إن الحمد ﷲ نحمده ونستعينه ونستغفره
ونعوذ باﷲ من شرور أنفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده ﷲ فلا مضل له ومن يضلل فلا
هادي له أشهد أن ﻻإله إﻻ ﷲ وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
فإن خيرالحديث كتابﷲ وخير الهدي هدي
محمدصلى ﷲ عليه وعلى اله وسلم وشراﻻمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
وكل ضلالة فنار
Menarik sekali,
sejumlah orang berusaha mengaitkan Najd yang disebutkan dalam sebuah hadits
dengan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Hadits
tersebut adalah sebagai berikut,
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang
berkata, telah menceritakan kepada kami Husain bin Hasan yang berkata, telah
menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata, Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ya Allah berilah keberkahan
kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan
juga Najd kami?”. Beliau bersabda, “di sana muncul kegoncangan dan
fitnah, dan di sanalah muncul tanduk setan” (HR. Al-Bukhari [2/33 no.1037]).
Alasan
pengaitan itu adalah, bahwa wilayah Najd terletak persis di sebelah timur kota
Madinah, posisi Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ketika bersabda.
Sedangkan Kufah (Irak), yang sering disebut oleh sejumlah ulama sebagai tafsir
dari Najd, dianggap tidak meyakinkan karena terlalu jauh melenceng dari arah
timur, tempat matahari terbit (matahari dipahami terbit di antara dua tanduk
setan). Perhatikanlah gambar di atas.
Maksud dari
pengaitan itu adalah untuk melemparkan fitnah, bahwa dakwah salaf yang kini
mendunia itu adalah dakwah yang mengandung fitnah, karena ia lahir dari wilayah
yang telah ditunjuk oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam sebagai
sumber fitnah.
Maka
persoalannya adalah: Di manakah sebenarnya Najd yang dimaksudkan di dalam
hadits di atas?
Menyatakan bahwa
hadits di atas dimaksudkan persis kepada wilayah Najd Hijaz (Arab Saudi) jelas
keliru, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam juga telah bersabda
dengan menggunakan istilah “timur” (masyrik) untuk posisi yang sama sekali
tidak persis timur, yaitu:
"Dajjal akan muncul ke bumi dari arah timur bernama
Khurasan." (HR. Tirmidzi dari Abu Bakar as-Siddiq).
Lihatlah peta,
Khurasan tidak segaris dengan Madinah dan Najd Hijaz, ternyata disebut juga
dari arah timur.
Dalam hal ini,
pendapat para ulama Saudi adalah yang paling tepat, bahwa timur (arah matahari
terbit) pada hadits di atas dapat merujuk kepada wilayah timur secara umum,
meliputi wilayah timur yang dekat (seperti Najd Hijaz tempat kelahiran Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab), pertengahan (seperti Irak), maupun yang jauh
(seperti Iran-Persia). Bagaimana pun, mereka adalah generasi ulama yang hidup
di akhir zaman.
Mereka telah
melihat sejarah kaum Muslimin selama lebih dari 14 abad dan melihat bagaimana
hadits-hadits Nabi Shallallahu alaihi wasallam mewujud satu demi satu
menuju titik perhentian terakhir. Dengan demikian pemahaman mereka terhadap
realitas atas umat ini jauh lebih baik daripada pemahaman generasi ulama
pendahulunya, sehingga logis pula jika pendapat mereka lebih akurat.
Wallahua’lam.
Adalah sangat
mungkin bahwa ketika para sahabat bertanya tentang Najd, yang mereka maksudkan
adalah memang Najd Hijaz. Akan tetapi Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab dengan jawaban yang lebih “mendalam,” yang maknanya terentang sejak
zaman para sahabat hingga akhir zaman. Wallahua’lam.
Di lain pihak,
tentu saja sangat tidak logis jika Iran (Persia) dikeluarkan dari negeri sumber
fitnah. Bagaimana mungkin negeri tempat keluarnya “datuknya” fitnah, fitnah
Dajjal, tidak dimasukkan ke dalam kandidat negeri Najd tersebut? Ia wajib dimasukkan!
