Pages

Selasa, 20 November 2012

Jangan Sebut Yahudi dengan Israel ?




إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة فنار


Baru-baru ini beredar sebuah tulisan yang berjudul “Yahudi bukan Israel” , “Jangan sebut Yahudi dengan Israel” , “Jangan Laknat Israel” atau tulisan-tulisan yang semakna dengannya.


Yang kurang lebih isinya melarang menyebut Yahudi sebagai Israel, dilarang melaknat Israel, karena Israel (Isra’il) adalah nama lain dari Nabi Ya’qub ‘alaihis salam. Sebagaimana firman Allah ta’ala,
كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ
“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan.” (QS. Ali Imran : 93)

Israil (Israel) yang pada ayat di atas adalah nama lain dari Nabi Ya’qub ‘alaihis salam. Dan nama ini diakui sendiri oleh orang-orang yahudi, sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma: “Sekelompok orang yahudi mendatangi Nabi untuk menanyakan empat hal yang hanya diketahui oleh seorang nabi. Pada salah satu jawabannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “Apakah kalian mengakui bahwa Israil adalah Ya’qub?” Mereka menjawab: “Ya, betul.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ya Allah, saksikanlah.” (HR. Dawud At-Thayalisy [2846])

Dalil inilah yang dipakai oleh pembuat tulisan tersebut untuk melarang melaknat Israel, karena sama saja itu melaknat Nabi Ya’qub ‘alaihis salam. Dan hal ini dibantah oleh al akh Hasan al-Jaizy (http://www.facebook.com/hasaneljaizy) lewat dialog imajiner berikut,


Israel, Hizbullah dan Muhammadiyyah

Suyuthi: "Israel benar-benar bejat. Kemarin mengorbankan banyak wanita dan anak-anak."

Syirozi: "Hush. Jangan bilang begitu. Yahudi bukan Israel. Israel bukan Yahudi! Ente jangan sifati Israel seperti itu!"

Suyuthi: "Lho, yang ane maksud kan negara itu toh, penghuni dan pendukungnya!? Bukan Israel yang dimaksud sebagai seorang utusan Allah itu."

Syirozi: "Sa'karepmu lah, yut. Kalau tidak setuju ya keluar dari grup atau ane keluarkan!? Yang penting ndak boleh nyebut nama Israel dengan sifatan jelek apalagi mengutuknya. Kita harus hormati Nabi."

Suyuthi: "Yo wes lah, Syiro. Mnurut ente, Hizbullah yang dari Lebanon itu gimana?"

Syirozy: "Hizbullah yang dipimpin Hasan Nasrullah itu adalah kelompok sesat. Mereka semua setan-setan berkedok dan menipu. Mereka banyak membantai Ahlus Sunnah. Syukurlah Asjowo ndak hidup di sekitar mereka."

Suyuthi: "Wah wah, rupanya ente melanggar aturan ente sendiri. Ente juga menghina orang-orang soleh. Gawat ente!"

Syirozi: "Lho, kok gitu?"

Suyuthi: "Lho, tadi ane ngejelekin Israel ente larang. Alesannya Israel adalah nama seorang utusan Allah. Sekarang ente menyatakan Hizbullah dan menganggap mereka sesat. Gawat ente bro. Gila lu ndro!"

Syirozi: "Lho, yang ana bilang itu benar. Apa perlu ana kasih dalil bahwa mereka Hizbullah itu sesat? Wah, ente pasti Syi'ah ya Yut? Ane dulu kira ente Khowarij."

Suyuthi: "Hehe. Itulah kekurangan ente, bro. Nuntut orang tapi diri sendiri terjebak sehingga melanggar kandungan tuntutan. Sudah gitu, dengan mudahnya mencap orang Syi'ah, Khawarij, dll. Apa perguruan ente mendidik begitu? Kalau ane orangnya cepet ge'er, ane bisa tuntut ke pengadilan gara-gara pencemaran nama baik. Wong Habib curhat aja bisa nyari fulus dari pelaporan pencemaran nama baik kok. hehe."

