إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Wajib diketahui oleh
setiap kaum Musimin di manapun mereka berada bahwasanya firqoh Wahabi adalah firqoh
yang sesat, yang ajarannya sangat berbahaya bahkan wajib untuk dihancurkan.
Tentu hal ini membuat kita bertanya-tanya, mungkin bagi mereka yang pro akan
merasa marah dan sangat tidak setuju, dan yang kontra mungkin akan tertawa
sepuas-puasnya. Maka siapakah sebenarnya Wahabi ini ?
Bagaimanakah sejarah
penamaan mereka ?
Marilah kita simak
dialog Ilmiah yang sangat menarik antara Syaikh Muhammad bin Sa’ad Asy
Syuwai’ir dengan para dosen di suatu Universitas Islam di Maroko.
Salah seorang Dosen itu
berkata: “Sungguh hati kami sangat mencintai Kerajaan Saudi Arabia, demikian
pula dengan jiwa-jiwa dan hati-hati kaum muslimin sangat condong kepadanya, di mana
setiap kaum muslimin sangat ingin pergi kesana, bahkan antara kami dengan
kalian sangat dekat jaraknya. Namun sayang, kalian berada diatas suatu Madzhab,
yang kalau kalian tinggalkan tentu akan lebih baik, yaitu Madzhab Wahabi.”
Kemudian Asy Syaikh
dengan tenangnya menjawab: “Sungguh banyak pengetahuan yang keliru yang
melekat dalam pikiran manusia, yang mana pengetahuan tersebut bukan diambil
dari sumber-sumber yang terpercaya, dan mungkin kalian pun mendapat
khabar-khabar yang tidak tepat dalam hal ini.
Baiklah, agar pemahaman kita bersatu, maka saya minta kepada kalian dalam
diskusi ini agar mengeluarkan argumen-argumen yang diambil dari sumber-sumber
yang terpercaya, dan saya rasa di Universitas ini terdapat perpustakaan yang menyediakan
kitab-kitab sejarah Islam terpercaya. Dan juga hendaknya kita semaksimal
mungkin untuk menjauhi sifat fanatisme dan emosional.”
Dosen itu berkata: “Saya
setuju denganmu, dan biarkanlah para Masyaikh yang ada di hadapan kita menjadi
saksi dan hakim diantara kita.”
Asy Syaikh berkata: “Saya
terima, setelah bertawakal kepada Allah, saya persilahkan kepada anda untuk
melontarkan masalah sebagai pembuka diskusi kita ini.”
Dosen itu pun berkata: “Baiklah
kita ambil satu contoh, ada sebuah fatwa yang menyatakan bahwa firqoh wahabi
adalah firqoh yang sesat. Disebutkan dalam kitab Al-Mi’yar yang ditulis oleh Al
Imam Al-Wansyarisi, beliau menyebutkan bahwa Al-Imam Al-Lakhmi pernah ditanya
tentang suatu negeri yang di situ orang-orang Wahabiyyun membangun sebuah
masjid, “Bolehkan kita sholat di Masiid yang dibangun oleh orang-orang wahabi
itu?” Maka Imam Al-Lakhmi pun menjawab: “Firqoh Wahabiyyah adalah firqoh
yang sesat, yang masjidnya wajib untuk dihancurkan, karena mereka telah
menyelisihi kepada jalannya kaum mu’minin, dan telah membuat bid’ah yang sesat
dan wajib bagi kaum muslimin untuk mengusir mereka dari negeri-negeri kaum muslimin
“
(wajib kita ketahui bahwa Imam Al-Wansyarisi dan Imam Al-Lakhmi adalah
ulama ahlusunnah)
Dosen itu berkata lagi:
“Saya rasa kita sudah sepakat akan hal ini, bahwa tindakan kalian adalah
salah selama ini”
Kemudian Asy Syaikh
menjawab: ”Tunggu dulu, kita belum sepakat, lagipula diskusi kita ini baru
dimulai, dan perlu anda ketahui bahwasannya sangat banyak fatwa yang seperti
ini yang dikeluarkan oleh para ulama sebelum dan sesudah Al-Lakhmi, untuk itu
tolong anda sebutkan terlebih dahulu kitab yang menjadi rujukan kalian itu !”
Dosen itu berkata: ”Anda
ingin saya membacakannya dari fatwanya saja, atau saya mulai dari sampulnya?”
Asy Syaikh menjawab: ”Dari
sampul luarnya saja.”
Dosen itu kemudian
mengambil kitabnya dan membacakannya: ”Namanya adalah Kitab Al-Mi’yar, yang
dikarang oleh Ahmad bin Muhammad Al-Wansyarisi. Wafat pada tahun 914 H di kota
Fas, di Maroko.”
Kemudian Asy Syaikh
berkata kepada salah seorang penulis di sebelahnya: “Wahai syaikh, tolong
catat baik-baik, bahwa Imam Al-Wansyarisi wafat pada tahun 914 H. Kemudian
bisakah anda menghadirkan biografi Imam Al-Lakhmi??”
Dosen itu berkata: “Ya”
Kemudian dia berdiri
menuju salah satu rak perpustakaan, lalu dia membawakan satu juz dari salah
satu kitab-kitab yang mengumpulkan biografi ulama. Di dalam kitab tersebut
terdapat biografi Ali bin Muhammad Al-Lakhmi, seorang Mufti Andalusia dan
Afrika Utara.
Kemudian Asy Syaikh
berkata: “Kapan beliau wafat?”
Yang membaca kitab
menjawab: “Beliau wafat pada tahun 478 H“
Asy Syaikh berkata
kepada seorang penulis tadi: “Wahai syaikh tolong dicatat tahun wafatnya
Syaikh Al-Lakhmi” kemudian ditulis.