Oleh karena itu, kini kita memiliki tiga kemungkinan wilayah Najd yang
dimaksudkan di dalam hadits di atas, yaitu Najd Hijaz, Irak, dan Iran.
Sesungguhnya
kita dapat mengetahui wilayah mana yang dimaksudkan di dalam hadits di atas
dengan memperhatikan batasan yang termuat di dalam hadits tersebut, yaitu
wilayah itu:
1.
Berada di
wilayah timur
2.
Melahirkan
fitnah
3.
Banyak
keguncangan / gempabumi
Batasan di atas
perlu disempurnakan dengan menambahkan satu batasan lagi, yaitu “tempat yang tinggi/dataran
tinggi,” karena menurut bahasa Arab, sebagaimana telah dijadikan rujukan oleh
para ulama ketika menafsirkan Najd, kata Najd berarti “semua tempat yang
tinggi.”
Dengan
demikian, batasan itu secara lengkap menjadi:
1.
Berada di
wilayah timur
2.
Melahirkan
fitnah
3.
Banyak
keguncangan / gempabumi
4.
Berada di
wilayah yang tinggi
Setelah
mendapatkan empat variabel pengujian di atas, kita masih perlu mendefinisikan
rentang waktu pengujian. Mengingat isu Najd ini dilontarkan untuk melemparkan
fitnah kepada dakwah manhaj salaf, maka rentang waktu pengujian adalah rentang
waktu ketika dakwah tersebut mulai bergema ke seluruh dunia, yaitu sejak awal
abad XX M hingga hari ini. Rentang waktu ini akan kita terapkan secara
konisisten pada ketiga kandidat Najd di atas.
Tanpa perlu
membuang-buang waktu marilah segera kita lakukan pengujian:
Najd Hijaz (di Arab Saudi)
o
Arah Tanduk
Setan, yang berarti Arah Sebelah Timur Madinah
Najd memang berada di sebelah timur Madinah, dengan demikian ia
memenuhi kriteria ini.
o
Tempat
Munculnya Fitnah
Fitnah yang terbesar adalah kesyirikan. Oleh karena itu kesyirikan
akan menjadi tolok ukur dari beratnya sebuah fitnah.
Pada kenyataannya, Arab Saudi adalah satu-satunya negara di dunia
saat ini yang paling konsisten dalam menjaga tauhid dan menghancurkan
kesyirikan. Setiap kesyirikan dan kemurtadan yang tertangkap oleh petugas yang
berwenang akan berkonsekuensi pada hukuman mati. Bukankah kita beberapa kali
mendengar, bahwa TKW asal Indonesia yang tertangkap membawa buntelan jimat akan
segera diproses untuk dihukum mati? Oleh karena itu, merupakan suatu kekeliruan
secara mutlak menyatakan Najd secara khusus atau Arab Saudi secara umum
merupakan tempat lahirnya fitnah, khususnya pada satu abad terakhir.
o
Gempabumi
Jika kita periksa data-data dari U.S. Geological Survey, kita tidak
menemukan data gempabumi yang termasuk “historic earthquakes” untuk Arab Saudi.
Oleh karena itu kami mencoba mencarinya melalui mesin pencari google untuk
data-data gempabumi yang beskala lebih kecil, dan ditemukan berita gempabumi
sebagai berikut:
19 May 2009, Western Saudi Arabia – 4,9 SR
Lokasinya adalah medan lava Al Harrat As-Shaqqah sebelah barat laut
Arab Saudi, sebelah timur pelabuhan Laut Merah Umm Lajj.
Penjelasan dari gempabumi tersebut datang hampir setahun kemudian
di dalam artikel berjudul, “Volcanic activity in Arabian Desert makes Case
for Increased Monitoring” (Aktivitas vulkanik di Gurun Arabia membuatnya
layak untuk ditingkatkan pengamatannya, diterbitkan oleh U.S. Geological Survey
pada 28 September 2010)
Dilaporkan, “Para ilmuwan dari U.S. geological Survey
bekerjasama dengan Saudi Geological Survey menyepakati bahwa aktivitas seismik
(yang terjadi setahun yang lalu) adalah konsisten dengan aktivitas vulkanik,
dan menggunakan gambar-gambar yang dihasilkan satelit untuk memastikannya.
