إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Oleh : Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairi
Sejarah mencatat, beberapa
usaha pencurian terhadap jenazah Nabi Sholallohu ‘alaihi wa sallam,
semuanya mengalami kegagalan. Sungguh Allah Subhanaahu wa Ta’ala telah menjaga
Nabi-Nya Sholallohu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan hidup dan dalam
keadaan sudah meninggal.
Ada lima usaha
pencurian jenazah Nabi Sholallohu ‘alaihi wa sallam yang ditulis oleh
penulis buku Sejarah Masjid Nabawi as-Syarif, Muhammad Ilyas ‘Abdul
Ghani. Kami akan menyebutkannya secara ringkas:
Usaha Pertama
Di masa al-Hakim
Biamrillah al-‘Ubaidiy[1], salah seorang zindiq mengusulkan kepadanya untuk
menghadirkan jasad Rasulullah Sholallohu ‘alaihi wa sallam ke Mesir
untuk menarik perhatian manusia kepadanya sebagai pengganti Madinah, lalu
memerangi penduduknya. Pada hari berikutnya, Allah mengirimkan angin ke
Madinah, dan hampir bumi tergoncang karena kuatnya angin itu. Hal ini menjadi
penghalang tujuan para pembangkang tersebut.
Usaha Kedua
Pada masa khalifah
al-Ubaidiy yang sama. Dia mengutus orang untuk tinggal di sebuah rumah dekat
dengan al-Haram an-Nabawi. Kemudian ia menggali sebuah terowongan dari rumah
tersebut menuju kubur Nabi. Kemudian penduduk Madinah mendengar ada suara
menyeru, memanggil-manggil di tengah-tengah mereka bahwa, ‘Nabi kalian akan
digali (kuburnya)’. Maka manusiapun menyelidikinya, kemudian mendapati
mereka yang sedang menggali, lalu membunuh mereka. Patut juga disebutkan bahwa
al-Hakim bin Ubaidillah mengaku sebagai Tuhan pada tahun 408 H.
Usaha Ketiga
Dilakukan oleh para
penggali kubur dari Raja-Raja Nasrani. Hal itu dilaksanakan dengan perantara
dua orang Nasrani dari Maroko. Namun Allah melindungi jasad Nabi-Nya dengan
cara Panglima Nuruddin Zankiy bermimpi bertemu Nabi dalam tidurnya, beliau
menunjukkan dua orang berambut merah kekuning-kuningan, dan beliau bersabda: “Tolonglah
aku, selamatkan aku dari dua orang laki-laki ini.”
Panglima Nuruddin Zanky
pun terkejut bangun dari tidurnya. Kemudian dia kumpulkan para hakim, lalu
mereka memberinya usul agar dia menuju Madinah. Diapun sampai di Madinah dengan
membawa harta yang banyak untuk dibagikan kepada penduduk Madinah. Dia kumpulkan
manusia, lalu memberi mereka hadiah setelah nama-nama mereka dicatat, dan dia
tidak melihat dua orang laki-laki yang ditunjukkan Nabi dalam mimpinya. Di saat
itu dia bertanya, ‘Adakah orang yang belum mengambil sesuatu dari harta
shadaqah ini?’ Mereka menjawab, ‘Tidak.’ Dia bertanya lagi, ‘Berfikirlah,
ingat-ingatlah.’ Merekapun menjawab, ‘Tidak tertinggal seorangpun
kecuali dua orang Maroko, keduanya adalah orang shalih, kaya dan banyak
shadaqah.’ Mendengar itu dada panglima pun menjadi lapang, kemudian
memerintahkan untuk memanggil keduanya. Lalu dia melihatnya persis seperti dua
orang laki-laki yang dilihatnya di dalam tidurnya.
Diapun bertanya kepada
keduanya, ‘Dari mana kalian berdua?’ Keduanya menjawab, ‘Jama’ah haji
dari Maroko’. ‘Berkatalah jujur kepadaku,’ sergah Panglima. Lalu keduanya
ditahan kerenanya.
Panglimapun bertanya
tentang rumah keduanya. Di saat dia pergi dan sampai di rumah kedunya, dia
tidak mendapati selain harta dan buku-buku di rak. Pada saat dia mengangkat
tikar, dia menemukan lorong yang menghantarkan ke kamar Nabi yang mulia. Manusiapun
terkejut. Setelah keduanya dipukuli, keduanya mengaku sebagai penggali kubur
milik raja-raja Nasrani, dan sebelum keduanya sampai di kuburan terjadi
goncangan di bumi.
Panglima Nuruddin Zankiy
pun membunuh keduanya di Kamar Nabi yang mulia. Kemudian beliau perintahkan
untuk membangun tembok disekitar Kubur yang mulia yang terbuat dari tembok
timah tebal agar tidak ada seorangpun yang berani berbuat lancang lagi dengan
menggunakan cara tersebut.
Usaha Keempat
Sejumlah orang-orang
Nasrani mencuri dan merampok kafilah jam’ah haji. Kemudian mereka bertekad
untuk menggali kubur Nabi Sholallohu ‘alaihi wa sallam. Mereka berbicara
dan terang-terangan dengan niat mereka, kemudian mereka menyeberangi laut
menuju Madinah. Kemudian Allah menolak serangan mereka dengan kapal yang telah
disiapkan dari Mesir al-Iskandariyah yang mengikuti mereka, kemudian menangkap
mereka semuanya, kemudian menawan dan membagi-bagi mereka di negeri kaum
muslimin.
Usaha Kelima
Usaha yang dilakukan
dengan niat untuk menggali kubur Abu Bakar dan Umar. Itu terjadi di pertengahan
abad ke tujuh hijriyah. Sejumlah orang yang mencapai 40 orang laki-laki
bertujuan untuk menggali kubur di malam hari, kemudian bumipun terbelah dan
menelan mereka. Hal ini diceritakan oleh pelayan al-Haram an-Nabawy pada saat
itu. Dia adalah Shawwab, as-Syamsu al-Malthiy.
[1]Pada tahun 358 H, orang-orang Rafidhah ‘Ubaidiy menguasai Mesir, mereka
itu adalah satu kelompok yang mengaku cinta kepada Ahlul Bait. Di antara
pemimpin mereka yang paling menonjol adalah al-Hakim Biamrillah yang mengaku
sebagai Tuhan, dan dia mendakwahkan pendapat reinkarnasi arwah. Kekuasaan
negeri itu berakhir pada tahun 568 H
Sumber: Majalah Qiblati Edisi 6 th.IV
0 komentar:
Posting Komentar