajiban berjilbab sudah
ditetapkan dalam Al Qur’an yang tiap hari kita baca, di mana Allah Ta’ala
berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ
لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ
جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى
أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab : 59).
Ayat ini menunjukkan wajibnya jilbab
bagi seluruh wanita muslimah.
Ayat lain yang menunjukkan wajibnya
jilbab,
وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا
يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا
لِبُعُولَتِهِنَّ …
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, …” (QS. An Nur : 31).
Dalil yang menunjukkan wajibnya
jilbab juga hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ
أُمِرْنَا أَنْ نُخْرِجَ الْحُيَّضَ يَوْمَ الْعِيدَيْنِ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ ،
فَيَشْهَدْنَ جَمَاعَةَ
الْمُسْلِمِينَ وَدَعْوَتَهُمْ ، وَيَعْتَزِلُ الْحُيَّضُ عَنْ مُصَلاَّهُنَّ .
قَالَتِ امْرَأَةٌ يَا رَسُولَ
اللَّهِ ، إِحْدَانَا لَيْسَ لَهَا جِلْبَابٌ . قَالَ « لِتُلْبِسْهَا
صَاحِبَتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا »
Dari Ummu ‘Athiyyah, ia berkata, “Pada dua hari raya, kami
diperintahkan untuk mengeluarkan wanita-wanita haid dan gadis-gadis pingitan
untuk menghadiri jamaah kaum muslimin dan doa mereka. Tetapi wanita-wanita haid
harus menjauhi tempat shalat mereka. Seorang wanita bertanya:, “Wahai
Rasulullah, seorang wanita di antara kami tidak memiliki jilbab (bolehkan dia
keluar)?” Beliau menjawab, “Hendaklah kawannya meminjamkan jilbabnya
untuk dipakai wanita tersebut.” (HR. Bukhari no. 351 dan Muslim no. 890)
Dalam Lisanul ‘Arob, jilbab
adalah pakaian yang lebar yang lebih luas dari khimar (kerudung) berbeda dengan
selendang (rida’) dipakai perempuan untuk menutupi kepala dan dadanya.[1] Jadi
kalau kita melihat dari istilah bahasa itu sendiri, jilbab adalah seperti
mantel karena menutupi kepala dan dada sekaligus.
Semoga Allah beri hidayah demi
hidayah bagi wanita yang belum berjilbab. Aamiin.
@ Ummul Hamam, Ba’da Shubuh, 17 Rajab 1433 H
Penyusun: Muhammad Abduh Tuasikal
0 komentar:
Posting Komentar