Gambar-gambar oleh satelit menunjukkan bahwa permukaan bumi benar-benar
terangkat oleh magma yang bergerak di bawah permukaan tanah. Medan lava di Arab
Saudi diperkirakan masih berusia muda dalam skala geologi, dengan letusan yang
terkenal dekat Madinah terjadi pada 1256 M; suatu kejadian yang dianggap baru
jika dibandingkan dengan usia Bumi 4,6 milyar tahun. Walaupun umat manusia
belum pernah lagi menyaksikan aktivitas vulkanik di wilayah ini selama ratusan
tahun, para ilmuwan mengatakan kita jangan merasa terkejut (jika terjadi
letusan gunung api lagi).”
“Insiden (dua tahun yang lalu) mungkin telah dilupakan, kecuali
sebuah surat kabar Saudi minggu lalu menyebutkan peringatan dari Profesor Ali
Adnan Eshky dari Universitas King Abdul Aziz bahwa akan terjadi suatu ‘letusan
gunung api’ antara kota suci Mekkah dan Madinah kira-kira dua tahun mendatang.
Ia mendasarkan prediksinya berdasarkan laporan oleh US dan Saudi Geological
Survey.”
Kami mengira, wallahu’alam, gempa itu adalah sebuah sinyal
peringatan dini untuk sebuah kejadian penting yang akan terjadi di masa depan
yang dekat, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam dalam sabda beliau,
“Tidaklah setiap negeri melainkan Dajjal akan menginjakkan kakinya
di sana kecuali Mekkah dan Madinah. Dan tidaklah setiap pintu masuk kota
tersebut melainkan ada para malaikat yang berbaris menjaganya. Lalu Dajjal
singgah di Sapha, kemudian Madinah berguncang tiga kali dan melemparkan setiap orang
kafir dan munafik dari dalamnya menuju ke tempat Dajjal." (HR. Muslim
dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu).
Yang menarik, orang-orang kafir dan munafik akan pontang-panting
melarikan diri ke luar kota Madinah ketika terjadi gempa tersebut. Mengapa
demikian? Karena mereka bukanlah pengikut Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi
wasallam, sehingga mereka tidak mengetahui bahwa hal yang terbaik ketika
itu adalah justu tinggal di kota Madinah. Sedangkan jika mereka keluar kota
Madinah, mereka justru akan menjadi sasaran empuk fitnah Dajjal.
Di Arab Saudi terdapat sesar (fault line) yang dapat memicu
gempabumi, yaitu sesar Najd, yang membentang dari gurun di sebelah timur Mesir
hingga gurun di sebelah barat Arab Saudi. Hingga hari ini sesar tersebut masih
tertidur lelap. Mengapa demikian? Karena sesungguhnya aktif tidaknya sebuah
sesar, bahkan pergerakan setiap partikel yang ada di alam semesta ini, adalah
dengan ketetapan Allah. Sedangkan di antara Sifat-sifat Allah adalah Maha
Mensyukuri (As-Syakuur). Maka Allah membalas upaya (pemerintah) Saudi yang
teguh dalam memurnikan ajaran Islam, dengan menahan sesar Najd tersebut. Insya
Allah tidak akan terjadi bahaya sepanjang mereka tetap teguh di atas pemahaman
agama yang lurus dan bersih dari syirik dan bid’ah.
o
Dataran tinggi
Marilah kita periksa peta topografi Najd.
Di sebelah timur Madinah, terdapat dataran dengan ketinggian 500 -
1000 m. Marilah kita bermurah hati dengan mengatakan bahwa Najd memang memenuhi
kriteria ini, yaitu berada di dataran tinggi.
Kesimpulannya, dari keempat kriteria di atas, Najd Arab Saudi hanya
memenuhi dua kriteria.