Syirozi: "Tudepoin aja deh, bro. Jangan seperti Ahlul Ahwa kerjaannye ngomong doang. wkwk"

Suyuthi: "Coba baca ayat terakhir Surat Al Mujaadilah. Disitu ada istilah Hizbullah. Disebutkan Hizbullah itu muflihuun (orang-orang beruntung). Lha ente kok malah bilang Hizbullah itu sesat? Malah dibilang setan berkedok pula!? Ngawur kowe! wkwk."

Syirozi: "Lho. Memangnya yang ana maksudkan Hizbullah yang itu? Hizbullah yang ana maksudkan ya yang Syi'ah sana. Gimana toh ente ini yuuut yut!"

Suyuthi: "Nah, begitu juga dengan Israel. Israel yang ana maksud ya negoro, bukan Nabi. Kalau sudah begitu, jangan dibawa menjadi nama Nabi."

Syirozi: "Wah waah...nah naaah...hap haaap."

Suyuthi: "Istilah itu toh ada yang syar'i, ada yang urfi, ada yang majazi. Kalau yang dikenal atau dimaksudkan dari suatu istilah dalam pembicaraan adalah istilah urfi yang sudah dikenal sama-sama, ya ndak sah membenturkan dengan istilah syar'i. Hizbullah yang urfi kita kenal ya Syi'ah. Kalau Hizbullah yang syar'i ya Ahlus Sunnah. Ana juga tahu penamaan Israel semacam kamuflase dari sebagian Yahudi. Tapi ketika kita menjelek-jelekkan Israel, yang kita maksud ya negara Israel dan pro nya. Bukan Nabi Ya'qub. Kalau ada berita di koran bertuliskan 'Israel serang Palestina', apa kemudian kita bakal protes: 'Jangan sebut Israel serang Palestina! Sebut Yahudi serang Palestina!' Dan juga, emangnya itu berarti Nabi Ya'qub nyerang Palestina!?"

Syirozi: "Yo wes ntar tak tanya ke ustadz ane wae lah?"

Suyuthi: "Yang ane jelaskan tadi jelas dan bener ga?"

Syirozi: "Jelas sih. Bener juga sih."

Suyuthi: "Kalau misalnya kebenaran dan kejelasan itu ditampik oleh ustadz ente gimana? Jadi, harus protes terus jika ada yang nyebut Israel itu negara."

Syirozi: "Ane bakal ikut ustadz ane lah. Masa ane ikut ente!? Siapa tahu karena kejahilan ane jadi ga ngerti maksud dari ustadz ane."

Suyuthi: "Nah, itu yang namanya Taqlid. Taqlid itu yang diperangi oleh perguruan ente sendiri. Piye toh? Kalo di perguruan ane memang sudah seolah menjadi kewajiban buat bertaqlid pada pak kyai. Perguruan ente memerangi tapi kok muride mengaplikasikan? Gaswat ini!"

Syirozi: "Ganti topik ae lah Yut!"

Suyuthi: "Yowes. Awal bulan puasa kemaren, Muhamadiyah menetapkan awal hari berpuasa nyelisihi kaum muslimin negeri ini. Gimana menurutmu?"

Syirozi: "Muhammadiyah kuwi pemecah belah umat! Hizbiyyah sejati! Ga usah diikuti."

Suyuthi: "Gawat ente. Itu nama nabi kita tau! Muhammad! Malah ente bilang pemecah belah umat! Gawat ente! Tak laporin ke dalang lho!"

Syirozi: "Ente yang gawat! Yang ane maksud itu Muhammadiyah ormas masyhur itu. Bukan Nabi! Tak dor ndasmu!"

Suyuthi: "Lalu, Israel gimana? Ngomong ae karo tanganku. wkwk"

(Percakapan di atas nyata secara kandungan, namun tidak nyata secara kejadian. Ambil hikmahnya, jangan ambil emosinya. Yang ngerasa, boleh marah. Yang ga ngerasa, harus ngalah. Karena kalau dua-duanya sama-sama marah, siapa kemudian yang mengalah?)

Think first...feel next




0 komentar:

Posting Komentar