Lalu dengan tegasnya
Asy Syaikh berkata: “Wahai para syaikh, saya ingin bertanya kepada antum
semua, apakah mungkin ada ulama yang memfatwakan tentang kesesatan suatu kelompok
yang belum datang (lahir) ? Kecuali kalau dapat wahyu ?”
Mereka semua (para
dosen) menjawab: “Tentu tidak mungkin, Tolong perjelas lagi maksud anda!”
Asy syaikh berkata lagi:
“Bukankah wahabi yang kalian anggap sesat itu adalah dakwahnya yang dibawa
dan dibangun oleh Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab?”
Mereka berkata: “Siapa
lagi?”
Asy Syaikh berkata: “Coba
tolong perhatikan. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab lahir pada tahun 1115 H dan
wafat pada tahun 1206 H. Nah, ketika Al-Imam Al-Lakhmi berfatwa seperi itu,
jauh ratusan tahun lamanya sebelum syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab lahir, bahkan
sampai 22 generasi ke atas dari beliau sama belum ada yang lahir, apalagi
berdakwah. Bagaimana ini ?” (Merekapun terdiam beberapa saat)
Kemudian mereka
berkata: “Lalu sebenarnya siapa yang dimaksud Wahabi oleh Imam Al-Lakhmi
tersebut ? Mohon dielaskan dengan dalil yang memuaskan, kami ingin mengetahui
yang sebenarnya”
Asy Syaikh pun menjawab
dengan tenang: “Apakah anda memiliki kitab Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya,
yang ditulis oleh Al-Faradbil, seorang kebangsaan Francis ?”
Dosen itu berkata: “Ya
ini ada”
Asy Syaikh pun berkata:
“Coba tolong buka di huruf “wau”. maka dibukalah huruf tersebut dan
munculah sebuah judul yang tertulis “Wahabiyyah“. Kemudian Asy Syaikh menyuruh
kepada Dosen itu untuk membacakan tentang biografi firqoh wahabiyyah itu.
Dosen itu pun
membacakannya: ”Wahabi atau Wahabiyyah adalah sebuah sekte Khowarij
Abadhiyyah yang dicetuskan oleh Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum
Al-Khoriji Al-Abadhi. Orang ini telah banyak menghapus Syari’at Islam, dia
menghapus kewajiban menunaikan ibadah haji dan telah terjadi peperangan antara
dia dengan beberapa orang yang menentangnya. Dia wafat pada tahun 197 H di kota
Thorat di Afrika Utara. Penulis mengatakan bahwa firqoh ini dinamai dengan nama
pendirinya, dikarenakan memunculkan banyak perubahan dan dan keyakinan dalam
madzhabnya. Mereka sangat membenci Ahlussunnah”.
Setelah Dosen itu
membacakan kitabnya, Asy Syaikh berkata:
“Inilah Wahabi yang
dimaksud oleh Imam Al-Lakhmi, inilah wahabi yang telah memecah belah kaum
muslimin dan merekalah yang difatwakan oleh para ulama Andalusia dan Afrika
Utara sebagaimana yang telah kalian dapati sendiri dari kitab-kitab yang kalian
miliki. Adapun Dakwah yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang
didukung oleh Al-Imam Muhammad bin Su’ud -Rahimuhumallah-, maka dia
bertentangan dengan amalan dakwah Khowarij, karena dakwah beliau ini tegak diatas
kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih, dan
beliau menjauhkan semua yang bertentangan dengan keduanya, mereka mendakwahkan
tauhid, melarang berbuat syirik, mengajak umat kepada Sunnah dan menjauhinya
kepada bid ’ah, dan ini merupakan Manhaj Dakwahnya para Nabi dan Rasul.
Syubhat yang tersebar dinegeri-negeri Islam ini dipropagandakan oleh musuh-
musuh islam dan kaum muslimin dari kalangan penjajah dan selain mereka agar
terjadi perpecahan dalam barisan kaum muslimin.
Sesungguhnya telah diketahui bahwa dulu para penjajah menguasai kebanyakan
negeri-negeri islam pada waktu itu, dan saat itu adalah puncak dari kekuatan
mereka. Dan mereka tahu betul kenyataan pada perang salib bahwa musuh utama
mereka adalah kaum muslimin yang bebas dari noda yang pada waktu itu menamakan
dirinya dengan Salafiyyah. Belakangan mereka mendapatkan sebuah pakaian siap
pakai, maka mereka langsung menggunakan pakaian dakwah ini untuk membuat
manusia lari darinya dan memecah belah diantara kaum muslimin, karena yang
menjadi moto mereka adalah “Pecah Belahlah Mereka, Niscaya Kamu akan Memimpin
Mereka”
Sholahuddin Al-Ayubi tidaklah mengusir mereka keluar dari negeri Syam
secara sempurna kecuali setelah berakhirnya daulah Fathimiyyah Al-Ubaidiyyin di
Mesir, kemudian beliau (Sholahuddin mendatangkan para ulama ahlusunnah dari
Syam lalu mengutus mereka ke negeri Mesir, sehingga berubahlah negeri mesir
dari aqidah Syiah Bathiniyyah menuju kepada Aqidah Ahlusunnah yang terang dalam
hal dalil, amalan dan keyakinan”.
(silahkan lihat kitab Al Kamil Oleh Ibnu Atsir)
Sumber : http://abangdani.wordpress.com/2011/08/04/inilah-wahhabi-yang-dianggap-sesat-oleh-ulama-ulama-maroko
0 komentar:
Posting Komentar