Najd Irak
o
Arah Tanduk
Setan, yang berarti Arah Sebelah Timur Madinah
Kami membenarkan pendapat para ulama, bahwa Irak terletak di
sebelah timur Madinah, dengan pertimbangan Khurasan yang tidak persis berada di
sebelah timur Madinah juga disebut oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam
sebagai “dari timur.”
o
Munculnya
Fitnah
Pada satu abad terakhir, terjadi fitnah nasionalisme, baathisme,
pemberontakan suku Kurdi, perang Irak I, II, dan Perang Irak-Iran.
Apakah ini termasuk ke dalam kategori fitnah yang dimaksudkan dalam
hadits di atas? Mungkin ya, mungkin tidak, akan tetapi kurang meyakinkan karena
gemanya relatif tidak kuat di dunia Islam (bandingkan dengan isu Palestina,
misalnya). Wallahua’lam.
o
Gempabumi
U.S. Geological Survey tidak memiliki catatan “historic
earthquakes” untuk Irak. Oleh karena itu kami mencoba menelusurinya melalui
mesin pencari google. Pada umumnya gempabumi yang kerap terjadi adalah pada
wilayah-wilayah perbatasan Irak-Turki dan Irak-Iran, yang secara legal tidak
termasuk wilayah Irak.
Gempabumi yang secara khusus termasuk ke dalam wilayah Irak adalah:
28 Agustus 2008, gempabumi menerjang Irak selatan, 40 km ke arah
barat kota Amarah. Kantor berita Irak menyebutkan gempa berkeuatan 5,1 tetapi
U.S. Geological Survey menyebut angka 5,7.
18 Juli 2009, terjadi gempabumi di sebelah utara Irak berkekuatan
5,2 pada 20:32:27 waktu lokal.
Pada kriteria ini, Irak yang diperkirakan teritorialnya tidak jauh
berbeda dengan Irak dalam pemahaman generasi pertama kaum Muslimin, tidak dapat
dikategorikan sebagai wilayah yang sering terjadi guncangan (gempabumi) dalam
rentang waktu sejak awal abad XX M.
o
Dataran tinggi
Marilah kita periksa peta topografi Irak
Sebagian besar wilayah Irak merupakan dataran rendah kecuali pada
perbatasan dengan Iran di sebelah utara. Oleh karena itu Irak tidak memenuhi
kriteria untuk disebut sebagai wilayah dataran tinggi.
Kesimpulannya, dari keempat kriteria di atas, Najd Irak hanya
memenuhi dua kriteria.
Najd Iran
o
Arah Tanduk
Setan, yang berarti Arah Sebelah Timur Madinah
Posisi Iran (Persia) telah dikonfirmasi oleh hadits Nabi Shallallahu
'alaihi wasallam berikut ini, "Dajjal akan muncul ke bumi dari arah
timur bernama Khurasan." (HR. Tirmidzi dari Abu Bakar as-Siddiq radhiyallahu
‘anhu)
o
Munculnya
Fitnah
Seseorang di Iran (Persia) telah mengeluarkan ucapan sebagai
berikut:
“Sesungguhnya di antara keharusan madzhab kami, bahwa para imam
kami mempunyai posisi yang tidak dicapai oleh malaikat atau nabi dan rasul.
Berdasarkan kepastian yang ada pada kami tentang berbagai riwayat dan hadits,
maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para imam ‘Alaihimus Salaam
adalah cahaya sebelum alam ini diciptakan Allah.”
“Mohon pertolongan dan minta bantuan kepada orang yang meninggal
bukan syirik. Sebab syirik adalah mohon pertolongan dan meminta bantuan kepada
selain Allah dan meyakininya sebagai Allah. Jika tidak demikian, maka bukan
syirik. Karena itu, tidak ada perbedaan antara orang yang hidup dan orang yang
meninggal, hingga meskipun dia meminta keperluan kepada batu atau tanah liat,
padahal demikian itu adalah sia-sia dan batil. Dan kami mohon pertolongan dan
minta bantuan kepada arwah para nabi dan para imam karena Allah memberikan
kekuasaan dan kemampuan.”
Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,
إِن يَدْعُونَ مِن دُونِهِ إِلَّا إِنَاثًا وَإِن يَدْعُونَ
إِلَّا شَيْطَانًا مَّرِيدًا
“Yang mereka sembah selain Allah itu tak lain hanyalah inaatsan
(berhala), dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka” (QS. An-Nisaa’
: 117)
Allah menyebut aktivitas ibadah orang-orang musyrik Mekkah sebagai
menyembah berhala, sesembahan selain Allah tempat mereka memohon pertolongan;
padahal para penyembah berhala itu sama sekali tidak menganggap bahwa berhala
tersebut sebagai Allah. Berdasarkan fatwa orang yang kami kutip di atas,
orang-orang-orang musyrik Mekkah yang Allah sendiri telah menyatakan mereka
sebagai musyrik, penyembah berhala, bukan terkategori musyrik menurut pembuat
fatwa di atas!!!
Tahukah anda siapa yang mengucapkan kalimat-kalimat kufur di atas? Dia
adalah Khumaini!!! (Prof. Dr. Ali Ahmad As-Salus, Ensikplopedi Sunnah-Syiah,
Pustaka Al-Kautsar, Maret 2001, [hal.471])
Dalam hal ini berlaku pepatah, “Guru kencing berdiri, murid
kencing berlari.” Kalau imam besarnya saja sudah demikian rusak aqidahnya,
dapatkah anda membayangkan kerusakan yang disebarkan oleh para muridnya yang
berdakwah di negeri-negeri Muslim seperti negeri kita ini? Maka berhati-hatilah
terhadap mereka!
Dengan demikian, Iran (Persia) adalah wilayah sumber fitnah bagi
seluruh dunia Islam.
o
Gempabumi
U.S. Geological Survey memiliki catatan “historic earthquakes”
untuk Iran sebagai berikut (agar konsisten dalam rentang waktu, kami menghapus
data gempabumi sebelum tahun 1900):
1909 01 23 - Silakhor, Iran (Persia) - 7.3 Fatalities 6,000
1923 05 25 - Torbat-e Heydariyeh, Iran - 5.7 Fatalities 2,200
1929 05 01 - Koppeh Dagh, Iran (Persia) - 7.4 Fatalities 3,800
1930 05 06 - Salmas, Iran (Persia) - 7.2 Fatalities 2,500
1947 08 05 - Pasni, Iran - 7.3
1953 02 12 - Torud, Iran - 6.5 Fatalities 970
1957 07 02 - Mazandaran, Iran - 7.1 Fatalities 1,200
1957 12 13 - Sahneh, Iran - 7.1 Fatalities 1,130
1962 09 01 - Qazvin, Iran - 7.1 Fatalities 12,225
1965 02 10 - Bostanabad-e Bala, Iran - 5.1 Fatalities 20
1968 08 31 - Dasht-e Bayaz, Iran - 7.3 Fatalities 12,000
1972 04 10 - southern Iran - 7.1 Fatalities 5,054
1976 11 24 - Turkey-Iran border region - 7.3 Fatalities 5,000
1978 09 16 - Iran - 7.8 Fatalities 15,000
1981 06 11 - southern Iran - 6.9 Fatalities 3,000
1981 07 28 - southern Iran - 7.3 Fatalities 1,500
1990 06 20 - Western Iran - 7.4 Fatalities 50,000
1997 05 10 - Northern Iran - 7.3 Fatalities 1,567
1998 03 14 - Northern Iran - 6.6
2002 06 22 - Western Iran - 6.5 Fatalities 261
2003 08 21 - Southeastern Iran - 5.9
2003 12 26 - Southeastern Iran - 6.6 Fatalities 31,000
2004 05 28 - Northern Iran - 6.3 Fatalities 35
2005 02 22 - Central Iran - 6.4 Fatalities 612
2005 11 27 - Southern Iran - 6.0 Fatalities 13
2006 03 31 - Western Iran - 6.1 Fatalities 7
Jelas sekali, Iran (Persia) adalah sumber keguncangan (gempabumi).
