إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Tujuh belas doktrin Syi’ah yang selalu mereka sembunyikan dari kaum
muslimin sebagai bagian dari pengamalan doktrin taqiyah (menyembunyikan
Syi’ahnya). Ketujuh belas doktrin ini terdapat dalam kitab suci Syi’ah,
1.
Dunia dengan seluruh
isinya adalah milik para imam Syi’ah. Mereka akan memberikan dunia ini kepada
siapa yang dikehendaki dan mencabutnya dari siapa yang dikehendaki. (Ushulul
Kaafi, [hal.259], Al-Kulaini).
Jelas Doktrin semacam ini bertentangan dengan firman Allah ta’ala
إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا
مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ
“Sesungguhnya bumi adalah milik Allah, Dia karuniakan kepada siapa yang Dia
kehendaki” (QS. Al-A’raf : 128).
Kepercayaan Syi’ah di atas menunjukkan penyetaraan kekuasaan para imam
Syi’ah dengan Allah dan doktrin ini merupakan aqidah syirik.
2.
Ali bin Abi Thalib yang
diklaim sebagai Imam Syi’ah yang pertama dan dinyatakan sebagai dzat yang
pertama dan terakhir, yang dhahir dan yang bathin sebagaimana termaktub dalam
surat Al-Hadid : 3 (Rijalul Kashi hal. 138).
Doktrin semacam ini jelas merupakan kekafiran Syi’ah yang berdusta atas
nama Khalifah Ali bin Abi Thalib. Dengan doktrin semacam ini, Syi’ah
menempatkan Ali sebagai Tuhan. Dan hal ini sudah pasti merupakan tipu daya
Syi’ah terhadap kaum muslimin dan kesucian aqidahnya.
3.
Para imam Syi’ah
merupakan wajah Allah, mata Allah dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat
bagi para hamba Allah (Ushulul Kaafi, hal. 83).
4. Amirul Mukminin Ali bin
Abi Thalib oleh Syi’ah dikatakan menjadi wakil Allah dalam menentukan surga dan
neraka, memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia sebelumnya,
mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara rinci
yang pernah terjadi dahulu maupun yang ghaib (Ushulul Kaafi, hal. 84).
5.
Keinginan para Imam
Syi’ah adalah keinginan Allah juga (Ushulul Kaafi, hal. 278).
6.
Para Imam Syi’ah
mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat
kematiannya karena bila imam tidak mengetahui hal-hal semacam itu maka ia tidak
berhak menjadi Imam (Ushulul Kaafi, hal. 158).
7. Para Imam Syi’ah
mengetahui apapun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan menjawab apa saja
bila kita bertanya kepada mereka karena mereka mengetahui hal ghaib sebagaimana
yang Allah ketahui (Ushulul Kaafi, hal. 193).
8. Allah itu bersifat bada’
yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Akan tetapi para Imam Syi’ah
telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi (Ushulul Kaafi,
hal. 40).
Menurut Al-Kulaini (ulama besar ahli hadits Syi’ah), bahwa Allah tidak
mengetahui bahwa Husein bin Ali akan mati terbunuh. Menurut mereka, Tuhan pada
mulanya tidak tahu karena itu Tuhan membuat ketetapan baru sesuai dengan
kondisi yang ada. Akan tetapi Imam Syi’ah telah mengetahui apa yang akan
terjadi. Oleh sebab itu menurut doktrin Syi’ah Allah bersifat bada’ (Ushulul
Kaafi, hal. 232).
9.
Para Imam Syi’ah
merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para Imam Syi’ah
bersifat Ma’sum (bersih dari kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat dosa).
Allah menyuruh manusia untuk mentaati Imam Syi’ah, tidak boleh mengingkarinya
dan mereka menjadi hujjah (Argumentasi Kebenaran) Allah atas langit dan bumi (Ushulul
Kaafi, hal. 165).
10. Para Imam Syi’ah sama dengan Rasulullah shollollohu ‘alaihi wasallam.
11. Yang dimaksud para Imam Syi’ah adalah Ali bin Abi Thalib, Husein bin Ali,
Ali bin Husein, Hasan bin Ali dan Muhammad bin Ali (Ushulul Kaafi, hal.
109)
12. Al-Qur’an yang ada sekarang telah berubah, dikurangi dan ditambah (Ushulul
Kaafi, hal. 670).
Salah satu contoh ayat Al-Qur’an yang dikurangi dari aslinya yaitu surat
An-Nisa’ : 47, menurut versi Syi’ah berbunyi: “Ya ayyuhalladziina uutul
kitaaba aaminuu bimaa nazzalnaa fie ‘Aliyyin nuuran mubiinan”. (Fashlul
Khitab, hal. 180).
13. Menurut Syi’ah, Al-Qur’an yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad ada 17
ribu ayat, namun yang tersisa sekarang hanya 6660 ayat (Ushulul Kaafi,
hal. 671).
14. Menyatakan bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman bin Affan, Muawiyah, Aisyah,
Hafshah, Hindun, dan Ummul Hakam adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi,
mereka ini adalah musuh-musuh Allah. Siapa yang tidak memusuhi mereka, maka
tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya dan imam-imam Syi’ah (Haqqul
Yaqin, hal. 519 oleh Muhammad Baqir Al-Majlisi).
15. Menghalalkan nikah Mut’ah (kawin kontrak), bahkan menurut doktrin Syi’ah
orang yang melakukan kawin mut’ah 4 kali, derajatnya lebih tinggi dari Nabi
Muhammad shollollohu ‘alaihi wasallam (Tafsir Minhajush Shadiqin,
hal. 356, oleh Mullah Fathullah Kassani).
16. Menghalalkan saling tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada
sesama temannya.
Kata mereka, Imam Ja’far berkata kepada temannya: “Wahai Muhammad,
kumpulilah budakku ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka kembalikan
lagi kepadaku.” (Al-Istibshar III, hal. 136, oleh Abu Ja’far
Muhammad Hasan At-Thusi).
17. Rasulullah dan para sahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam
Mahdi sebelum hari kiamat akan datang dan dia membongkar kuburan Abu Bakar dan
Umar yang ada di dekat kuburan Rasulullah. Setelah dihidupkan maka kedua orang
ini akan disalib (Haqqul Yaqin, hal. 360, oleh Mullah Muhammad Baqir
al-Majlisi).
Ketujuh belas doktrin Syi’ah di atas, apakah bisa dianggap sebagai aqidah
Islam sebagaimana dibawa oleh Rasulullah shollollohu ‘alaihi wasallam
dan dipegang teguh oleh para Sahabat serta kaum Muslimin yang hidup sejak zaman
Tabi’in hingga sekarang? Adakah orang masih percaya bahwa Syi’ah itu bagian
dari umat Islam? Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, barangsiapa yang tidak mengkafirkan
aqidah Syi’ah ini, maka dia termasuk Kafir.
Semua kitab tersebut di atas adalah kitab-kitab induk atau rujukan pokok
kaum Syi’ah yang posisinya seperti halnya kitab-kitab hadits Imam Bukhari,
Muslim, Ahmad bin Hambal, Nasa’i, Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah bagi kaum
Muslimin. Oleh karena itu, upaya-upaya Syi’ah untuk menanamkan kesan bahwa
Syi’ah adalah bagian dari kaum Muslimin, hanya berbeda dalam beberapa hal yang
tidak prinsip, adalah dusta dan harus ditolak tegas !!!
Sumber : Risalah Mujahidin, edisi 9, th 1 Jumadil Ula 1428 / Juni
2007
0 komentar:
Posting Komentar