Maka janganlah heran jika terjadi insiden Fukushima versi Iran!
o
Dataran tinggi
Marilah kita periksa peta topografi Iran (Persia). Iran jelas
merupakan wilayah berdataran tinggi. Dengan demikian, dengan sangat meyakinkan,
Iran (Persia) memenuhi semua kriteria ini.
Resume dari ketiga kemungkinan lokasi Najd dituangkan ke dalam
tabel berikut ini.
|
Najd Arab Saudi
|
Najd Irak
|
Najd Iran
|
Arah
Sebelah Timur
|
√
|
√
|
√
|
Munculnya
Fitnah
|
---
|
kurang
meyakinkan
|
√
|
Gempa
Bumi
|
---
|
---
|
√
|
Dataran
Tinggi
|
√
|
---
|
√
|
Ternyata, dari ketiga
kandidat Najd, hanya Iran (Persia) yang secara telak memenuhi kriteria ini.
Dengan demikian, Iranlah yang dimaksudkan pada hadits di atas, khususnya pada
zaman kita hidup ini. Wallahua’lam.
Di masa lalu,
ketika nabi palsu Musailamah al-Kadzab muncul di wilayah Najd Hijaz, barangkali
wilayah itu memang kerap terjadi gempa, sehingga memenuhi semua kriteria pada
hadits di atas. Akan tetapi, kami tidak memiliki sarana untuk membuktikannya.
Wallahua’lam.
Di masa kini,
dengan berputarnya waktu, posisi “timur” tersebut telah bergesar sesuai
zamannya. Bagaimana mungkin Musailamah al-Kadzab dimasukkan ke dalam sumber
fitnah yang dikaitkan dengan wilayah tempat asalnya, sedangkan ia hanya satu
dari sekitar 30 nabi palsu yang sebagiannya muncul di tempat-tempat yang sangat
jauh dari Hijaz (seperti Mirza Gulam Ahmad muncul di anak benua India serta
nabi-nabi palsu di negeri kita ini), sementara “mbahnya” Musailamah ada di Iran
(Persia) dalam wujud Dajjal yang akan muncul tak lama lagi, lalu kita
mengabaikan Iran (Persia)?
Iran (Persia)
adalah negeri yang sangat kondusif bagi tempat bermainnya Dajjal. Itulah
sebabnya selain hadits yang telah disebutkan di atas (mengenai Khurasan),
terdapat juga hadits lainnya yang juga menyangkut hubungan khusus antara Dajjal
dan Iran (Persia), yaitu, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Dajjal akan diikuti oleh 70.000 Yahudi dari kota Isfahan,
mereka memakai Al-Tayalisah." (HR. Muslim
dari Anas bin Malik)
Sebagaimana
diketahui, Iran adalah pusat komunitas Yahudi terbesar di Timur Tengah di luar
Israel, khususnya di kota-kota Teheran, Isfahan, dan Shiraz. Komunitas Yahudi
mendapat alokasi satu kursi di Parlemen Iran. Hubungan komunitas Yahudi yang
tinggal di Israel dan Iran sangatlah erat. Komunitas Yahudi Iran dapat datang
dan pergi secara bebas ke Israel.
Daya tarik Iran bagi Yahudi (Wikipedia: Persian Jews)
“Hampir setiap kota di Iran mempunyai daya tarik Yahudi, berupa
makam atau situs bersejarah. Yang terkenal di antaranya adalah Esther dan
Mordechai dan Habakkuk di Hamedan, makam Nabi Daniel di Susa, dan mausoleum
‘Peighambariyeh’ (tempat para nabi) di Qazvin.
Juga terdapat makam-makam beberapa ulama Yahudi yang terkemuka
seperti Harav Ohr Shraga di Yazd dan Hakham Mullah Moshe Halevi di Kashan, yang
juga dikunjungi kaum Muslim (baca: kaum Syi’ah) Iran.”
Wallahua’lam
0 komentar:
Posting Komentar